Dibangun atas Petunjuk langsung berdasarkan Allah
Legenda mengenai orang kudus atau para wali bukan semata mata hanya ada pada Indonesia, di Negara Senegal yang berada di bagian barat benua Afrika pun, kisah yg sama meski menggunakan nama yg tidak sama jua terjadi dan terkenal disana. Penyebaran Islam pada Senegal tak lepas menurut peran para tokoh tokoh Sufi yang hadir pada daerah tersebut memperkanalkan Islam sejak sebelum masa penjajahan Prancis. Saat ini, hampir semua masjid masjid akbar disana mempunyai keterkaitan menggunakan salah satu tokoh Islam terkemuka disana. Salah satu yg relatif menarik adalah Masjid Rabbani atau oleh media Eropa lebih dikenal menjadi Masjid Divinity pada daerah Ouakam dipinggiran kota Dakar.
Menurut legenda setempat masjid ini dibangun atas petunjuk eksklusif menurut Allah pada Syeikh Muhamed Seyni atau biasa dipanggil Sangabi melalui mimpinya dalam malam Jum?At lepas 28 Juni tahun 1973. Disebutkan pada legenda tadi bahwa Syeikh Muhamed Seyni melihat terdapat masjid pada langit dan diperintah buat menyaksikan masjid tersebut lalu mengikutinya sampai mendarat pada bumi. Saat masjid itu mulai beranjak beliau mulai mengikuti masjid yg terbang ke pada atas desanya terus bergerak sampai ke teluk Ouakam dan turun disana. Beliau mengitari masjid tadi dan melihat Tulisan Allahu Akbar pada atas pintu besarnya yg ditulis dengan rona emas. Setelah itu masjid tadi menghilang.
Dibangun dengan Tangan
Mohamed Seyni memerintahkan pengikutnya buat menciptakan masjid tersebut pada tahun 1992. Pekerjaan dimulai tahun itu jua meski menggunakan situasi yang tidak gampang. Lokasi yg ditunjuk berada di teluk tepi laut yg sulit buat dijangkau & tidak terdapat transportasi generik yang tersedia ke daerah tadi sehingga cukup menyulitkan bagi para pengikutnya. Sebagai Khalifah menurut Tharikat yang dipimpinnya Syeikh Seyni sendiri nir memiliki relatif cadangan dana buat pembangunan masjid tadi ditambah lagi dengan kritikan dari banyak pihak yg menyampaikan ?Bagaimana mungkin seseorang yg bahkan tidak mempunyai kemampuan buat membangun rumahnya sendiri menggunakan baik, dapat membentuk masjid besar 2 lantai?. Tapi keyakinan Muhammad Seyni tak tergoyahkan, Bahwa Allah yang memberinya perintah membentuk masjid ditempat itu tidak akan menolongnya, & dia nir butuh donasi menurut siapapun termasuk menurut negara.
Para pengikut Sangabi memberikan donasi pembiayaan meskipun penghasilan mereka nir seberapa, beberapa orang kaya jua turut berpartisipasi mendanai proyek tersebut. Peletakan batu pertamanya dilakukan sang almarhum El Hadj Ibrahima Sakho (RTA), sejak itu pekerjaan pembangunan dimulai, murni dengan cara manual tanpa donasi alat-alat berat sama sekali dan dilakukan secara gotong royong sang para pengikut Sangabi. ?Kita lakukan apa yang kita bisa lakukan menggunakan dua tangan kita, Allah yang akan membereskan sisa nya? Begitu motto yg disampaikan oleh Sangabi.
![]() |
Masjid Rabbani Ouakam, latif menggunakan latar belakang teluk Ouakam di tepian samudera Atlantik |
Tahap konstruksi
Penggalian lubang pondasi masjid ini dilakukan secara manual hingga memakan ketika berhari hari secara bergantian oleh para Jemaah. Saat penggalian telah hampir terselesaikan hujan deras pun turun. Para Jemaah begitu khawatir menggunakan situasi itu, mengingat lokasi nya yang berada pada tepi laut di kaki perbukitan sangat rentan menggunakan derasnya aliran air dari wilayah yg lebih tinggi dan di khawatirkan akan menghambat lubang galian yang sudah mereka gali, belum lagi air akan menggenangi lubang tersebut sedangkan mereka sama sekali nir mempunyai pompa buat mengeringkannya nanti. Hal tadi mereka sampaikan pada Syeikh Seyni, beliau dengan tenangnya menjawab "Siapa yg mempunyai Hujan ?, Allah swt, jawab pengikutnya. Dan masjid itu dibangun atas perintah Allah, Mustahil Allah akan menghambat suatu perkara yg sudah dimulai atas perintahnya?.
Manakala hujan deras telah berlalu, tidak ada kerusakan yg terjadi pada lubang yg telah digali buat pondasi itu & nir ada genangan air sama sekali, sehingga proses pembangunan dapat dilanjutkan tanpa kendala. Pembangunan dilanjutkan dengan cara yg sahih benar manual, tanpa donasi alat-alat yang memadai, semuanya dilakukan dengan tangan, termasuk mengaduk semen dan pasir sampai mengangkat dan memindahkannya sampai ke zenit Menara semuanya dilakukan menggunakan tangan atau dipanggul dibahu. Perempuan dan anak-anak tidak ketinggalan, masing-masing membantu yg bisa mereka lakukan. Pada saat proses pengecoran para Jemaah berjejer rapi memindahkan adukan semen dalam ember secara estafet. Tradisi yg mirip dengan tradisi gotong royong pada Indonesia.
![]() |
Proses pembangunan masjid Rabbani Ouakam. |
Bagian yg paling berbahaya dari pembangunan masjid ini merupakan pada ketika pembangunan menaranya. Berdasarkan foto foto dokumentasi pembangunannya, terlihat para Jemaah yg mempunyai nyali luar biasa berdiri menggunakan tanpa rasa takut pada ujung Menara masjid ini ketika proses pembangunannya sedang berlangsung. Disebutkan bahwa selama proses pembangunan masjid ini para Jemaah melakukan pekerjaan nya sembari tak henti hentinya melantunkan zikir La Illakha Illala. Mohamed Seyni yang menggagas pembangunan masjid ini berkali kali meneteskan air mata hari melihat semangat para pengikutnya dalam membangun masjid tersebut. Mohamed Seyni sendiri sebelumnya telah terlibat pada pembangunan masjid Agung Touba sebagai akuntan.
Proses pembangunan masjid ini seluruhnya selesai pada waktu 5 tahun 5 bulan lima hari semenjak pertama kali dimulai dan diresmikan pada bulan Oktober 1997 dihadiri oleh ribuan pengikut Muhamed Seyni yang selama lima tahun bekerja keras pada artian sebenarnya membangun masjid tadi dengan tangan mereka. Masjid Rabani diklaim sebut menjadi yang memiliki arti khusus, Bila Ka?Bah adalah awal waktu maka Masjid Rabbani merupakan Ujung saat, Bila Ka?Bah diturunkan sebelum kedatangan Khalifah pertama maka Masjid Rabbani dibangun sehabis khalifah terahir, jika Ka?Bah terdapat pada timur, maka masjid Rabbani terdapat di barat.
Mohamed Seyni
Mohamed Gueye Seyni, lahir dalam tanggal 19 Juli 1926 di desa Ouakam, Beliau merupakan keliru satu pengikut dekat Syeik Amadou Bamba, pendiri berdasarkan Tharikat Maouridiyyah yg berpusat pada kota Touba. Muhamed Seyni pernah ditunjuk sebagai Akuntan dalam pembangunan Masjid Agung Touba sebagai akibatnya beliau cukup memiliki pengalaman dalam pembangunan sebuah masjid. Syeikh Seyni Wafat pada tahun 2007.
Tentang Desa Ouakam
Desa Ouakam atau Wakam merupakan galat satu desa dipinggiran kota Dakar (ibukota Senegal). Mayoritas penduduk desa ini merupakan para nelayan berdasarkan suku Lebou. Di masa penjajahan desa ini adalah markas para penembak jitu pasukan Senegal. Kini desa ini sebagai markas bagi beberapa pasukan militer termasuk pasukan Akademi Militer Nasional & pangkalan Militer Angkatan Udara Senegal.
![]() |
Masjid & mausolium umumnya berdekatan, adalah suatu yg masuk akal di Senegal. |
--------------------------------
Baca jua
Masjid King Fahd di Banjul - Gambia
Masjid Larabanga, Masjid Pertama di Larabanga & Afrika Barat
Masjid (bernama) Indonesia di Maroko
Masjid Hassan II ?Casablanca, Maroko
Masjid Sidi Uqba, Biskra, Aljazair
Kembaran Masjid Baiturrahman Banda Aceh di Yogyakarta
Masjid Tertua di Singapura, dibangun pengusaha Palembang