Warisan Majapahit di Masjid Masjid Nusantara - Islami Pedia
News Update
Loading...

Friday, July 17, 2020

Warisan Majapahit di Masjid Masjid Nusantara

Atap Masjid At-Taqwa

Pasir Konci, Cikarang Selatan

Majapahit, Salah satu kerajaan besar yang sebagai cerminan kejayaan bangsa ini di masa kemudian, tak hanya meninggalkan kisah kejayaan akan tetapi jua meninggalkan warisan yg turut mewarnai arsitektural masjid orisinil Indonesia dan negeri serantau.

Di era awal berdirinya kesultanan Demak pasukan Majapahit dibawah pimpinan Raden Sepat menyerbu kesultanan baru itu, penyerbuan yang tak berjaya, pasukan Raden Sepat tidak berdaya menghadapi Demak. Raden Sepat bersama seluruh anggota pasukan lalu malah berikrar bakti pada Raden Fatah, Sultan Demak.

Raden Sepat ternyata tak hanya seorang panglima pasukan tapi juga perencana bangunan yang handal. Beliau yang kemudian di amanahi untuk merancangMasjid Agung Demak yang terkenal dengan legenda Soko Tatal nya itu. Arsitektural bangunan Majapahit beliau aplikasikan kepada bangunanMasjid Agung Demak (1477M). Dengan rancangan atap joglo atau berbentuk Limas bersusun tiga. Dengan empat soko guru penyangga masjid, dan salah satu dari empat sokoguru itu yang kemudian dikenal dengan sokotatal. Atap bersusun tiga tersebut kemudian dijadikan sebagai perlambang jati diri muslim : Iman, Islam dan Ikhsan.

Raden Sepat tak hanya merancangMasjid Agung Demak (1477M) tapi dua masjid tertua di pulau Jawa berikut nya pun tak lepas dari sentuhan sang arsitek dari era Majapahit ini,Masjid Agung Kesepuhan Cirebon (1478M) danMasjid Agung Banten (1552) juga merupakan rancangan dari Raden Sepat, tak mengherankan bila rancangan awalMasjid Agung Kesepuhan Cirebon dan Masjid Agung Banten tak jauh berbeda denganMasjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak secara utuh kemudian di tiru oleh para tokoh masyarakat dan Ulama kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan) saat mereka membangun Masjid Jami’ Martapura (1897 M), utusan dari Kesultanan Banjar sengaja datang ke Demak untuk melihatMasjid Agung Demak dan membuat maket masjid tersebut lengkap dengan skala demi keperluan pembangunan masjid Jami’ kesultanan Banjar. Masjid Jami’ Martapura yang asli kini sudah berganti menjadi sebuah masjid yang begitu megah dan modern bernamaMasjid Agung Al-Karomah Martapura.

Bentuk masjid beratap Joglo seperti ini tak hanya ditemui pada masjid masjid yang dibangun setelah era Masjid Agung Demak, tapi pada masjid masjid yang dibangun sebelumMasjid Agung Demak berdiri pun sudah memakai struktur demikian. Seperti contoh pada masjid tertua di Indonesia Masjid Saka Tunggal (1288) di Banyumas yang menggunakan atap joglo bertiang tunggal, itu sebabnya disebut masjid saka tunggal. Lebih jauh ke timur kita akan temukan bentuk yang sama padaMasjid Wapauwe (1414) Masjid tua Maluku Tengah.

Kita akan menemukan pola yang sama pada masjid masjid tua Indonesia diberbagai daerah seperti contoh,Masjid Sultan Suriansyah (1526) di Banjarmasih Kalimantan Selatan,Masjid Al-Hilal Katangka (1603) di kampung halaman nya Shekh Yusuf di Kabupaten Gowa, Sulsel. DanMasjid Tua Palopo(1604) peninggalan Kesultanan Luwu di Kota Palopo, SuIawesi Selatan. Masih ada lagiMasjid Djami Keraton Landak (1895) di Kabupaten Landak, Kalimantan barat sertaMasjid Agung Air Mata - Kupang (1806). Arsitektural masjid dengan atap joglo atau bentuk limas ini menyebar di seluruh tanah air dari pulau sumatera di barat hingga ke wilayah timur Indonesia.

Yang lebih menarik kemudian bahwa arsitektural  masjid asli Nusantara ini juga dipakai di masjid masjid tua di negeri serantau, seperti contohnya adalah dua masjid tua di Kota Malaka, Malaysia yakniMasjid Kampung Keling Malaka, Malaysia (1748M) danMasjid Kampung Hulu Malaka, Malaysia (1728M).

Tak hanya masjid masjid tua yang menggunakan rancangan masjid warisan kejayaan Majapahit itu. Arsitektur Masjid dengan atap Joglo bersusun tiga ini seperti sudah menjadi ciri khusus masjid khas Indonesia. Bila anda masih ingat denganYayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, yayasan yang didirikan oleh Alm. Pak Harto semasa masih berkuasa, setiap masjid yang dibangun dengan dana dari yayasan ini selalu menggunakan atap limasan (joglo) bersusun tiga dengan 4 sokoguru pada masjid masjid yang dibangun.

Masjid masjid megah yang di beberapa kota tanah air yang didirikan di abad ini pun tak sedikit yang masih mengadopsi arsitektur tradisional asli Indonesia ini, meski dengan sentuhan modern dan berteknologi terkini, beberapa juga dibangun tanpa 4 sokoguru. Seperti contohMasjid Raya Batam yang dibangun tahun 1997 dan bagian bangunan perluasanMasjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II di kota Palembang, Sumatera Selatan yang menggunakan struktur atap limas untuk tetap memberikan harmonisasi dengan atap limas bersusun tiga pada bangunan masjid asli yang masih terjaga dengan baik di bagian paling depan dari keseluruhan komplekMasjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II.

Indonesia, Negeri kita yang begitu besar ini tidak hanya memiliki daerah yang luas, kekayaan budaya & tradisi, sejarah kebesaran masa lalu & setumpuk kekayaan lain nya. Tapi juga mempunyai arsitektur yg spesial bagi bangunan Masjid asli Indonesia. Cukup membanggakan Bukan ?. Alhamdulillah.

Wassalam

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done