Masjid Jabal Nur dan Kisah Kembalinya Suku Tengger ke Pangkuan Islam - Islami Pedia
News Update
Loading...

Saturday, August 15, 2020

Masjid Jabal Nur dan Kisah Kembalinya Suku Tengger ke Pangkuan Islam

Masjid Jabal Nur Dusun Puncak, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Masjid Jabal Nur merupakan masjid tertinggi di pulau Jawa, karena terletak  di ketinggian lebih dari 2000 meter dari permukaan laut. Diapit gunung Semeru dan Bromo

Sekilas tak ada yg istimewa berdasarkan masjid yg satu ini, ukurannya pun terbilang kecil buat sebuah masjid jami?. Tapi terdapat yg teramat istimewa menurut masjid mini ini. Masjid Jabal Nur Hidayatullah nama resminya, diklaim sebut menjadi masjid tertinggi pada pulau Jawa, lokasinya berdiri di dataran tinggi Tenger berada di ketinggian lebih berdasarkan 2000 meter berdasarkan permukaan bahari. Yang paling istimewa merupakan masjid ini adalah salah satu representasi dari usaha panjang selama 20 tahun dua da?I handal mengislamkan pulang warga Suku Tengger.

Topografi dataran tinggi Tengger memang berbukit bukit dan bergunung gunung, wajar bila kemudian masjid Jabal Nur ini pun  berdiri di punggungan bukit dengan bidang bukaan yang tidak terlalu lebar. Bahkan untuk menuju kesana pun butuh perjuangan ekstra menempuh medan yang terjal. Bisa dibayangkan betapa berat perjuangan ustadz muda Ali Farqu, selama 20 tahun malang melintang di kawasan tersebut seorang diri menempuh perjalanan puluhan kilo per hari dengan berjalan kaki demi syiar Islam.

Lokasi Masjid Jabal Nur

Masjid Jabal Nur Hidayatullah

Dusun Puncak, Desa Argosari

Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang

Jawa Timur ? Indonesia

Sejarah Masjid Jabal Nur

Berdirinya Masjid Jabal Nur ini tidak lepas dari kiprah Ustadz Ali Farqu Thoha, da?I yg sudah menghabiskan 20 tahun buat berdakwah mengislamkan kembali warga di pegunungan Tengger. Disebut ?Mengislamkan balik ? Karena faktanya menurut Warsito, salah satu dai yang jua aktif berdakwah di tempat Tengger, sebenarnya kepercayaan lebih banyak didominasi warga Dusun Puncak merupakan Islam. Terbukti dengan adanya sejumlah peninggalan berupa mushola & sebagainya. Tapi, sehabis ditinggal juru dakwah, Islam pada sana pun redup, bahkan mati.

Setelah ada dai kembali berdakwah, lambat laun gelombang masyarakat yg balik ke Islam semakin besar . Hingga akhirnya dari lebih kurang 37 KK atau 250 jiwa, hanya 9 KK yang masih tercacat beragama Hindu. Metoda dakwah yg dijalankan oleh Ustadz Ali Farqu Thoha menggunakan mengenalkan Islam menurut hal yang paling sederhana misalnya menggunakan mengucap salam. Setiap bertemu dengan masyarakat, selalu mengucapkan salam. Lambat laun, mereka pun terbiasa & mendapat Ali. Ali sendiri dengan medan pegunungan seperti itu, tak jarang menempuh dengan jalan kaki. Gelap, hujan, & jatuh telah sebagai sajian yang menemaninya selama berdakwah.

Tak hanya tantangan alam, ancaman teror dari pihak pihak yg tak bahagia menggunakan perkembangan Islam di kawasan tadi jua menerpa. Usaha kerasnya ahirnya berbuah anggun, satu persatu rakyat dusun Puncak pulang ber-Islam kemudian diikuti sang masyarakat dari dusun dusun disekitar dusun puncak lainnnya. Sampai dititik tadi mulai diperlukan loka ibadah buat sholat berjamaah dan keperluan lainnya. Bersama sama rakyat setempat lalu dibangun sebuah mushola sederhana ukuran 5 x 5 m berdinding papan dan beratap karung.

Masjid Jabal Nur beberapa bulan sehabis diresmikan

Berdirinya Masjid Jabal Nur

Ketika digulirkan planning pembangunan Masjid Jabal Nur pada tahun 2009, warga Hindu dusun Puncak sempat berencana buat membangun sebuah pura yang posisinya tepat berhadap hadapan dengan lokasi bakal masjid. Namun berkat pendekatan tokoh muslim setempat yg sebelumnya merupakan tokoh rakyat Hindu disana, lokasi pembangunan pura digeser lebih kurang 500 meter ke arah timur menggunakan metoda pertukaran huma.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Jabal Nur ini dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2009 oleh Wakil Bupati Lumajang Drs. As'at Malik, di hari yang sama beliau juga meresmikan Masjid Al Hidayah Desa Argosari Kecamatan Senduro, sekitar lima kilometer dari Masjid Jabal Nur. Saking sulitnya medan menuju lokasi Masjid Jabal Nur ini, petinggi Kabupaten Lumajang tersebut mau tidak mau harus menumpang ojek yang sudah disiapkan oleh panitia.

Pembangunan Masjid Jabal Nur ini menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta lebih. Dananya dari berbagai sumber. Ada dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH), LSM, swadaya, dan aghniya. Dana tersebut memang cukup besar. Pasalnya, membawa material bangunan cukup sulit. Harus digotong sejauh sekitar 3 kilometer. Kontan, ketika masa pembangunan tersebut, para mualaf libur kerja selama lima bulan. BMH adalah salah satu lembaga Amil Zakat Nasional yang konsisten dalam berdakwah, kini BMH telah mengirim ratusan da’i keseluruh pelosok negeri, khususnya daerah-daerah pedalaman.

Setahun kemudian Masjid Jabal Nur Hidayatullah diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Lumajang, Drs. H. As’at Malik pada hari Ahad tanggal 18 juli 2010, dalam sambutan Wakil Bupati yang telah dikenal masyarakat sebagai seorang Kiyai ini, menyampaikan terimakasih kepada Baitul Maal Hidayatullah (BMH)  yang telah berperan aktif membina para muallaf tengger lewat para da’i yang ditugaskan didaerah tersebut. berbarengan dengan acara peresmian tersebut BMH juga mengadakan acara, sunnat Massal yang diikuti 20 orang anak, dan pengobatan gratis yang diikuti 1050 orang.

Mungil ::: inilah masjid pada lokasi tertinggi pada pulau Jawa. Masjid di tengah dusun berselimut kabut diantara 2 gunung tersohor pulau jawa, Bromo & Semeru.

Peresmian tadi dihadiri lebih kurang 500 orang mulaf Tengger juga diisi menggunakan ceramah kepercayaan oleh K.H. Makhrus Ali , & K. H. Habib Alwi Alhabsy dari Lumajang. Kedua tokoh ini begitu bersemangat membicarakan pesan-pesan kepercayaan kepada para muallaf disana, bahkan mereka mewanti-wanti buat diundang balik bila terdapat program disana, ?Tanpa disangoni, saya lapang dada? Ujar K.H. Makhrus Ali. Begitupun para pesertanya tampak begitu antusias, gemuruh sholawat yg keluar menurut suara peserta menggaung diantara lereng-lereng gunung yg terjal, membahana menembus kabut tipis.

Ribuan muallaf tumpah ruah dalam acara peresmian Masjid Jabal Nur Hidayatullah, mereka datang dari berbagai dusun Desa Argosari, Dusun Gedok, Pusung Duhur, dan puncak tempat mereka datang. Untuk mencapai tempat acara para muallaf rela berjalan kaki berpulu-puluh kilo meter, dengan medan jalan yang  terjal, menanjak, menukik, kanan dan kiri dipagari jurang. Ummat muslim yang masih mualaf disana sangat bersyukur telah dibangun masjid yang bisa dipakai untuk ibadah sholat jumat, sholat jamaah lima waktu, pengajian dan Taman Pengajian Al qur’an (TPA).

Berlatar bentang alam yg latif alami

Arsitektural Masjid Jabal Nur

Masjid itu bernama Jabal Nur. ?Jabal? Artinya gunung, sedangkan ?Nur? Adalah cahaya (Islam). Menurut, nama itu sengaja dibuat karena ingin Islam menjadi cahaya pada zenit tertinggi di Senduro itu. Ukurannya tak terlalu besar kurang lebih 10 x 8 m, tapi setidaknya cukup apabila menampung lebih dari 50 jamaah. Belum lagi pada bagian teras luar masjid. Desain masjid dibuat minimalis, tapi terbaru. Dihiasi kubah bundar besar , menambah masjid ini penuh wibawa. Pada pucuk kubah bertuliskan ?Allah?. Seluruh dinding masjid bercat putih dengan keramik lantai berwarna hijau muda. Yang menambah latif masjid ini, posisinya relatif tinggi dibanding menggunakan rumah-rumah para penduduk. Bagian tangganya dibikin semacam tangga yang berundak-undak tinggi. Eksotis sekali.

Lokasinya yg berada diketinggian menaruh pemandangan bentang alam yang begitu indah menurut masjid ini, sebuah zenit di lereng Semeru yang latif. Dan, akan lebih indah lagi jika berdiri pada teras masjid. Panorama cantik akan terlihat jelas. Jurang yg menganga begitu terjal pada kanan dan kiri. Masjid yang benar -benar sebagai berkah bagi warga dusun Puncak. Mengingat, bukan hal mudah buat mendirikannya. Bukan lantaran dana, tapi jua lahan yg akan dijadikan masjid. Tapi, itu semua berkah sesudah mereka hijrah dari Hindu ke Islam. Allah pun mempermudah pendirian masjid tersebut.

Referensi

sosbud.kompasiana.com - bmh-resmikan-masjid-tertinggi-di-pulau-jawa

lumajang.go.id – peresmian masjid alhidayah dan peletakan batu pertama masjid jabal nur

hidayatullah.com - jabal-nur,-masjid-eksotis-di-lereng-semeru

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done