Masjid Tua Patimburak, Kokas, Kabupaten Fak Fak, Papua Barat. |
Jika anda berkesempatan berkunjung ke distrik Kokas kabuten Fakfak, Provinsi Papua Barat, ingat mampir ke Masjid Tua Patimburak. Masjid kecil, tua nan latif menurut masa kemudian menandai hadirnya Islam pada tanah papua sejak tahun 1700 yang lalu.
Distrik kokas, terkenal dengan objek wisata lukisan di tebing bebatuan terjal. Oleh masyarakat setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa disebut Tapurarang. peninggalan sejak zaman prasejarah ini bisa dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Masih ada objek menarik yang lain yaitu sisa-sisa peninggalan Perang Dunia ke-II yang terdapat di kota ini. Kota yang dijadikan basis pertahanan tentara Jepang melawan sekutu di periode 1942/1945. Bangunan goa atau benteng Jepang yang terdapat di pusat kota Kokas. Menjadi saksi bisu peristiwa sejarah itu.
Meski belum ada literatur yang melukiskan asal usul kehadiran kaum Muslim di Fakfak. Tetapi, kenyataan, hampir 60 persen warga Fakfak dan sekitarnya menganut agama Islam. Menjadikan Fak Fak sebagai kabupaten dengan pemeluk Islam terbesar di Papua Barat. Tak hanya warga pendatang, tetapi penduduk asli dengan warna kulit hitam dan rambut keriting sudah sejak ratusan tahun silam menganut agama Islam. Mesjid Patimburak yang didirikan tahun 1700-an adalah bukti sejarah Islam di Fakfak.
Tokoh muslim Fakfak, Syamsu ZA Tukuwain, mengungkapkan, kehadiran Islam pada Fakfak bukan impor berdasarkan luar Papua. "Mesjid tertua di wilayah ini merupakan masjid Patimburak lebih kurang 100 km berdasarkan Fakfak. Mesjid ini dibangun persis di bibir pantai Kampung Patimburak menggunakan mengambil arsitektur misalnya kebanyakan bangunan tua di Eropa," istilah Tukuwain.
Kaum Muslim pada Fakfak datang dari masa kesultanan Tidore & Ternate yang berkuasa dalam tahun 1200-1400. Masjid Tua Patimburak yg berlokasi pada Kokas, Fak-Fak, Papua Barat. Masjid ini sebagai bukti sejarah syiar Islam sesungguhnya sudah menyentuh tanah Papua beratus tahun lampau. Bangunan masjid seluas tidak lebih dari 100 meter persegi ini didirikan dalam 1870 sang Imam Abuhari Kilian.
Jika bertandang ke masjid tua ini, terselip atmosfer religi yang menyembul pada antara belantara. Masjid ini berada di kampung yang dihuni tidak lebih berdasarkan 36 kepala famili. Kesederhanaan terasa menyatu antara masjid dan kehidupan masyarakatnya.
Masjid Patimburak yang telah beberapa kali direnovasi ini memiliki keunikan pada arsitekturnya. Perpaduan bentuk masjid dan gereja terlihat jelas. Ini menunjukkan toleransi sudah tumbuh lama di Kokas. Empat pilar penyangga yang terdapat di dalam masjid masih menggunakan material yang asli.
Penyebaran Islam di Kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan Sultan Tidore di wilayah Papua. Pada abad ke-15, Kesultanan Tidore mulai mengenal Islam. Sultan Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak itulah sedikit demi sedikit agama Islam mulai berkembang di daerah kekuasaan Kesultanan Tidore termasuk Kokas.
Pada masa penjajahan, masjid ini pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid.
Untuk mencapai lokasi Masjid Tua Patimburak, Anda sebelumnya wajib menempuh bepergian darat dari Fakfak ke Kokas. Tersedia angkutan luar kota dari terminal kota Fakfak. Sekitar dua jam, menyusur jalanan berkelok & segarnya udara pegunungan bisa dinikmati. Tiba pada Kota Kokas, bepergian menuju Kampung Patimburak wajib dilanjutkan menggunakan longboat sewaan sekitar satu jam. Pulau-pulau karang dagi menjadi pemandangan yg tersaji.
Menurut cerita turun temurun masjid tersebut dibangun dimasa Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Saat itu, tahun 1870, Islam dan Kristen sudah menjadi dua agama yang hidup berdampingan di Papua. Ketika dua agama ini akhirnya masuk ke wilayahnya, Wertuer sang raja tak ingin rakyatnya terbelah kepercayaannya.
Maka beliau menciptakan sayembara: misionaris Kristen & imam Muslim ditantang buat membuat masjid & gereja. Masjid didirikan di Patumburak, gereja didirikan di Bahirkendik. Bila keliru satu di antara keduanya sanggup menuntaskan bangunannya dalam saat yg ditentukan, maka semua warga Wertuer akan memeluk kepercayaan itu.
Masjid lah yg berdiri pertama kali Maka raja & semua rakyatnya pun memeluk Islam. Bahkan sang raja kemudian menjadi imam juga, dengan sandang kebesarannya berupa jubah, sorban, dan tanda pangkat di bahunya. Masjid itu sekarang masih berdiri megah di pinggir teluk Kokas, dan masih difungsikan menjadi tempat ibadah 36 ketua keluarga dengan 147 jiwa yg tinggal pada sekitarnya.
Dari berbagai sumber, photo photo daricitizentimage.kompas
----------------------ooOOOoo---------------------------
Baca Juga Artikel Majid Tertua Lainnya
Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Penuh Daya Pikat
Masjid Kasepuhan Cirebon, Kebesaran Masa Lalu
Masjid Wapauwe, Masjid Tertua pada Indonesia
Masjid Sultan Suriansyah - Banjarmasin
Masjid Saka Tunggal, Masjid Tertua di Indonesia