Masjid Jami' Matraman Jakarta Pusat - Islami Pedia
News Update
Loading...

Tuesday, August 11, 2020

Masjid Jami' Matraman Jakarta Pusat

Masjid Jami' Matraman, Salah satu masjid tertua pada Jakarta, sekaligus Masjid Agung Pertama pada Jakarta, dibangun pertama kali oleh bencana tentara Mataram waktu menyerbu VOC Belanda di Batavia.

Masjid Jami' Mataraman di Jakarta Pusat dulunya merupakan perkampungan pasukan Mataram yang tetapkan buat nir kembali ke Mataram paska dua kali penyerbuan mereka yg tak berjaya terhadap Belanda pada Batavia di tahun 1648 dan 1649 dan kemudian menetap pada daerah tadi. Nama Matraman buat wilayah ini disinyalir berawal menurut istilah Mataraman yang kemudian berubah menjadi Matraman seperti yg dikenal waktu ini. Keturunan menurut anggota pasukan Mataram ini yg dikemudian hari menciptakan masjid ini sebagai tempat beribadah mereka.

Masjdi Jami’ Matraman bukanlah satu satu nya masjid tua di Jakarta yang berkaitan dengan anggota pasukan Mataram, selain masjid ini sebelumnya telah berdiri Masjid Al-Ma’mur di Tanah Abang dibangun tahun 1704 atau sekitar 133 tahun lebih dulu dari Masjid Jami Matraman dan Masjid Jami’ Al-Mansyur di Kampung Sawah Lio Jembatan Lima dibangun tahun 1717 atau 120 tahun lebih dulu dari Masjid Jami’ Matraman.yang juga sama sama dibangun oleh para keturunan Pasukan Mataram yang menetap di sekitar Batavia.

Beberapa bagian dari masjid ini masih dipertahankan keasliannya hingga kini

Dibangun sang Tentara Kerajaan Mataram

Masjid Jami Matraman memang tidak lepas dari aktivitas bekas pasukan Sultan Agung menurut Mataram yg menetap di Batavia. Nama daerah Matraman pun disinyalir lantaran dahulunya adalah tempat perkumpulan bekas pasukan Mataram. Untuk menjalankan aktivitas keagamaan bekas pasukan Mataram mendirikan sebuah Masjid di tempat tersebut. Masjid Jami? Matraman semula adalah gubuk mini tempat pasukan Sultan Agung menjalankan sholat. Terletak pada bekas kandang burung milik Belanda yang digunakan oleh orang Mataram menjadi pos komando panglima Mataraman.

Pada tahun 1837 2 orang generasi baru keturunan Mataram yg lahir pada Batavia, H. Mursalun dan Bustanul Arifin (keturunan Sunan Kalijaga) memelopori pembangunan pulang loka ibadah itu. Setelah selesai pembangunannya, dahulu masjid ini diberi nama Masjid Jami' Mataraman Dalem. Yang merupakan masjid milik para abdi dalem (pengikut) kerajaan Mataram. Dipilihnya nama itu dimaksudkan menjadi penguat identitas bahwa masjid itu didirikan sang masyarakat yg dari berdasarkan Mataram. Namun seiring perubahan zaman & disparitas dialek, nama Masjid Mataram pun berubah nama menjadi Masjid Jami Matraman.

Masjid Jami Matraman

Jl. Matraman Masjid 1, Pegangsaan, Menteng

Jakarta Pusat 10320 - INDONESIA

Koordinat : 6?12'9danquot;S 106?51'4danquot;E

Telepon : 62.21.3103567

Penggunaan masjid secara resmi dikukuhkan oleh Pangeran Jonet dari Kasultanan Yogyakarta, yang merupakan keturunan langsung menurut Pangeran Diponegoro. Sholat Jum'at pertama di Masjid Jami Matraman itu jua dipimpin sendiri sang Pangeran Jonet. Sejak itu sampai masa-masa pergerakan, Masjid Jami Matraman diramaikan sang berbagai aktivitas keagamaan. Karena letaknya yang berdekatan menggunakan kantong-kantong konvoi pemuda-wilayah Pegangsaan & Kramat, masjid ini sempat jua dicurigai sebagai loka memupuk gerakan anti kolonialisme.

Di samping menyisakan sejarah bekas pasukan Sultan Agung Mataram, sejarah lain berdasarkan Masjid Jami Matraman jua pernah dijadikan loka rendezvous para pejuang. Bahkan, mantan Presiden Soekarno kala masa perjuangan, menjadikan masjid itu sebagai loka perkumpulan buat mengadakan rapat dan menyusun strategi malawan kolonialisme.

Dibangun lagi sang masyarakat Matraman

Bangunan masjid masih berupa tumpukan batu batako Kemudian dibangun lagi sang sekelompok masyarakat Matraman yang diketuai orang Ambon yang bernama Nyai Patiloy (1930). H. Agus Salim juga pernah menjadi kepala pembangunan masjid ini. Belanda nir putusan bulat dengan pembangunan masjid yg berada pada pinggir jalan & memerintahkan agar dibangun lebih ke dalam. Mereka berjanji akan membantu porto sebanyak 10.000 gulden.

Usul dari Belanda ini mendapat pertentangan menurut pengurus pembangunan masjid bahkan sampai dipermasalahkan pada sidang Gemeenteraad. Masjid ini jua pernah mendapat donasi dari Saudi Arabia (1940). Moh. Hatta, Bapak Proklamasi RI, dulu setiap Jumat selalu bersembahyang pada masjid Jami Matraman & pada akhir hayatnya jua disembahyangkan di mesjid ini. Masjid Jami Matraman pertama kali dipugar dalam tahun 1955-1960 dan dilanjutkan pada tahun 1977.

Interior Masjid Jami Matraman. Gambar sebelah kanan atas merupakan kalender kuno yg adalah galat satu pernik bersejarah di masjid ini.

Kuburan tua Di Masjid Matraman

Di dalam Masjid Jami ini masih tersimpan kalender yang terbuat dari kayu bertuliskan  bahasa Arab dan hurup nasional. Kalender ini konon biasa digunakan oleh orang Mataram untuk mengetahui hari dan sampai sekarang pun masih digunakan sebagai ciri khas dari Masjid Jami matraman. Di depan masjid terdapat dua makam milik tentara Mataram. Konon, kedua makam itu adalah Wanandari dan Wandansari. Namun masih simpangsiur apakah makam itu ada di situ sebelum dibangun masjid atau setelah masjid itu ada. Beberapa pihak yang mengetahui keberadaan makam tua itu, tak jarang menziarahi makam tersebut.

Salah satu Masjid Tua Jakarta

Hingga ketika ini, Masjid Jami Matraman yg berada pada Jalan Matraman, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ini, merupakan salah satu Masjid tertua & bersejarah pada Jakarta yg masih terjaga keasliaannya. Meskipun sejauh ini terdapat perbaikan dalam beberapa bagian gedung yang rusak. Termasuk menambah luad bangunan sebagai dua lantai, buat keperluan pendidikan Islam

Keaslian Masjid Jami Matraman masih terlihat berdasarkan bagian depan gedung masjid yg belum pernah direnovasi. Pada jaman dahulu masjid itu adalah masjid paling bagus di daerah tadi, dengan gugusan gaya arsitektur masjid menurut Timur Tengah & India. Jika dicermati dari depan akan nampak bangunan seperti benteng & pada dinding tembok mimbarnya dipenuhi menggunakan tulisan kaligrafi serta terlihat pula bentuk kubah bulat.

Arsitektural

Melihat tampilan arsitekturnya, Masjid Jami Matraman dipengaruhi oleh gaya berdasarkan Mekah dan India. Sebagai seseorang yang menyandang gelar haji pada masanya, H. Mursalun terkagum-kagum menggunakan bangunan Masjidil Haram & Taj Mahal. Dua ciri bertenaga berdasarkan arsitektur kedua masjid itu adalah, bentuk beranda yang memakai pilar-pilar tipis dengan profil melengkung-lengkung antara lain. Lalu bentuk kubah yang bulat bulat serta menara disamping masjid. Hal inilah yg pula kelihatannya diterapkan dalam Masjid Jami Matraman.***

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done