Masjid Ibnu Tulun, Kairo, Mesir - Islami Pedia
News Update
Loading...

Tuesday, June 30, 2020

Masjid Ibnu Tulun, Kairo, Mesir

Masjid Ibnu Tulun atau Masjid al-Mayden, Masjid Maydan, atau Masjid Ahmad Ibn Tulun, dibangun pada tahun 876-879 dimasa pemerintahan Ahmad Ibn Tulun, penguasa Mesir pertama dari dinasti Ibnu Tulun yang berkuasa di Mesir selama 135 tahun. Masjid yang sudah berumur ratusan tahun namun cukup terawat baik ini menjadi salah satu peninggalan masa kejayaah Islam di Mesir. Masjid ini juga menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah masjid Amr Bin Ash. Dan kini menjadi salah satu daya tarik utama para wisatawan lokal dan manca Negara di Kairo. Dari sisi arsitektur masjid ini hampir sama dengan masjid agung Samarra di Irak, karena memang Ahmad Ibn Tulun berasal dari Kota Samarra. Meski kini masjid Agung Samarra tinggal reruntuhan, kehadiran masjid Ibnu Tulun di Kairo ini dapat memberikan gambaran detil tentang masjid tersebut.

Bird eye view Masjid Ibnu Tulun. Foto dari archnet.org

Alamat & Lokasi Masjid Ibnu Tulun

Masjid Ibnu Tulun berada di tengah tengah kawasan Al-Qatai yang merupakan bekas kota keluarga kerajaan dinasti Ibnu Tulun, Al-Qatai berada sekitar dua kilometer dari wilayah kota tua Al-Fustat. Di Al-Basatin, al-Saliba Street, Kairo, Mesir

View Larger Map

Sejarah Masjid Ibnu Tulun

Masjid ini dibangun oleh Ahmad Ibn Tulun (berkuasa tahun 868–884 ) pada tahun 876M dan selesai tahun 879M. Ahmad Ibn Tulun yang dikenal sebagai pendiri Dinasti Tulun di Mesir, merupakan putra dari seorang budak semasa pemerintahan Khalifah Alma’mun dari dinasti Abbasiah,. Beliau lahir di Baghdad (Irak) pada bulan Ramadhan 200H (September 835M). Beliau dikirim ke Mesir tahun 868 sebagai gubernur Al-Fustat, Dalam dua tahun beliau menjadi Gubernur bagi seluruh negeri Mesir menggantikan ayah angkatnya yang wafat di tahun 870M.

Beliau kemudian menolak mengirimkan upeti tahunan ke pemerintahan Abasiah dan bahkan membentuk propinsi merdeka dibawah pemerintahannya sendiri lepas dari pemerintahan Khalifah Abbasiah, Dinasti Tulun kemudian memerintah di Mesir selama 135 tahun hingga tahun 905M. Semasa berkuasa Ahmad Ibn Tulun mendirikan kota kerajaan di atas bukit batu yang disebut Jabal Yashkur (bukit Syukur) dekat dengan kawasan Muqattam di Timur laut Al-Fustat, proses pembangunan kawasan baru tersebut turut menggusur pemakaman Kristen dan Yahudi yang berada di perbukitan tersebut.

Salah satu vocal point dari masjid Ibnu     -

Tulun, adalah menara spiralnya ini.

Foto dari citypicture.net

Di tengah tengah kawasan kota kerajaan yang dibangunnya itu dibangun masjid Ibnu Tulun. Masjid tersebut dibangun menggantikan Masjid Amr yang terlalu sempit untuk menampung pasukan dan para pengikut Ibnu Tulun yang begitu besar. Tahun 905 ketika dinasti Abbasiah mengambil alih kembali kendali atas wilayah Mesir, kerajaan tersebut dihancur leburkan hingga rata dengan tanah. Dari kehancuran tersebut tersisa bangunan masjid yang berada di tengah tengah lokasi bekas kota kebanggaan Ahmad Ibnu Tulun tersebut.

Istana Ibnu Tulun yang diberi nama Dar Al-Imara terhubung langsung dengan masjid pada sisi kiblat, disediakan pintu khusus disamping mimbar menjadi akses khusus bagi Ibnu Tulun ke pada masjid. Masjid ini digunakan sang dinasti Fatimiyah buat program program selama bulan suci Ramadhan. Juga sempat mengalami kerusakan semasa dipakai menjadi persinggahan bagi para jemaah berdasarkan Afrika Utara ke Hijaz (kini Saudi Arabia) di abad ke 12. Tetapi lalu pada restorasi dan dibangun balik dengan fungsi menjadi madrasah sang 'Alam al-Din Sanjar al-Dawadar atas perintah berdasarkan penguasa Dinasti Mamluk, Sultan Lajin, pada tahun 1926M. (Sultan Lajin adalah orang yang turut bersekongkol pada pembunuhan Sultan al-Ashraf Khalil ibn Qalawun, waktu beliau bersembunyi pada dalam masjid dia berjanji dalam hati akan merestorasi masjid tadi jika beliau selamat).

Masjid Ibnu Tulun dari lapangan tengah foto dari en.wikipedia

Arsitekural Masjid Ibnu Tulun

Masjid Ibnu Tulun keseluruhannya seluas dua,6 hektar. (Ukuran yang jauh lebih luas menurut satu lapangan sepak bola) Dengan dimensi 162m x 162 m. Sedangkan bangunan masjid nya sendiri berukutan 140m x 116m, Ukuran tadi telah termasuk pelataran masjid pada bagian tengah seukuran 90m x 90m. Menggunakan berukuran sebesar itu masjid Ibnu Tulun ini setara pada luasnya menggunakan Masjid Agung Damaskus yg dibangun dimasa Khekhalifahan Bani Umayyah pada Syria.

Secara kasat mata masjid Ibnu Tulun mencerminkan arsitektural Samarra, kampung halaman Ahmad Ibnu Tulun di Irak. Reka bentuk hingga bentangan masjid ini sangat mirip dengan masjid agung Samarra yang kini tinggal puing dan tidak difungsikan lagi. Bahkan bangunan menara pertama masjid Ibnu Tulun inipun dibangun dalam bentuk spiral seperti bangunan menara pada Masjid Agung Kota Samarra, Irak. Sebelum kemudian mengalami perubahan bentuk setelah beberapa kali renovasi oleh para penguasa setelah beliau.

Foto dari sacret-destinations

Tempat wudhu yg dibangun di lokasi bangunan fawara (pancuran air) dibangun oleh Ibnu Tulun & kemudian musnah dalam kebakaran thaun 986. Bangunan tersebut penuh menggunakan dekorasi merupakan gedung terpisah berupa pavilion yg terdiri menurut kubah yang ditopang oleh kolom kolom batu pualam bersepuh emas. Fasilitas bersuci ini aslinya dibangun bersama dengan klinik berada di dalam ziyada buat kepentingan higinitas.

Mihrab masjid Ibnu Tulun (en.wikipedia)

Di dalam ruang sholat utama pada bagian dalam masjid yg menghadap langsung ke arah mihrab, masih ada lima baris pilar yg membentuk kendali ruangan. Makan masih ada lima baris ruangan yg terbentuk di antara pilar pilar tersebut secara parallel terhadap mihrab mulai menurut garis batas shaf terdepan. Barisan pilar parallel tersebut mengakomodir sebesar 80 tiang yg melintang satu sama lain nya menopang lengkungan lengkungan identik satu sama lain di atasnya.

Halaman tengah masjid Ibnu Tulun foto dari citypictures

Seperti masjid-masjid lain yang dibangun pada masa Dinasti Abbasiyah, di tengah-tengah Masjid Ibnu Tulun terdapat sebuah halaman (courtyard) yang sangat luas. Luasnya melebihi ruangan masjid itu sendiri. Keberadaan halaman yang luas ini membuat suasana di dalam masjid terasa sangat sejuk, karena sirkulasi udara yang baik. Bagian courtyard ini dikelilingi oleh serangkaian serambi dengan atap yang melengkung. Di bagian tengah halaman terdapat sebuah bangunan dengan kubah besar. Bangunan berkubah tersebut adalah sebuah sumur, yang biasa dipergunakan sebagai tempat untuk mengambil air wudhu.

Bangunan Masjid Ibnu Tulun terdiri atas koridor-koridor panjang yang disangga oleh pilar-pilar artistik menggunakan ornamen pahatan ayat-ayat Alquran. Pilar-pilar tadi terbuat menurut batu bata yg diplester menggunakan semen. Koridor-koridor yg masih ada pada masjid ini sebenarnya mengadopsi bentuk bangunan gereja pada Kairo dalam masa itu. Lampu gantung yg khas jua mampu ditemui di sepanjang langit-langit koridor.

Menara spiral masjid ibnu tulun

foto dari citypictures

Menara spiral

Ciri spesial menurut Masjid Ibnu Tulun ini merupakan menara spiral yang terdapat pada bagian belakang masjid. Arsitektur menara berbentuk spiral ini pula bisa ditemui dalam bangunan Masjid Agung Samarra di Irak. Berbeda menggunakan menara Masjid Agung Samarra yang terpisah dengan bangunan primer, menara spiral yg masih ada pada masjid Ibnu Tulun ini justru menyatu dengan bangunan masjid. Bahkan, untuk menaiki menaranya, setiap orang mampu melakuannya setelah naik ke lantai 2.

Caranya, waktu keluar menurut pintu primer masjid, berjalanlah ke arah belakang buat naik ke menara spiral yg terdapat di luar masjid. Dari sini terdapat tangga menuju lantai atas masjid sekaligus ke menara spiral. Lantai atas masjid adalah ruang terbuka yang sangat luas, tanpa pembatas atau pagar yang mengitarinya. Karena itu, wajib berhati-hati apabila berjalan menuju ke tengah buat melihat courtyard menurut atas bila tidak ingin jatuh ke lantai dasar.

Menaiki tangga menara spiral membutuhkan energi ekstra. Dan seperti lantai atas masjid, tangga spiral inipun hanya diberi pagar yg cukup pendek. Mungkin aspek keamanan belum sebagai keliru satu pertimbangan arsitek-arsitek zaman dulu. Sampai pada atas, kita sanggup melihat pemandangan di kurang lebih Masjid Ibnu Tulun. Bagian courtyard Masjid Ibnu Tulun pula terlihat lebih anggun dari atas.

Foto dari panoramio

Sejak dilakukan renovasi tahun 1999 tersisa sedikit saja dekorasi orisinil berdasarkan semen plesteran pada sana dan halaman tengah sekarang sudah di perkeras sedangkan pancuran loka bersuci sekarang di ubah tampilannya menggunakan lapisan batu pualam bewarna hitam.

Renovasi & Perbaikan

Perbaikan pertama atas masjid Ibnu Tulun dilakukan pertama kali tahun 1177M sang Badr Al-Jamali. Beliau adalah Gubernur yang ditunjuk oleh Penguasa Daulah Fatimiyah. Al-Jamali. Perbaikan beirkutnya dilakukan dalam masa Sultan Malik Al-Mansur menurut dinasti Mamluk yg berkuasa di Mesir tahun 1296M. Sultan Malik Al-Mansur melakukan beberapa pemugaran dan penambahan bangunan baru. Dan restorasi terahir terhadap masjid ini dilakukan sang Dewan Purbakala Mesir tahun 1999 - 2004 yang lalu.

Video Masjid Ibnu Tulun

Foto foto Masjid Ibnu Tulun

Ornamen di masjid Ibnu Tulun (panoramio)

Ornament bawah kubah tempat wudhu masjid Ibnu Tulun.

foto dari en.wikipedia

Foto dari archnet.org
Foto dari sacret-destinations

Foto darisacret-destinations
Referensi

Archnet.org – ibnu tulun mosque

Touregypt.net – ibn tulun in cairo

Bataviase.co.id – masjid ibnu tulun

En.wikipedia – mosque of ibn tulun

Sacret-destinations.com – cairo ibn tulun mosque

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done