![]() |
Bermula menurut sebuah masjid sederhana pada abad ke 18 kini Masjid Melayu Kurunegala telah bertranformasi menjadi sebuah bangunan masjid modern di sentra kota Kurunegala, Sri Lanka. |
Serpihan Sejarah Bangsa Yang Terlupakan
Sesuai menggunakan namanya Masjid Melayu Kurunegala atau Malay Jumma Mosque atau Masjid Jum?Ah Melayu Kurunegala merupakan masjid?Nya muslim melayu yg berada pada di kota kurunegala, Sri Lanka. Masjid Melayu ini merupakan masjid tertua pada Kununegala dibangun dalam masa kolonial Inggris di Sri Lanka, sebagai fasilitas bagi muslim melayu yg pertama tiba dan menetap disana. Masjid Melayu Merupakan Masjid tertua pada Kurunegala & menjadi salah satu berdasarkan begitu poly masjid pada Srilanka yang penduduknya dominan beragama Hindu dan Budha.
Indonesia, Malayasia dan Sri Lanka sama sama pernah pada Jajah oleh Belanda. Sri Lanka dijadikan keliru satu loka pengasingan atau lebih tepatnya menjadi tempat pembuangan bagi para tokoh tokoh konvoi tanah air, beberapa diantara mereka bahkan tidak pernah pulang lagi ke tanah air lantaran kekuasaan Belanad di Sri Lanka dalam ahirnya jatuh ke tangan Inggris. Beberapa lagi dari mereka adalah bagian dari Pasukan Resimen Melayu dari era Belanda & Pasukan Resimen Melayu bentukan Inggris yang lalu ditempatkan pada Sri Lanka.
Malay Jumma Mosque
155 Maha Veediya, Kurunegala 60000
North Western Province, Sri Lanka
Masjid Diaspora Indonesia pada Sri Lanka
Masjid Melayu Kurunegala ini bukanlah satu satunya masjid yg dibangun dan herbi muslim Melayu dari Indonesia & pula Malaysia. Di Sri Lanka ada beberapa masjid tua bersejarah lainnya yang jua bekerjasama erat dengan muslim Indonesia. Sebut saja Masjid Agung Colombo atau The Grand Mosque of Colombo didesain dan dibangun oleh Muhammad Balang Kaya, dia merupakan putra menurut Hulu Balang Kaya, Hulu Balang menurut kesultanan Goa, Sulawesi Selatan, yg di asingkan ke Sri Lanka oleh pemerintahan kolonial Belanda dalam tahun 1796.
Kemudian masjid Jum?Ah Wekande atau The Wekande Jumma Mosque merupakan wakaf dari Muslim Indonesia, Pandaan Balie pada tahun 1796. Sementara Masjidul Jami?A yg berada pada Java Lane dibangun berdasarkan dana pensiun dari anggota Resimen Melayu pada Sri Lanka. Resimen Melayu (Malay Regiment) merupakan tentara bentukan Belanda lalu dilanjutkan oleh penjajah Inggris yang terdiri menurut orang orang melayu yg lalu ditempatkan pada Sri Lanka, tetapi lalu mereka tidak pernah balik ke tanah air. Beberapa masjid lain pula dibangun pada periode ini termasuk di Kandy, Trincomalee, Hambantota dan Kinniya.
![]() |
Masjid Melayu Kurunegala di abad ke 18 |
Masjid Pertama pada Kurunegala
Pemerintah Inggis kala itu pada upaya konsolidasi kekuasaan mereka di pulau Sri Lanka mulai menyebarkan pengaruhnya di seluruh negeri menggunakan menempatkan pasukan tentara pada banyak sekali kota primer Sri Lanka, pada mulai berdasarkan Kandy, Pada tahun 1848 satu Resimen Melayu yg terdiri dari 30 tentara dan 2 orang staf di tempatkan di Kurunegala, resimen ini kemudian ditempatkan secara tetap di Kurunegala. Staf militer yang ditempatkan disana membawa dan seluruh keluarganya berdasarkan Kandy ke Kurunegala, karena memang pemerintah Inggris memberi mereka huma tanah.
Resimen Melayu semuanya anggotanya beragama Islam & sangat relijius, itu sebabnya dalam tahun 1850 pemerintah kolonial menciptakan sebuah masjid buat keperluan mereka beribadah, sebuah masjid di tepian danau Kurunegala. Dari fenomena ini sangat mungkin anggota resimen ini menyelenggarakan sholat Jum?At hanya menggunakan 32 Jemaah.
Staf militer dari Resimen British Melayu bersama semua anggota pasukannya tinggal di sepanjang Parade Street (sekarang menjadi jalan Dr. H. K. T. De Zylva Mawatha) dan daerah diseberang masjid diantara Dambulla Road & the Maligawa grounds. Nama Jalan Parade Steet sendiri diklaim demikian karena memang anggota pasukan Resimen British Melayu ini secara terjadwal melakukan parade milter di sepanjang ruas jalan ini.
Pada awalnya bangunan masjid ini berupa bangunan masjid sederhana menggunakan fasad depan bercorak bangunan India dan dikenal menggunakan nama Malay Military Mosque, atau masjid militer melayu. Seiring menggunakan perjalanan saat masjid tersebut lalu dikenal menggunakan nama Malay Mosque atau masjid Melayu atau "Java Palli" sampai lalu menjadi "Ja Palliya".
Masjid ini adalah masjid pertama pada Kurunegala sekaligus adalah bangunan tempat ibadah pertama yang mendapatkan pengakuan resmi menurut pemerintah bagi seluruh muslim yg tinggal pada Kurunegala & sekitarnya, menyusul kemudian berdirinya Masjid Jummah Al-Jami Ul Azhar yang dibangun & dikelola sang muslim India.
Pada mula-nya komunitas muslim India datang ke Korunegala sebagai pedagang & mereka turut menjadi bagian dari Jemaah masjid melayu Kurunegala, namun demikian seiring dengan perbedaan budaya diantara muslim melayu & muslim India, komunitas muslim India lalu mulai mendirikan masjid bagi komunitas mereka sendiri menggunakan membeli bekas kediaman Opsir Inggris yang telah terbengkalai di sentra kota Korunegala menandai berdirinya Al-Jami Ul Azhar Jumma Mosque, atau "Sonaha Pallidanquot; atau "Marakkala Palliya" sedangkan khatibnya mereka hadirkan pribadi berdasarkan India.
Pemakaman Muslim Pertama pada Kurunegala
Hampir bersamaan menggunakan berdirinya Masjid Melayu Kurunegala ini, sebidang lahan menggunakan luas lebih kurang 3 acre yang berlokasi di ruas jalan Dambulla Road daerah Pollathapitiya, berjarak kurang lebih setengah kilometer dari Masjid Melayu Kurunegala dijadikan menjadi lahan pemakaman muslim. Seperti halnya menggunakan masjid Melayu Kurunegala, pemakaman ini pun menjadi komplek pemakaman muslim pertama pada Kurunegala & misalnya halnya pada Indonesia komplek pemakaman ini pun sampai sekarang disebut menggunakan kata ?Makam? Oleh penduduk setempat.
Nama nama melayu mendominasi jejeran pengurus masjid ini semenjak awal hingga era tahun 1960-an & tersimpan rapi di masjid ini. Seiring perjalanan saat, kurunegala telah bertransformasi sebagai sebuah kota yg berkembang pesat, masjid Melayu Kurunegala yang dulu berupa masjid sederhana pada tengah kampoig, kini telah berubah sebagai sebuah masjid terbaru pada tepian jalan primer ditengah hiruk pikuk kota Kurunegala.
Pengembangan & pembangunan masjid ini tidak saja sebagai hajatan kaum muslimin melayu disana namun juga mendapatkan sokongan penuh menurut pemerintah setempat guna mengakomodir kebutuhan Jemaah yg semakin semakin tinggi dari hari ke hari. Para pengurus & Jemaah masjid ini, mayoritas merupakan keturunan dari komunitas muslim melayu yg pertama menetap disana & sekarang telah sebagai bagian menurut lebih kurang 50.000 muslim melayu Sri Lanka. Secara keseluruhan Muslim pada Sri Lanka hampir mencapai 2 juta jiwa atau setara menggunakan lebih kurang 9% dari holistik penduduk Sri Lanka.***
Disarikan dari Malay_Kurunegala dan berbagai sumber
Artikel terkait
Jejak Indonesia di Masjid Masjid Sri Lanka
Masjid Agung Colombo, dibangun sang Bangsawan Indonesia
Wekande Jummah Masjid - Sri Lanka, Wakaf Muslim Indonesia Abad 18
Java Lane Mosque - Sri Lanka, dibangun sang Tentara Resimen Melayu