Proyek pembangunan senilai US$100 juta itu dipimpin oleh Cordoba Initiative. Lokasinya berada di tak jauh dari bekas tempat berdirinya gedung WTC (ground zero) yang luluh lantak akibat serangan terorisme pada 11 September 2001 lalu.
?Kami ingin membangun sebuah contoh, sebagai bukti pada dunia bahwa Anda sanggup membentuk komunitas Muslim yang moderat. Kami ingin dunia memberi penilaian yg adil pada Islam,? Ujar Jubir Cordoba Initiative, Oz Sultan, Kamis (lima/8).
Izin diberikan oleh otoritas kota New York, Landmarks Preservation Comission. Masjid yang menjadi perdebatan itu berjarak sekitar dua blok dari ground zero. Pembangunan tersebut berdasarkan Amandemen Pertama AS, yakni kebebasan untuk berpendapat atau beragama.
Rencana ini eksklusif memicu perdebatan. Banyak kalangan di Alaihi Salam, terutama yang keluarganya jadi korban peristiwa WTC menentang pembangunan masjid itu. American Center for Law and Justice yg didirikan Pendeta Pat Robertson iktu menentang. Ia melayangkan tuntutan menentang izin tersebut. Terutama karena terdapat bangunan yang wajib dirobohkan agar masjid mampu dibangun.
Landmarks Preservation Commission diniliai terlalu cepat membuat keputusan. Lembaga tadi dipercaya merendahkan nilai historis sebuah bangunan dan tidak memberikan pertimbangan politis terhadap keputusan yg didukung 800 ribu penduduk Muslim pada New York itu.
Tapi kelompok Yahudi, Anti-Defamation League (ADL), mengaku takkan menentangnya. Padahal sebelumnya, ADL sempat menyatakan pembangunan ?Ground zero mosque? Sangat kontradiktif menggunakan proses penyebuhan warga New York pascaserangan 9/11 sembilan tahun lalu.
Sumber : inilah.com