![]() |
Peta Republik Senegal |
Pernah mendengar tentang ajang balap lintas gurun ekstrim Paris-Dakar ?. Dakar yang diklaim dalam judul ajang balap tadi adalah Ibukota negara Republik Senegal. Republic of Senegal atau dalam bahasa Prancis diklaim R?Publique du S?N?Gal adalah keliru satu negara pada pantai barat benua Afrika bekas jajahan Prancis. Semasa penjajahan oleh bangsa Eropa, Wilayah ini terbagi pada dua kekuasaan, daerah disepanjang sungai Ghambia yang tidak lebih luas menurut propinsi Gorontalo merupakan wilayah jajahan Inggris dan dikemudian hari sebagai Republik Gambia beribukota di Banjul di muara sungai Ghambia pada tepian Samudera Atlantik. Seluruh wilayah daratan Ghambia berada ditengah tengah Negara Republik Senegal.
Sebagai negara bekas jajahan Prancis, Senegal memakai Bahasa Prancis menjadi bahasa resmi negara, tetapi mengakui bahasa Wolof, Soninke, Seres dan bahasa lokal lainnya menjadi bahasa nasional. Suku Wolof adalah suku terbesar di Senegal menggunakan rasio kurang lebih 43.Tiga% dari keseluruha populasi penduduknya, menyusul lalu suku Pular (23.8%), Serer (14.7%), Jola (tiga.7%), Mandinka (3.0%) Soninka (1.1%), Eropa (1.0%) & keturunan Lebanon sekitar 9.4%.
Senegal merdeka menurut Prancis pada lepas 20 Juni 1960, sempat bergabung pada Federasi Mali tetapi tak berlangsung lama lalu keluar berdasarkan Federasi dalam tanggal 20 Agustus 1960. Senegal pula pernah membentuk Federasi bersama menggunakan Ghambia dengan nama Senghambia namun pula tak berlangsung usang dan bubar pada tahun 1989. Luas holistik wilayah Senegal lebih kurang 196,723 km2 ditambah dengan wilayah perairan seluas 76,000 sq mi. Jumlah penduduk Negara ini di tahun 2011 lebih kurang 12,855,153. Iklim di Senegal hampir sama dengan di Indonesia, hanya memiliki dua trend, kering dan trend hujan. Wilayah negara Senegal berbatasan menggunakan Mauritania pada utara, Mali disebelah timur, Guyana & Guyana Bissau disebelah selatan & sisi sebelah baratnya menghadap ke Samudera Atlantis. Di bagian dalam wilayahnya berbatasan dengan negara Ghambia.
Ibukota negara Senegal berada pada kota Dakar yang berada pada bagian ujung paling timur wilayah negara pada semenanjung Cap Vert yang menjorok ke Samudera Atlantik. Sekitar 500 kilometer dilepas pantai Dakar ini masih ada pulau Cape Verde. Sepanjang abad ke 17 sampai abad ke 18 daerah ini sebagai pos perdagangan bagi berbagai dinasti sampai lalu Prancis mendirikan pusat kekuasaannya pada kota St. Louis sebagai ibukota Prancis Afrika Barat (Afrique occidentale fran?Aise, or AOF) sebelum lalu dipundahkan ke Dakar pada tahun 1902.
Berawal menurut Salah Sebut
Nama Senegal diambil dari nama sungai yang sekarang menjadi batas daerah alami negara tersebut dengan Mauritania & Mali di sebelah utara & timur. Menurut pada teori David Boilat (1853) Kata Senegal sebenarnya asal dari bahasa Wolof ?Sunu gaal? Yang berarti ?Kanu (sampan) Kami? Tetapi terjadi miskomunikasi antara pelaut Portugis dengan para nelayan suku Wolof sehingga Para pelaut Portugis di sekitar abad ke 15 yang menyebut wilayah itu dengan nama Senegal. Namun para sejarawan modern menyebutkan teori yg lain bahwa Nama Senegal dari menurut nama suku Zenaga yang tinggal disebelah utara sungai Senegal waktu ini, teori lainnya merogoh menurut catatan geografer arab yg menuliskan nama Sanghana sebagai sebuah kota di abad pertengahan tetapi secara umum teori pertama jauh lebih populer. Tetapi dalam kepercayaan suku Serer mereka konfiden bahwa Sene Gall merupakan 2 istilah yg berarti ?Badan air? Alias Sungai.
Islam d i Senegal
Islam merupakan kepercayaan dominan di Senegal, diperkirakan kurang lebih 95% penduduk negara tadi merupakan pemeluk kepercayaan Islam. Islam sudah hadir di Senegal lebih menurut satu mileniemum. Kelompok etnik pertama yg masuk Islam merupakan orang orang dari suku Toucouleur di lebih kurang abad ke 11 masehi, & menggunakan cepat Islam berkembang disana sebagai akibatnya di awal abad ke 20 hampir semua orang Senegal telah beragama Islam. Sebagaian akbar muslim disana menganut aliran Tharikat Sufi Islam dan dalam rasio lebih kurang 1% dari mereka menganut Ahmadiyah.
![]() |
Masjid Sheikh Oumar Foutiyou pada kota Dakar, perhatikan bentuk menaranya yang sangat spesial . |
Ajaran sufi sangat kental dalam kehidupan muslim Senegal, lantaran memang menilik sejarah masuk & berkembangnya Islam disana tidak lepas berdasarkan peran para tokoh sufi. Hingga kini tradisi sufisme merupakan arus primer dan pimpinan masing masing Tharikat sebagai sosok yang teramat krusial pada dalam rakyat.
Sejarah Islam pada Senegal
Islam masuk ke daerah yg ketika ini dikenal sebagai negara Senegal pada permulaan abad ke sebelas masehi dengan mualafnya orang orang berdasarkan suku Toucouleurs, yang dalam mulanya dimulai kepala suku (dalam bahasa setempat diklaim Damel) Kerajaan Cayor yg bernama Lat Dyor Diop yg masuk Islam. Setelah ber-Islam beliau bersatu dengan kerajaan kerajaan menurut suku Wolof & Fulani lainnya buat menentang kolonialisasi sang Prancis disana.
Perubahan fundamental dilakukan oleh kepala suku (almamy) Rip, bernama Maba Diakhou B?, Selain mengganti sistem tata negara ke pada sistem Islam, beliau jua berupaya menghapus sistem tradisional keningratan Etnis Wolof siste aristokrasi Serer dalam upaya bergabung dengan kekuatan kekuatan muslim lainya, termasuk menjaiin kerjasama dengan Kekaisaran Islam di Mali dibawah pimpinan El Hadj Umar Tall.
Di penghujung abad ke 19, Tharikat tharikat Sufi Islam di Senegal termasuk Tharikat Tijani dan Mouridiyyah berjuang membebaskan diri menurut penjajahan Prancis & Inggris pada tanah air mereka. Namun seiring dengan ditangkapnya para tokoh masing masing Tharikat seperti Syeikh Malick Sy & Syeikh Amadou Bamba, perlawanan para pengikut Tharikat disana berubah menjadi perjuangan kebebasan menjalankan kepercayaan .
Prancis yang menjajah Senegal menjadikan wilayah itu sebagai sebuah negara menggunakan sistem Sekuler & bertaha hingga sekarang meski sudah merdeka dari penjajahan Prancis namun negara menjamin kebebasan beragama bagi warganegaranya. Meski demikian pengaruh Tharikat Sufi Islam dalam dunia politik sangat bertenaga di negara ini.
Tharikat Islam pada Senegal
Muslim pada Senegal hampir seluruhnya adalah anggota berdasarkan salah satu Tharikat Sufi Islam. Dua Tharikat Sufi Islam terbesar dinegara itu adalah Tharikat Maouridiyyah dan Tharikat Tijaniyyah, termasuk juga Tharikat Qodiriyyah dan beberapa tharikat tharikat lainnya meski menggunakan pengikut yang relatif sedikit. Tharikat Tijaniyyah mempunyai basis pengikut pada Kota Tivaouane & Kaolack, sedangkan Tharikat Maouridiyyah berbasis pada kota Touba. Masing masing Individu bergabung menggunakan salah satu Tharikat lantaran faktor keturunan ataupun karena pilihan langsung masing masing.
![]() |
Syeikh Amadou Bamba, pendiri berdasarkan Tharikat Mouridiyyah sendiri asal berdasarkan famili pengikut Tharikat Qoddiriyyah. |
Tharikat Mouridiyyah merupakan Tharikat asli dari Senegal yang berpusat di kota Touba sedangkan Tharikat Tijaniyyah berasal dari Kawasan Afrika utara kemudian menyebar ke Afrika barat termasuk wilayah Mali, Mauritania dan Senegal. Tharikat Qodiriyyah awalnya berdiri di Mauritania kemudian menyebar hingga ke Senegal. Tharikat Qodirriyah merupakan Kelompok Tharikat pertama dan tertua di Senegal. Syeikh Amadou Bamba, pendiri berdasarkan Tharikat Mouridiyyah sendiri asal berdasarkan famili pengikut Tharikat Qoddiriyyah. Dari jumlah pengikut, Tharikat Tijaniyyah sebenarnya merupakan Tharikat dengan pengikut terbesar di Senegal namun dari sisi Organisasi dan kapasitasnya mereka kalah populer dibandingkan dengan Tharikat Moudridiyyah. Masjid Tharikat Tijaniyyah di kota Tivaouane merupakan tempat kedua yang paling banyak dikunjungi jemaah di Senegal setelah masjid Agung Touba.
Syeikh Amadou Bamba adalah tokoh sentral menurut Tharikat Mouridiyyah yg dibentuknya seja masa penjajahan Prancis di sekitar tahun 1887. Setelah dua kali mengalami penangkapan & pengasingan sang Penguasa Prancis ahirnya dia dibebaskan & diberikan hak buat membangun komunitas sendiri pada Kota Touba. Di tahun 1918 pemerintah Prancis bahkan menganugerahinya Bintang kehormatan Legion atas jasanya mengizinkan pengikutnya membela Prancis pada perang dunia pertama.
Kota Touba kemudian berkembang menjadi pusat Tharikat Maouridiyah. Sebuah masjid berukuran sangat besar bernama Masjid Agung Touba dibangun disamping makamnya 40 tahun setelah beliau wafat, dan sekali dalam setahun, pada hari ke 48 setelah tahun baru hijriah, hampir dua juta pengikut Tharikat Mouridiyah membanjiri kota tersebut memperingati hari kembalinya Syeikh Bamba dari pengasingan yang disebut peringatan Grand Magal. Kota Touba sendiri memiliki status khusus di Senegal sejak masa penjajahan Prancis, mirip seperti sebuah negara di dalam negara. Di Touba penguasanya hanya satu yakni Khalifah dari Tharikat Mouridiyah yang merupakan keturunan dari Syeikh Bamba ataupun salah satu dari pengikut setianya yang terpilih. Tak ada gubernur, walikota atau pejabat pemerintahan lainnya bahkan tidak ada polisi ataupun tentara, semua sektor kehidupan dibawah kendali Khalifah Tharikat dan para aparaturnya.
Tharikat Mauridiyyah Memiliki impak yg sangat kuat di Senegal bahkan hingga mendominasi ranah politik, pengikutnya beredar sampai ke Paris & New York city dan banyak sekali kota dunia, secara rutin mereka mengirimkan sejumlah uang kepada pemimpin mereka di Touba. Salah satu anggota Tharikat ini yg terkenal merupakan Presiden Senegal Abdoulaye Wade yg menang pada pemilihan presiden selesainya mengalahkan pesaingnya Abdou Diouf berdasarkan Tharikat Tijaniyyah. Sehari setelah terpilih, Abdoulaye Wade langsung berangkat ke Touba buat meminta restu berdasarkan Khalifah Tharikat Mauridiyyah, Serine Saliou Mbacke (S?Ri? Falilou, Khalifah kedua 1945-1968)
Di kota Touba nyaris tidak pernah terjadi tindak kriminal disepanjang sejarahnya, aturan Islam secara ketat diberlakukan pada kota itu. Alkohol & sejenisnya, rokok & sejenisnya, tarian & musik bahkan bermain game pun terlarang di kota itu. (seperti dengan di Indonesia) Mushola dan masjid adalah bangunan yang wajar terlihat dimana mana. Seperti pada kota kudus Mekah, di kota Touba-pun denyut nadi perekonomian dan semua aktivitas terhenti waktu terdengat suara azan. Muslim disana bergegas menuju mushola atau masjid terdekat untuk melaksanakan sholat berjamaah.***
-------------------
Baca Juga
Masjid Agung Bobo Dioulasso, Burkina Faso
Masjid King Fahd di Banjul - Gambia
Masjid Larabanga, Masjid Pertama di Larabanga dan Afrika Barat
Masjid (bernama) Indonesia pada Maroko