Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (Bagian I) - Islami Pedia
News Update
Loading...

Thursday, July 16, 2020

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (Bagian I)

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang,

Bagian depan adalah bundaran air mancur, titik nol kota Palembang

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang ini dapat dijadikan model konservasi bangunan antik peninggalan kejayaan masa lalu tetapi permanen mengakomodir kebutuhan ummat masa sekarang. Bangunan asli Masjid ini permanen dipertahankan dalam bentuk aslinya. Sementara kebutuhan ummat akan masjid yg lebih luas diakomodir menggunakan menambahkan bangunan baru bernuansa senada, tetapi lebih terbaru & terhubung pribadi dengan bangunan orisinil.

Usia nya yang sudah lebih menurut 2 abad justru menjadikan masjid ini begitu berkharisma & dicintai. Berkunjung & sholat di bagian orisinil Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II ini sedikit mengobati kerinduan akan kejayaan kesultanan Palembang di masa lalu. Masjid ini juga menjadi keliru satu bangunan bersejarah yang tersisa menurut penghancuran akbar besaran peninggalan Sultan sang pemerintah kolonial Belanda.

Bangunan masjid tua Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang (panoramio)

Lokasi Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II masuk dalam wilayah Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Tepat berada di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, gerbang utama Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II berhadapan langsung dengan Bundaran air mancur yang menjadi titik nol Kilometer Kota Palembang.

Dari arah Bandara (di bagian utara kota) menuju ke Jembatan Ampera anda harus berputar di bundaran air mancur ini ke arah Jalan Merdeka sebelum masuk ke halaman Masjid Agung dari Gerbang barat. Sementara dari arah selatan, anda dapat melihat keindahan bangunan masjid kebanggaan warga Palembang dan Sumatera Selatan ini dari atas Jembatan Ampera, jembatan yang diabadikan di lambang provinsi Sumatera Selatan sekaligus landmark Kota Palembang. Letak Masjid yang berada di pusat kota ini sangat memudahkan untuk menemukan dan mencapainya, sekalipun bagi mereka yang pertama kali berkunjung ke ibukota Sriwijaya di masa lalu ini.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Jl Cik Agus Kiemas No 1 Palembang

Telp 0711-319767, 0711-350332, & 0711-356233

Fax 0711-350332

Lihat Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II di peta

Nama Masjid

Pemberian nama masjid ini merupakan penghormatan dan untuk mengenang jasa jasa Sultan Mahmud Badaruddin II yang begitu gigih melawan pasukan Inggris dan Belanda sampai ahirnya beliau di asingkan ke Ternate, Provinsi Maluku Utara hingga wafat dan dimakamkan disana. Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di Kesultanan Palembang Darussalam tahun 1803 hingga tahun 1821.

Lukisan Wajah Sultan Mahmud Badaruddin II di Mata Uang

Republik Indonesia nominal Rp. 10.000.

Lahir di Palembang tahun 1767 dengan Nama Raden Hasan Pangeran Ratu merupakan putra dari Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803). Wafat di Ternate tanggal 26 September 1852. Pemerintah Republik Indonesia memberikan kehormatan kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional, bahkan foto beliau di abadikan dalam uang kertas Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Status Masjid

Pada awalnya masjid ini merupakan masjid Kesultanan Palembang Darussalam. Sehingga masyarakat terbiasa menyebutnya sebagai Masjid Sultan. Kemudian berubah menjadi Masjid Agung Palembang, dan setelah perluasan besar besaran tahun 2003 Masjid ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Masjid Nasional. Status Masjid Agung Palembang sendiri kemudian di alihkan ke Masjid Al Fathul Akbar di kawasan Jakabaring.

Sejarah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II  didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo. Peletakan batu pertama pendiri Mesjid Agung pada 1 Jumadil Akhir 1151 H (1738 M) berlokasi di belakang Benteng Kuto Besak, didalam komplek keraton Kesultanan Palembang Darussalam yang dikelilingi oleh Sungai Musi, Sungai Sekanak, Sungai Tengkuruk, dan Sungai Kapuran. Sungai Kapuran dan Sungai Tengkuruk kemudian di timbun oleh pemerintah Penjajahan Belanda.

Masjid Agung SMB II, masih pada bentuk asli sebelum perluasan

masih terlihat teras bergaya eropa pada masing masing sisi masjid

Pembangunan Masjid ini terselesaikan dan diresmikan dalam tanggal 28 Jumadil awal 1161H atau 26 Mei 1748 M. Sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini dalam awalnya nir mempunyai menara, ukuran bangunan mesjid ketika pertama dibangun berukuran 30 x 36 meter atau seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah, menjadikannya menjadi bangunan masjid terbesar pada Nusantara dalam saat itu.

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) dibangun menara di sebelah barat, terpisah menurut bangunan masjid. Bentuk menaranya seperti menara bangunan kelenteng dengan bentuk atap berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara masih ada teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.

Tahun 1848 diadakan pemugaran Masjid Sultan dilakukan oleh pemerintah Penjajahan Belanda sesudah terjadi perang akbar tahun 1819 dan 1821. Menara orisinil menggunakan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan hanya atapnya yang berganti atap sirap & penambahan tinggi menara yang dilengkapi dengan beranda melingkar. Diadakan perubahan bentuk gerbang serambi masuk menurut bentuk tradisional menjadi bentuk Dorik.

Foto tahun 1867 memberitahuakn masjid Agung SMB II dengan

bentuk yg sama dengan foto sebelumnya

Pada tahun 1879 sudah diadakan perubahan masjid, perluasan bentuk gerbang serambi masuk pada bongkar ditambah serambi yang terbuka dengan tiang beton bulat sehingga bentuknya seperti Pendopo bergaya bangunan kolonial.

Renovasi & Perluasan

Perluasan pertama dilakukan menggunakan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha & Sayid Achmad bin Syech Sahab tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.

Perluasan ke 2 kali dalam tahun 1930 dengan menambah jeda antara pilar menggunakan atap sebagai 4 meter. Perluasan ketiga dilakukan di masa kemerdekaan sang Yayasan Masjid Agung di tahun 1952 dengan menambahkan bangunan berkubah yg nir harmonis menggunakan bangunan orisinil.

Di tahun 1966 -1969 Pengurus yayasan masjid agung meneruskan penambahan ruangan menggunakan menambah bangunan lantai 2. Pada tanggal 22 Januari 1970 dimulai Pembanguan menara baru bersegi 12 dengan tinggi 45 meter, yg didanai oleh Pertamina Sumbagsel & di resmikan dalam Tanggal 1 Februari 1971.

Masjid Agung SMB II mengalami perubahan yang sangat signifikan

di tahun 1970-an, dengan perluasan bangunan tambahan ditambah

dengan menara baru sumbangan dari Pertamina. bentuk ini bertahan

sampai penghujung 1990an

Tahun 2000 Bangunan tambahan masjid ini di renovasi dan & diperluas, Proses pembangunan terselesaikan dan diresmikan sang Presiden RI Hj. Megawati Soekarno Putri dalam tanggal 16 Juni 2003. Bangunan masjid tambahan yg ukurannya berkali lipat menurut bangunan asli yg kita lihat kini ini merupakan bangunan yang diresmikan oleh Presiden Megawati tadi.

Saksi Sejarah

Masjid Agung Sultan Palembang ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kota Palembang sejak dari masa kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam, perjuangan melawan pasukan Inggris, menjadi saksi keberingasan penjajahan Belanda yang berusaha keras menghapuskan kharisma Sultan hingga melakukan penghancuran secara terstruktur dan sistematis bangunan bangunan peninggalan sultan termasuk menghancurkan keraton Kuto Besak, aset aset kesultanan hingga rumah rumah para bangsawan. Belanda bahkan merasa perlu membongkar bangunan peninggalan Sultan hingga mencabut pondasi bangunan bangunan tersebut, dalam upaya mereka melenyapkan pengaruh Sultan.

Peristiwa pertempuran 1 Januari 1947 pada depan Masjid Agung

SMB II Palembang pada abadikan pada perangko tahun 1975

(koleksi eksklusif)

Masjid ini juga menjadi saksi perlawanan gigih rakyat Palembang dan Sumatera Selatan menentang penjajahan Belanda. Sebuah peristiwa bersejarah yang terkenal dengan perang lima hari lima malam di Kota Palembang berlokasi di depan masjid ini. Peristiwa tersebut kemudian di abadikan dalam perangko Republik Indonesia tahun 1975. Sedangkan lokasi pertempuran tersebut kini dibangun Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Sumatera Selatan.

Masjid ini juga telah melahirkan begitu banyak tokoh tokoh Tokoh-tokoh intelektual Islam nusantara antara lain Fakhruddin Al-Falimbani, Syeikh Muhammad Azhari al-Falimbani, danAbdus Shomad Al-Falimbani yang ajarannya meluas hingga ke Thailand selatan, Kalimantan, dan Maluku Utara pada masa abad ke-18. Serta masih banyak lagi.  (Bersambung ke bagian II)

Foto Foto Masjid Agung SMB II Bagian I

Denah Komplek Keraton tahun 1811, memperlihatkanlokasi Masjid Agung SMB II

di pojok kanan atas denah

Masjid Agung SMB II Palembang tahun 1970 bentuk ini bertahan hingga renovasi

dan perluasan tahun 2000

Foto di tahun yang sama, diabadikan oleh sang fotografer dari atas jembatan Ampera

di latar depan merupakan terminal angkutan umum yg memanfaatkan ruang dibawah

jembatan Ampera. (terminal tadi sekarang sudah dipindah ke lokasi baru, dan tempat

sekitar jembatan Ampera kini di tata sebagai kawasan wisata tepian Sungai Musi)

Bentuk terahir Masjid Agung SMB II yang diresmikan Presiden Megawati

tahun 2003 yang kemudian. Disebelah kanan merupakan bangunan baru yg direnovasi

dan diperluas. sebelah kiri adalah bangunan asli.

Seorang Multiplyer mengabadikan Masjid ini dari atas jembatan Ampera tahun 2007

bisa dibandingkan menggunakan foto sebelumnya yang jua di abadikan menurut atas jembatan

Ampera di tahun 1970.

Masjid Agun SMB II Palembang dari arah Jalan Jenderal Sudirman.

Lanjutkan membaca ke

Bagian II

--------------------ooOOOoo-------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid pada Sumatera Lainnya

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh (Bagian I)

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh (Bagian II)

Masjid Jami' Indrapuri, Aceh

Masjid Babussalam Gelumbang, Sumatera Selatan

Masjid Ganting - Padang

Mesjid Nurul Iman kota Padang, Sumatera Barat?

Masjid Agung Al Falah Jambi, Masjid Seribu Tiang

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done