![]() |
Swiss atau Switzerland populer luas di global internasional dengan jasa perbangkan-nya, termasuk jua dengan produk produk asesoris militer yang begitu terkenal diseluruh dunia. |
Apa yang terpikir di benak anda saat mendengar nama Swiss?. Nama Negara ini nyaris identik dengan perbankan, disebut sebut sebagai tempat ter-aman untuk nyimpan duit. Juga dikenal sebagai Negara netral, tidak ikut ikutan blok manapun bahkan kelompok Negara non blok sekalipun, juga tidak pernah ikuta campur dalam perang dunia. Meski kemudian Swiss menjadi “negeri netral yang tidak netral” manakala berhadapan dengan Islam dalam kasus menara masjid yang berhembus tahun 2009 lalu dan berujung kepada pelarangan menara masjid di seluruh wilayah negara tersebut.
Isu tersebut berkembang menjadi lebih menarik, manakala dedengkot pengusung pelarangan menara masjid itu dikemudian hari disebut sebut oleh berbagai media justru berbalik simpati terhadap Islam dan bahkan kemudian mengumumkan dirinya telah memeluk Islam yang dulu dimusuhinya. Urusan menara dan azan di Swiss telah menjadi isu internasional. Tahun 2011 lalu, presiden Swiss bahkan menyatakan dalam salah satu kampanye pemilunya bahwa “azan tak akan terdengar di Swiss”. Perkembangan Islam di Swiss memang cukup cerah, wajar bila kemudian semakin meningkatnya jumlah mualaf disana juga meningkatkan kekhawatiran dari pihak yang berseberangan.
Swiss adalah galat satu negara yg menjadi markas PBB bersama banyak sekali organisasi-nya, juga dikenal luas sebagai negara tempat lahir sekaligus markas besarnya Palang Merah Internasional. FIFA selaku induk organisasi sepakbola dunia itu jua bermarkas disana. Dari sisi militer, Swiss merupakan keliru satu negara dunia yang memiliki jumlah pasukan perang terbesar di dunia berdasarkan pada rasio jumlah penduduknya. Produk industri negara ini tersebar sampai ke pelosok dunia & homogen homogen dengan bangga memakai bendera negaranya sebagai logo produk termasuk berbagai jenis belati yang begitu terkenal di kalangan para pecinta alam & paramiliter.
Lambang negaranya yang berbentuk palang bewarna merah itu tak pelak menuai penolakan dari berbagai negara Islam yang kemudian memaksa para produsen di negara tersebut mengganti logo dagangnya itu dengan tulisan Swiss Made, agar dapat diterima di berbagai negara Islam. Tak sampai disitu, imigran muslim di Swiss bahkan sempat meminta penggantian bendera nasional mereka yang dianggap melanggar hak warga negara yang tidak beragama Kristen di negara tersebut.
![]() |
Masjid Yang dibangun pemerintah Saudi Arabia pada Jenewa. |
Sekilas Tentang Swiss
Swiss atau Switzerland adalah republik federasi yang berada di Eropa Tengah. Luasnya relatif kecil hanya 421,285 kilometer persegi dan berpenduduk 7,5 juta jiwa. Negara beribu kota Bern itu terdiri dari 26 negara bagian yang disebut “Canton”. Secara geografis, Swiss dibatasi oleh Jerman, Prancis, Italia, Austria dan Lienchtenstein.
Tak heran jika negara itu memiliki empat bahasa resmi, yakni; Jerman, Prancis, Italia dan Romansh. Sebanyak 75% penduduk Swiss berbahasa Jerman, 20% berbicara bahasa Prancis, 4% berbahasa Italia, dan sisanya berbicara dalam berbagai bahasa.
Swiss merupakan negeri yang sangat manis. Bahkan Ramadhan KH, punjangga akbar itu pernah menulis, ?Tuhan pasti tersenyum ketika Ia membangun Swiss?. Sebagian akbar wilayahnya terdiri berdasarkan pegunungan Alpen. Merupakan gunung-gunung tinggi yg menyeberangi wilayah selatan-tengah negeri itu.
Pada tahun 2006 dan 2007, kota Zurich yg adalah kota terbesar pada Swiss, dinobatkan sebagai kota yang memiliki kualitas hayati terbaik di global.
Islam Masuk ke Swiss
Kehidupan Islam di negara di pegunungan Alpen ini dimulai saat para pelaut Muslim dari Andalusia (Spanyol) membangun sebuah negeri di Prancis Selatan. Kemudian para pelaut Muslim itu menaklukkan negeri-negeri di sana menuju ke arah utara, sehingga pada tahun 939 M/321 H sampailah mereka ke wilayah St Gallen di Swiss.
![]() |
Masjid Pusat kebudayaan Turki. |
Lalu, mereka memindahkan armadanya ke sana dengan tujuan buat mengamankan Andalusia. Salah satu caranya dengan menciptakan berbagai menara pengintai dibeberapa loka pada pegunungan Alpen. Bahkan sebagian wilayah pegunungan Alpen ini akhirnya dikuasai sang pasukan Islam, sebagai akibatnya memudahkan mereka buat masuk ke daerah itu menurut arah bahari.
Raja Teutons yang menguasai Jerman ketika itu pernah mengirimkan utusannya pada raja Abdurrahman an-Nasir pemimpin kerajaan Islam Andalusia buat mengungkapkan keberadaan tentara Islam di wilayah St Gallen. Setelah dinasti Islam pada Andalusia runtuh, sebagian umat Islam pada sana kembali berhijrah buat menyelamatkan diri menurut penyiksaan tentara Kristen, mereka memasuki wilayah Swiss selatan & tetapkan buat menetap di sana. Mereka bergabung & menyatu menggunakan penduduk setempat.
Di pertengahan abad ke-14 Hijriah, Swiss kembali menjadi loka hijrahnya umat Islam. Sebagian kecil umat Islam mengungsi ke sana setelah Perang Dunia II berkecamuk. Berkat kebaikan akhlak dalam mengembangkan nilai-nilai Islam, beberapa penduduk orisinil Swiss memeluk agama Islam.
Seorang yg termasuk pada golongan pertama masuk Islam adalah penyair Swiss Frithjof Schuon, sebelumnya ia menganut sebuah agama di Prancis yang beraliran kependetaan. Lantaran minatnya yang besar kepada Islam beliau tetapkan buat pindah ke Aljazair dan mengucapkan syahadat pada sana.
Setelah memeriksa Islam ia balik ke Swiss sambil terus mendakwahkan agama barunya itu. Setelah masuk Islam beliau dikenal dengan nama as-Shaykh `Isa Nur al-Din Ahmad al-Shadhili al Darquwi al-Alawi al-Maryami. Dari tangan dinginnya terdapat beberapa rakyat Swiss yg menyatakan memeluk Islam.
Muslim di Swiss
Umat Islam di Swiss terus bertambah jumlahnya disebabkan masuknya imigran-imigran Muslim menurut negara lain & banyak penduduk orisinil Swiss yg memeluk Islam. Sensus tahun 1951 umat Islam di Swiss hanya berjumlah lebih kurang 2,000 orang, berkembang sebagai 30 ribu orang di akhir tahun 70-an.
Menurut hasil sensus pada 2009, umat Islam di Swiss mencapai 400 ribu atau 5% dari total penduduk Swiss. Sementara perempuan di Swiss yang masuk Islam sampai tahun 2009, menurut Monica Nur Sammour-Wust, tokoh Muslimah di sana, jumlahnya sekitar 30 ribu orang. Terjadi penurunan jumlah penduduk muslim di Swiss berdasarkan sensus tahun 2001 yang menunjukkan penduduk Muslim di Swiss berjumlah 310,807 dengan persentase yang masih sama 4.26%.
![]() |
Masjid Jenewa dari sudut yang lain. |
Kota Basel menjadi kota dengan jumlah umat Islam terbanyak pada Swiss. Kaum Muslimin pada Swiss sebagian besar merupakan imigran menurut Arab, Kosovo, Turki, dan Afrika. Sebagian lainnya yaitu para diplomat, pekerja profesional, pegawai di PBB dan pelajar yang sedang menempuh studi disana. Umat Islam pada Swiss membentuk komunitas sendiri-sendiri sinkron etnis dan kewarganeraannya, termasuk rakyat Indonesia yg menetap pada sana.
Merujuk pada data Wikipedia, daerah daerah dengan konsentrasi muslim melebihi 5% meliputi daerah daerah di daerah wilayah yg penduduknya berbahasa Jerman terdiri menurut:
Basel-Stadt (6.72% ), Glarus (6.50%), St. Gallen (6.13%), Thurgau (5.94%), Schaffhausen (lima.80%), Aargau (5.49%), Solothurn (lima.39%) & Z?Rich (lima.33%). Sementar Jenewa (Geneva) sebagai satu satunya wilayah yg penduduknya nir berbahasa Jerman yg memiliki rakyat animo sedikit pada atas rata homogen atau kurang lebih 4,35%.
Sekitar 88.3% muslim Switzerland merupakan para pendatang (56.4% berdasarkan daerah bekas Yugoslavia (sebagian akbar merupakan orang orang Bosnia, Albania & Kosovo), 20.Dua% dari Turkey dan 6% dari Afrika yg sebagian akbar dari dari Negara Negara di Afrika Utara yang wilayahnya berseberangan pribadi menggunakan Eropa.
Masjid & Organisasi Islam pada Swis
Ketika Islam mulai berkembang pada Swiss, kaum Muslim mendirikan sebuah Islamic Center yang pertama di kota Jenewa. Aktivitas Islamic Center itu sangat sederhana, hanya buat tempat shalat berjamaah dan menerbitkan majalah Islam berbahasa Arab dan Prancis.
Akan tetapi, semua kegiatan itu tidak berjalan lama, pada akhirnya Islamic Center ini ditutup. Baru pada tahun 1972 berdirilah persatuan Islam pertama yang bertujuan untuk mendirikan masjid pertama di Swiss. perkumpulan itu menetapkan tujuh orang pimpinan sebagai pelaksananya, ketujuh orang tersebut mewakili negara-negara Islam yang berkantor di Jenewa dan sekaligus berperan sebagai penasehat.
Mereka memutuskan peraturan-peraturan dan mendaftarkan organisasi ini secara resmi. Berkat kesungguhan para pimpinannya bisnis tersebut berhasil, pemerintah Swiss menaruh izin buat mendirikan masjid & Islamic Center-nya. Setahun lalu, tepatnya tahun 1973, Raja Faisal (raja Saudi Arabia ketika itu) berkunjung ke Swiss dan meletakkan batu pertama untuk mendirikan King Faisal Center yang lokasinya tidak jauh berdasarkan kantor PBB.
King Faisal Center mencakup sebuah mesjid yang cukup besar, perpustakaan dan sekolah gratis untuk anak-anak muslim. Kini, telah berdiri berbagai organisasi Islam modern yang tersebar diberbagai kota di Swiss. Salah satunya adalah Gemeinschaft Islamischer Organisationen der Schweiz (GIOS) yang didirikan di Zurich pada tahun 1989. Berbagai organiasi Islam dibentuk antara tahun 1990-an hingga tahun 2000 termasuk di dalamnya adalah:
- 1994 Organisation Muslime und Musliminnen der Schweiz
- 1997 Basler Muslim Kommission, Basle
- 1997 Vereinigung Islamischer Organisationen Zürich (VIOZ), Zurich
- 2000 Koordination Islamischer Organisationen Schweiz (KIOS), Berne
- 2002 Vereinigung islamischer Organisationen des Kantons Luzern (VIOKL), Lucerne
- 2003 Dachverband islamischer Gemeinden der Ostschweiz und des Fürstentums Liechtenstein
- 2006 Föderation Islamischer Dachorganisationen in der Schweiz (FIDS)
- 2009 Islamic Central Council of Switzerland (ICCS), ger. Islamischer Zentralrat Schweiz (IZRS), Berne - a neo-wahhabi / neo-salafist organization
![]() |
Masjid jenewa. |
Masjid masjid di Swiss dibangun sang organisasi organisasi Islam disana & kebanyakan di sokong penuh oleh Negara Negara berasal mereka. Seperti Masjid & Pusat Kebudayaan Islam Turki pada Wangen bei Olten yang dibangun dan dikeola sang masyarakat muslim Turki pada Swiss. Setidaknya ada 2 masjid pada Swiss yang dibangun sebelum era tahun 1980-an dan sebelum derasnya pada imigran muslim dari semenanjung Balkan dan Turki di dekade setalah itu.
Ahmadiyah telah membentuk masjid mereka pada Zurich tahun 1963 lengkap dengan menaranya yang sebagai menara pertama pada Negara tadi, disusul kemudian pembangunan masjid oleh pemerintah Saudi Arabia di Jenewa tahun 1978. Kini banyak sekali banyak sekali masjid dan musola beredar di aneka macam daerah di Swiss, terutama di wilayah daerah perkotaan.
Secara keseluruhan Negara Swiss mempunyai empat masjid yg dilengkapi menara yakni Masjid Ahmadiyah di Zurich (1963), Masjid Milik Saudi Arabia pada Jenewa (1978), kemudian masjid & pusat kebudayaan Islam Turki di Wangen bei Olten & masjid di Winterthur.
Kontroversi Pelarangan Menara
Di tahun 2007 dewan kota Bern sudah menolak rencana muslim disana buat membentuk masjid dan pusat kebudayaan Islam terbesar di Eropa yg rencananya akan dibangun pada kota itu, tidak sampai disitu saja, perseteruan mengenai rencana pembangunan masjid di Swiss memuncak di tahun 2009 waktu pemerintah Negara itu mengeluarkan embargo bagi pembangunan menara masjid baru terkecuali bagi empat masjid yg telah dibangun sebelumnya.
Keputusan kontroversial itu bermula menurut rencana pembangunan masjid kedua di Wangen bei Olten yg rencananya dilengkapi menggunakan menara di tahun 2009. Sebuah inisiatif lalu mencuat mengenai pelarangan menara masjid yg didukung 57.5% pemilih dalam referendum dibulan November 2009 yang lalu sebagai dasar pemerintah Swiss mengeluarkan larangan pembangunan menara masjid baru diseluruh wilayah Negara tersebut.
Tak pelak, keputusan yang mencengangkan tersebut menuai protes dan kecaman keras menurut aneka macam Negara pada global termasuk kecaman keras menurut pemerintah Indonesia terhadap keputusan rasis yg pada usung sang partai Rakyat Swiss tadi. Tetapi kemudian rakyat Swiss, terutama yang mendukung keputusan tersebut terhenyak menggunakan sebuah warta tak terduga manakala ?Daniel Streich? Tokoh yang mengusung iniasitaif pelarangan menara masjid pada Swiss itu justru kemudian mengumumkan bahwa dirinya sudah memeluk Islam.
Referensi