Masjid Besar Kauman Semarang - Islami Pedia
News Update
Loading...

Wednesday, July 15, 2020

Masjid Besar Kauman Semarang

Masjid Besar Kauman Semarang

Resminya masjid ini bernama Masjid Agung Semarang sinkron dengan nama yang tertulis pada gerbang Masjid dan tertulis di fasad depan masjid. Tulisan dengan aksara arab relatif besar , namun rakyat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Besar Kauman Semarang. Nama Masjid Agung Semarang malah menjadi ambigu menggunakan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang jua tak jarang disebut menjadi Masjid Agung Semarang.

Lokasi Masjid Besar Kauman Semarang

Masjid Besar Kauman Semarang tadinya berdiri megah di depan alun alun kota Semarang. Namun kemudian sejak tahun 1938 alun alun tersebut beralih fungsi menjadi kawasan komersil. Masjid Besar Kauman Semarang kini terjepit diantara bangunan bangunan tinggi yg mengepungnya. Masjid ini beralamat pada Jl. Alun-alun Barat 71. Semarang.

Sejarah Masjid Besar Kauman Semarang

Menurut inskripsi berbahasa dan berhurup jawa yg terpatri di batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk ke Masjid Besar Kauman Semarang, masjid ini dibangun dalam tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749M. Lengkapnya inskripsi tadi berbunyi seperti berikut :

?Pemut kala penjenengane Kanjeng Tuwan Nikolas Harting hedelir gopennar dan sarta Direktur hing tanah Jawi gennipun kangjeng Kyahi Dipati Suradimanggala hayasa sahega dadosse masjid puniki kala Hijrat 1170?

Dalam bahasa Indonesia nya :

?Tanda peringatan saat kanjeng Tuan Nicoolass Hartingh, Gubernur dan Direktur tanah Jawa pada waktu Kanjeng Kyai Adipati Suramanggala membentuk sampai jadinya masjid ini pada tahun 1170 Hijrah?

Masjid Besar Kauman Semarang (wisatasemarang)

Masih ada tiga inskripsi lain di masjid ini yang dibuat dalam bahasa melayu dan bahasa Belanda dalam hurup latin dan inskripsi berbahasa dan beraksara arab, yang dipatrikan di lokasi yang sama.  Yang isinya sama dengan yang sudah disebutkan di atas.

Nicoolass Hartingh adalah tokoh utama penggerak lahirnya perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang memecah wilayah Kesultanan Mataram atau dikenal dengan Palihan Nagari menjadi wilayah kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat berpusat di Yokyakarta dan Kasunanan Surakarta. Atas jasanya Nicoolas Hartingh kemudian dihadiahi rumah dinas oleh pemerintah penjajahan Belanda (VOC) di daerah tugu muda dengan nama De Vredestein atau Wisma Perdamaian. Tahun 1998 setelah dipugar, Wisma Perdamaian tersebut menjadi gedung pertemuan pejabat negara dengan Gubernur Jawa  Tengah.

Masjid Besar Kauman Semarang tahun 1953

Masjid Besar Kauman Semarang ini yang sekarang masih berdiri kokoh adalah bangunan yg didirkan oleh Adipati Suradimanggala (Kiai Terboyo) menggantikan masjid usang yang rusak parah akibat kebakaran selama geger pecinan pada Semarang tahun 1741. Lokasi masjid usang ini berada pada sebelah timur alun alun diseberang barat kali Semarang.

Masjid besar Kauman Semarang ini juga dikaitkan dengan ulama akbar dari Arab, yang bernama Maulana Ibnu Abdulsalim atau lebih dikenal dengan sebutan Kyai Pandan Arang. Masjid tua ini pernah dipugar dalam masa penjajahan, pada tahun 1889. Ditangani seseorang arsitek Belanda bernama Gakampiyan.

Harian Kompas Minggu, 24 Juni 2001, menemukan tektonika di masjid Besar Kauman

Arsitektur Masjid Besar Kauman

Arsitektur Masjid Besar Kauman Semarang ini tak jarang dianggap dengan konsep tektonika. Sistem yg seperti dengan struktur tumpang pada bangunan tumpang berpenyangga berpilar 5 pada bangunan bangunan pra Islam pada tanah Jawa. Menurut Ir. Totok Roesmanto, diterapkannya sistem tektonik pada pembangunan Masjid Besar Kauman Semarang ini bukan memakai soko guru layaknya Masjid Agung Demak, menunjukkan ketidakmampuan ahli bangunan Belanda pada masa itu mencerna pelaksanaan sistem konstruksi brunjung empyak pada bangunan tajuk tradisional.

Penggunaan sistem tektonik ini menunjuk pada struktur bangunan yang rigid. Empat sokoguru digantikan dengan pilar pilar bata penopang rangkaian pilar & balok kayu di atasnya. Pada rangkaian bangunan ini jua dikenal sistem dhingklik yang menopang pilar pilar balok kayu yg lebih kecil pada atasnya & bntuk bangunan itu dan seterusnya.

Harian Kompas Minggu, 24 Juni 2001, menemukan tektonika di masjid Besar Kauman

Sejak tahun pendirian Masjid Besar Kauman Semarang ini, membuahkan Masjid Kauman Semarang menjadi masjid pertama pada Jawa yang bercitra tradisional, tetapi memakai konstruksi terbaru. Karya demikian dikenal menggunakan sebutan arsitektur masjid terbaru tradisionalistik.

Secara keseluruhan masjid kauman ini mencirikan bangunan tradisional Jawa. Dengan atap limas besusun 3 tanpa empat sokoguru, dan tanpa menara. Masjid aslinya sendiri sekarang cukup sulit buat dipandang karena sudah tertutup oleh bangunan masjid baru dibagian depan masjid orisinil ditambah dengan himpitan gedung gedung disekitarnya.Aslinya masjid ini beratap seng, sekarang sudah diganti menggunakan genteng beton. Sebuah menara yg relatif tinggi jua telah sebagai pelengkap bagi Masjid Besar Kauman Semarang ini. Tampakan depan nya telah jauh lebih terkini tanpa kehilangan keaslian bangunan aslinya.

Masjid Besar Kauman Semarang dengan latar depan Alun Alun Kota Semarang, tahun 1935 (oblo.web.id). Alun alun kota Semarang sendiri sudah beralih fungsi sejak tahun 1938 kini sudah penuh sesak menjadi kawasan pertokoan, Pasar Yaik, Pasar Johar, gedung BPD dan Hotel Metro.

Tradisi Ramadhan di Masjid Besar Kauman Semarang

Selama bulan ramadhan pada Masjid Kauman, usai shalat dzuhur sampai menjelang ashar, selalu dipenuhi poly orang. Mereka mendengarkan pengajian Al Qur'an yang dipimpin sang seseorang ulama yang sanggup menghafal Al Qur'an diluar kepala atau dikenal menggunakan sebutan Al Hafiz.

Sepanjang sejarah, Masjid Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim dari banyak sekali penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar, Semarang. Selama bulan ramadhan usai sholat dzuhur, ratusan umat muslim memadati serambi masjid, guna mengikuti fadillah atau pengajian Al qur'an yang dipimpin oleh Kyai Haji Ahmad Najib, seseorang ulama Semarang, yg sanggup menghafal Al Qur'an diluar kepala, atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz. Selain hafal Al Qur'an, Al Hafiz jua bisa menafsirkan inti dari setiap istilah dan ayat Al Qur'an, yg disampaikan dalam bahasa Jawa.

Foto Lama Masjid Besar Kauman Semarang (wisatanesia,com)

Prosesi Pawai Dugderan

Prosesi pawai dugderan merupakan pawai menyambut bulan Suci Ramadhan. Pawai ini kini digabungkan kegiatannya beserta sama 3 masjid utama kota Semarang, yakni Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman, Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, & Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Dalam pawai dugderan direncanakan merogoh 2 garis start, di Masjid Kauman yang dipimpin Wali Kota Semarang dan Masjid Baiturrahman yg dipimpin Gubernur Jateng. Kedua rombongan pawai yang berangkat berdasarkan 2 masjid tidak selaras kemudian dipertemukan Jl Ahmad Yani. Selanjutnya berangkat beserta-sama menuju MAJT. Pada awalnya pawai dugderan berangkat dari halaman Balai Kota menuju Masjid Kauman. Namun beberapa tahun terakhir, rute pawai diteruskan hingga ke MAJT.

Di dalam Masjid Besar Kauman Semarang

Perubahan konsep itu juga meliputi lokasi pasar malam yg selalu menyertai tradisi dugderan yang mempunyai ikon unik, yakni karakter warak ngendhog. Pasar malam dugderan ini dari tahun 2008 ditempatkan pada kurang lebih MAJT. Sementara tahun-tahun sebelumnya selalu di kurang lebih Masjid Kauman. Upaya pengembangan pawai dugderan ini buat lebih menyemarakkan kegiatan tradisi budaya yg telah ada sejak usang. [updated 18 April 2016]

Foto Foto Masjid Besar Kauman Semarang

Menara Masjid Besar Kauman Semarang
Tampak Depan Masjid Besar Kauman Semarang (seputarsemarang)
Gerbang Masjid (infotempat.com)
Gerbang, Atap dan Menara

Referensi

Harian Kompas Minggu, 24 Juni 2001, menemukan tektonika di masjid Besar Kauman

Indosiar.com-Hafalan Alqur’an di Masjid Kauman

Semarang.go .id-Masjid Besar Kauman

Suaramerdeka.com-Tiga Masjid Besar Terlibat

-----------------------oooOOOoo-----------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Jawa Tengah Lainnya

Masjid Besar Kauman Semarang

Masjid Saka Tunggal Masjid Tertua pada Indonesia

Masjid Mantingan - Jepara

Masjid Menara Kudus Simbol Toleransi Penuh Daya Pikat

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done