Masjid Jami' Indrapuri, Aceh - Islami Pedia
News Update
Loading...

Wednesday, July 15, 2020

Masjid Jami' Indrapuri, Aceh

Masjid Jami? Indrapuri pada mulanya merupakan sebuah bangunan candi yang dibangun dalam abad ke 12 Miladiyah dan diperkirakan dialih fungsi menjadi masjid dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

Masjid Jami? Indrapuri, Masjid tua yg diduga dibangun pada atas bekas sebuah candi, waktu masyarakat pada sekitar daerah tersebut telah memeluk kepercayaan Islam. Masjid tua yang masih dijaga dengan baik hingga kini dan masih berfungsi dan dimanfaatkan sang kaum muslimin pada Indrapuri. Selain menjadi kebanggaan muslim Indrapuri, masjid tua ini jua suda menjadi bangunan tua yang dilindungi Undang undang.

Kini masjid Jami? Indrapuri selalu ramai oleh jemaah. Di bulan kudus Ramadhan masjid ini senantiasa masuk dalam agenda tujuan safari Ramadhan para petinggi kabupaten juga provinsi, yang ingin bersilaturrahmi menggunakan warga nya. Kendatipun ukurannya relatif kecil dan letaknya tidaklah di ibukota kabupaten apalagi ibukota provinsi.

Lokasi Masjid Jami? Indrapuri

Masjid Indrapuri berada di berlokasi di poros jalan Banda Aceh-Medan, masuk ke dalam Desa Indrapuri pasar, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Tak sulit menjangkau Masjid Indrapuri. Dari Banda Aceh, Anda bisa menyewa mobil travel menuju masjid yang atapnya berseng hijau.

Masjid Jami' Indrapuri

Desa Indra Puri, Kecamatan Indrapuri

Kabupaten Aceh Besar, Aceh 23373

Koordinat : 5°24'55"N   95°26'47"E

Sejarah Masjid Jami? Indrapuri

Masjid Jami’ Indrapuri pada mulanya merupakan sebuah bangunan candi yang dibangun pada abad ke 12M di kerajaan Indrapuri. Jauh sebelum berdirinya Kesultanan Aceh darussalam di abad ke 15M.  Sultan pertama Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah dinobatkan sebagai Sultan pada   hari Ahad, 1 Jumadil awal 913H atau pada tanggal8 September1507. Pengaruh Kesultanan Aceh menyebar di pulau Sumatera hingga ke wilayah semenanjung Malaya.

Manakala Islam kemudian masuk ke wilayah Indrapuri dan kemudian mengubah peradaban disana ke peradaban Islam, fungsi candi Indrapuri pun kemudian berubah menjadi sebuah masjid. Konon perubahan itu terjadi semasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda berkuasa di Kesultanan Aceh Darussalam tahun 1607M hingga 1636M.Sultan Iskandar Muda juga lah yang kemudian membangun masjid Indrapuri menggantikan Candi di lokasi tersebut.

Masjid Jami Indrapuri, dibangun dibekas sebuah kuil pada dalam benteng yg kokoh.

Hal tadi sejalan dengan penjelasan Kepala Seksi Pelestarian & Pemanfaatan BP3 Aceh, Dahlia, bahwa masjid berkonstruksi kayu ini didirikan di atas reruntuhan bangunan benteng yang diperkirakan bekas peninggalan Hindu yang pernah dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan pada masa pendudukan Portugis dan Belanda. Setelah Islam masuk dan berkembang pesat di Aceh, benteng yang seluruh tempat peribadatan Hindu, dindingnya dihancurkan dan digantikan dengan masjid. Begitu jua menggunakan ornamen asli penghias bangunan pada, ditutup plester mengingat ajaran Islam melarang adanya penggambaran makhluk bernyawa. Hal senada tentang sejarah Masjid ini jua disampaikan oelh Rektor UIN Lampung, Prof Dr Musa Said dalam ceramah tarawihnya pada masjid ini di bulan Ramadhan (agustus) 2009 yang kemudian.

Kenyataan tersebut membantah pendapat yang mengatakan bahwa masjid Jami’ Indrapuri lebih tua dari Masjid Agung Demak, mengingat bahwa Sultan pertama Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah baru dinobatkan sebagai Sultan tahun 1507. Kemudian Sultan Iskandar Muda sendiri berkuasa di Kesultanan Aceh tahun tahun 1607M hingga 1636M. Jauh lebih muda dari usia Masjid Agung Demak yang berdiri tahun 1477. Lain halnya bila ternyata bahwa masjid Jami’ Indrapuri ini dibangun di masa kekuasaan Samudera Pasai (1267-1521) yang merupakan kerajaan Islam Pertama di Indonesia.

Sultan Muhammad Daud Syah

Memang relatif sulit menentukan tahun berdirinya Masjid Indrapuri ini menggunakan niscaya, lantaran ketiadaan catatan tahun pendirian masjid yang dijumpai pada lokasi tadi dalam bentuk prasasti ataupun plakat pendirian sebagaimana kita jumpai di beberapa masjid masjid tua tanah air.

Peristiwa penting terakhir yang berlangsung di Masjid Jami’ Indrapuri adalah pelantikan Muhammad Daud Syah sebagai SultanAceh ke 35 pada tahun 1874. pelantikan itu juga menjadikan Indrapuri sebagai ibukota Kesultanan Aceh, Namun hal itu tak berlangsung lama karena Sultan Muhammad Daud Syah menjadi SultanAceh terahir setelah beliau ditangkap oleh Belanda tanggal 10 Januari 1903 kemudian diasingkan ke Ambon lalu dipindahkan ke Batavia sampai wafatnya pada tanggal  6 Februari 1939.

Dari sudut ini terlihat kentara 4 tembok benteng yang mengelilingi Masjid Indrapuri

Sekilas Kerajaan Indrapuri

Menurut penuturan Imam besar Masjid Jami? Indrapuri, Tengku Imam Syafi?I (65thn) pada waspada medan, Indrapuri adalah kerajaan yg didirikan oleh ummat Hindu pada Aceh. Kerajaan ini berawal menurut saudara termuda perempuan Putra Harsha dari India yg suaminya terbunuh pada peperangan yang dilancarkan oleh bangsa Huna pada tahun 604 M kemudian melarikan diri dari kerajaannya ke Aceh. Sesampainya di Aceh, adik wanita Putra Harsha ini mendirikan kerajaan yg diduga & besar kemungkinan adalah Indrapuri sekarang.

Hal ini didasari fakta bahwa pada dekat Indrapuri masih ada perkampungan orang Hindu, yaitu di Kampung Tanoh Abei. Di sini pula poly dijumpai kuburan orang Hindu. Selain mendirikan kerajaan, ummat Hindu kala itu juga mendirikan Candi diberi nama Indrapuri, yg adalah Kuta Ratu. Selain itu, beliau jua mendirikan Kerajaan Indrapatra di Ladong, disekitar Pelabuhan Malahayati.

Struktur Masjid Indrapuri seluruhnya berdasarkan kayu beratap seng. Tidak terdapat dinding selain tembok benteng yg mengelilinginya.

Bekas Candi masih terlihat pada tapak sekeliling Masjid. Menurut Prof. H. Ali Hasjmy(alm), diperkirakan keseluruhan tapak/bekas Candi tersebut hampir sama besarnya dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Profesor Ali Hasjmy menambahkan, bila bangunan ini digali diperkirakan patung-patung Hindu banyak terdapat di dalamnya. Bahkan menurut Yunus Djamil, dalam bukunya Tawarich Raja-raja Kerajaan Aceh menyebutkan, Indrapuri merupakan bagian Kerajaan Hindu Indrapurwa, termasuk Indrapatra dan Indrapurwa.

Arsitektur Masjid Indrapuri

Masjid Tua Indrapuri menempati areal tanah seluas 33.875 meter, Masjid berkonstruksi kayu didirikan di atas reruntuhan bangunan berkonstruksi batu berspesi kapur dan tanah liat yang pernah difungsikan menjadi benteng pertahanan dalam ketika pendudukan Portugis dan Belanda di Aceh.

Interior Masjid Jami Indrapuri penguasaan bahan kayu membuat pemandangan klasik spesial Nusantara yang sangat kental.

Dinding benteng yang pula berfungsi sebagai pondasi masjid berdenah persegi empat, berdiri di atas tanah seluas 4.447 meter. Bangunan ini berundak empat dan pada setiap undakannya memiliki dinding keliling sekaligus jadi pembatas laman. Kaki dan zenit dinding benteng dilengkapi oyif, yaitu bidang sisi genta.

Masjid Kuno Indrapuri berdenah bujursangkar berukuran 18,80 m x 18,80 m dengan tinggi bangunan 11,65 m. Bangunan ini dikelilingi oleh tembok undakan keempat setinggi 1,48 m. Pintu masuk terletak di sebelah timur, dan untuk mencapainya harus melalui pelataran yang merupakan halaman luar masjid. Di atas halaman kedua terdapat bak penampungan air hujan, yang juga berfungsi untuk mensucikan diri.

Tembok benteng yg berlapis dicermati menurut atas, menghasilkan teras teras di sekeliling bangunan masjid.

Bentuk masjid ini merupakan deretan mesjid & benteng. Pagar tembok tebal dan tinggi mengelilingi masjid. Hanya ada satu jalan masuk menuju masjid, yaitu jalan depan. Melewati tembok pertama, adalah loka parkir, loka wudhu? Dan sekretariat remaja mesjid. Dari lokasi sini, masjid hanya nampak sedikit karena terhalang tembok kedua yang agak tinggi.

Menaiki tangga menuju ke tembok kedua, pada sana terdapat sebuah bangunan mini yang dibawahnya ada kolam air tempat mencuci kaki, sebelum masuk ke masjid, jemaah masjid memasukkan kakinya terlebih dahulu ke pada kolam itu sehingga masuk ke pada mesjid dalam keadaan benar sahih higienis. Luas laman pada pagar ke 2 ini kurang lebih 10 meter mengelilingin mesjid. Tembok tebal sekitar 1 meter mengelilingi masjid. Hanya ada satu jalan masuk, yaitu pada hadapan kolam tadi.

Mihrab & mimbar pada Masjid Indrapuri

Tembok ketiga masih belum masuk ke dalam masjid, akan tetapi berupa page 4 meter yg mengelilingi mesjid. Halaman ini, sama dengan tembok kedua tersebut jua dibatasi dengan tembok lainnya. Dan, diseberang tembok tersebut berdiri mesjid bersejarah Masjid Jami? Indrapuri.

Kayu-kayu akbar kekar menompang atap mesjid, Atap masjid ini terdiri berdasarkan Atap limas bersusun 3., menggunakan seng sebagai epilog. Secara keseluruhan Masjid Jami? Indrapuri di topang oleh 36 tiang kayu, masing masing 6 tiang dalam 6 jejeran. Jarak antar tiang kira kira 2 shaf shalat. Tidak ada dinding, yang terdapat adalah tembok setinggi 1 ? M yg mengelilingi masjid. Tembok yg nir eksklusif melekat pada kayu sebelah luar mesjid. Mesjid benar-sahih sebagai sebuah bangun tersendiri di atas lantai yang tidak mempunyai dinding.

Benteng dan masjid Indrapuri sebagai peninggalan sejarah

Mimbar masjid ini berupa tangga setiggi tiga anak tangga, dilengkapi menggunakan mimbar dari papan berbentuk 1/2 bundar. Sebagaimana masjid masjid tua pada Indonesia, masjid Jami? Indrapuri jua nir memiliki menara. Pengeras suara masjid diletakkan pada bawah atap limas paling atas, pengeras bunyi yg lebih kecil dipasang di pada masjid. Ada enam kipas angin akbar yang beredar di pada mesjid dan satu kipas angin kecil di tiang dekat imam. Sebuah jam klasik tergantung di tiang depan dekat mimbar. Di sudut kanan depan terdapat beberapa lemari, tempat inventaris masjid. Sebuah papan bertuliskan kaligarfi tergantung di depan mihrab.

Arsittektur masjid yg terbuka ini membuahkan suasananya terasa dekat dengan alam saat berada di masjid tua itu. Selain itu lantaran masjid ini dibangun diketinggian membuat angin semilir menusuk berdasarkan setiap sudut masjid plus tingkahan sedikit riak sungai Krueng Inong yang tak jauh menurut lokasi masjid.

Upaya Pelestarian

Kini untuk menyelamatkan dan melestarikan peninggalan sejarah dan purbakala, Pemkab Aceh Besar sejak beberapa tahun lalu sudah memasang papan pengumuman dan imbauan di areal komplek bangunan Masjid Lama Indrapuri berbunyi: ‘Dilarang merusak mengambil atau memindahkan. Dilarang mengubah bentuk dan memisahkan keadaan atau kesatuan benda cagar budaya yang berada di dalam situs dan lingkungannya (Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1992). Barang siapa yang melanggar larangan ini akan dikenakan sanksi pidana (Pasal 26 Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun 1992).

Foto foto Masjid Jami? Indrapuri

Walaupun ukuran masjid ini tidak terlalu besar, namun memiliki pelataran yang cukup luas untuk menampung jemaah yang tak tertampung di dalam masjid.
Tembok Benteng Masjid Indrapuri sempat menjadi benteng pertahanan pasukan Aceh melawan Portugis dan Belanda
Diantara pohon kelapa

------------------------------------------------------------------

Follow & Like akun Instagram kami di@masjidinfo dan@masjidinfo.id

🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.

----------------------------------------------------------------

Referensi

Waspadamedan-Candi Menjadi Masjid Jamik Indrapuri

Siarmasjid-Masjid Indrapuri Aceh Besar Bekas Benteng

Arrulhuljadid86-Masjid Indrapuri Dulu Kuil Hindu

Wikipedia-Muhammad Dauh Syah dari Aceh

Serambinews.com- Safari ‘Meuramien’ di Masjid Tuha Indrapuri

Sehatihsan-Pluralisme di rumah tuhan : shalat jumat di masjid Indrapuri

Munhasry-Masjid Indrapuri

--------------------------

Baca juga artikel masjid masjid di Aceh lainnya

Masjid Agung Al-Makmur Lampriet

Masjid Rahmatullah Lampu’uk, Lhoknga

Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh

Islamic Centre Lhokseumawe (bagian II)

Islamic Centre Lhokseumawe (bagian I)

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (Bagian I) &(Bagian II)

Masjid Jami' Indrapuri Aceh Masjid Agung Baitul Ma’mur Meulaboh Aceh Barat )

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done