Masjid Al-Makmur, Tanah Abang - Jakarta - Islami Pedia
News Update
Loading...

Thursday, September 24, 2020

Masjid Al-Makmur, Tanah Abang - Jakarta

Masjid Al-Ma?Mur Tanah Abang, Megah pada usia nya yang telah

begitu tua (foto : siarmasjid)

Ada yang tak kenal Tanah Abang ?, rasa rasanya orang Indonesia sangat mengenal pasar satu ini setidaknya pernah mendengar keberadaan pusat ritel dan grosir terbesar di Asia Tenggara ini. Di Kawasan Tanah Abang berdiri sebuah masjid tua yang tak bisa dilepaskan dengan sejarah Tanah Abang, namanya Masjid Jami' Al-Makmur Tanah Abang. Masjid tua ini resminya bernama  Masjid Jami' Al-Ma'mur Tanah Abang [sebagaimana tertulis di atas pintu utama masjid] namun lebih dikenal dengan nama Masjid Al-Ma'mur saja, merupakan salah satu dari belasan masjid tua yang masih tersisa di Jakarta. Masjid ini dibangun pada tahun 1704 oleh bangsawan Kerajaan Islam Mataram pimpinan KH Muhammad Asyuro.

Kini masjid yang seumur menggunakan sejarah eksistensi Tanah Abang ini terkepung oleh hingar bingar sentra perdagangan Tanah Abang, Di kiri kanan masjid jami ini telah nir ditemukan lagi perumahan penduduk lantaran hampir semua wilayah sekitarnya sebagai pusat kegiatan usaha. Halaman depan masjid ini bahkan telah tergerus dalam arti sebenarnya sang perkembangan pusat bisnis Tanah Abang, pekarangan depannya habis digunakan buat pelebaran jalan & disesaki oleh para pedagang & parkir tunggangan.

Lokasi Masjid Al-Makmur ? Tanah Abang

Masjid Al-Makmur

Jl KH Mas Mansyur No.6, Tanah Abang

Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta

Indonesia

Sejarah Masjid Al-Makmur, Tanah Abang

Serangan Mataram ke Batavia

Puncak berdasarkan kegeraman raja Mataram, Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma dengan ulah VOC dibawah pimpinan Jenderal Jan Pieterzoen Coen pada Batavia maka, pada lepas 27 Agustus 1628 pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Bahureksa [bupati Kendal] tiba pada Batavia. Pasukan ke 2 datang bulan Oktober dipimpin Pangeran Mandurareja. Total semuanya merupakan 10.000 prajurit. Menyerbu Batavia dalam gelombang agresi pertama. Perang akbar terjadi pada Benteng Holandia. Pasukan Mataram mengalami kehancuran lantaran kurang perbekalan.

Sultan Agung pulang menyerang Batavia buat kedua kalinya dalam tahun berikutnya. Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur berangkat pada bulan Mei 1629, sedangkan pasukan ke 2 dipimpin Adipati Juminah berangkat bulan Juni. Total seluruh 14.000 orang prajurit. Kegagalan serangan pertama diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang & Cirebon. Tetapi mata mata VOC berhasil menemukan dan memusnahkan semuanya, mengakibatkan pasukan Mataram kurang perbekalan, ditambah endemi penyakit malaria & kolera, sehingga kekuatan pasukan Mataram sangat lemah waktu mencapai Batavia.

Bagian depan Masjid Jami Al Ma'mur(okezone)

Walaupun balik mengalami kekalahan, serangan kedua Sultan Agung ini berhasil membendung & mengotori Sungai Ciliwung, yg menyebabkan endemi kolera melanda Batavia. Gubernur jenderal VOC, Jenderal Jan Pieterzoen Coen mati sebagai korban endemi tersebut. Di antara anggota pasukan Mataram tadi terdapat yang memutuskan buat tidak balik ke Mataram, mereka kemudian menetap di Batavia menjadi da?I & membangun sejumlah masjid, Sedikit poly, orang-orang Mataram ini memberi efek pada pembentukan budaya awal rakyat Betawi. Mulai berdasarkan struktur bahasa, norma tata cara, sandang sampai nama-nama loka di lebih kurang Betawi tempo dulu.

Sejarah Awal Masjid Al-Ma?Mur ? Tanah Abang

Perkembangan Islam di Batavia ditradisikan juga sang orang-orang dari Mataram ini. Salah seseorang bangsawan keturunan Kerajaan Mataram yang tercecer dari perang itu, adalah KH. Muhammad Asyuro. Muhammad Asyuro kemudian memilih wilayah Tanah Abang sebagai loka mukimnya yang baru. Pada pemukiman baru tersebut sisa pasukan Mataram ini dibawah pimpinan KH Muhammad Asyura mendirikan sebuah mushola berukuran 12?8 meter pada tahun 1704 Masehi. Keberadaan langgar ini terus berlanjut sampai ke keturunan KH. Muhammad Asyuro berikutnya. Kedua anak KH Muhammad Asyuro, KH. Abdul Murod Asyuro dan KH. Abdul Somad Asyuro tercatat menjadi penerus dakwah ayah mereka sampai masuk ke abad 20.

Masjid Al-Ma’mur, masjid tua yang kini semakin terjepit diantara pusat

perbelanjaan di kawasan Tanah Abang (foto : indoplaces.com)

Pada lepas 30 Agustus 1735 (31 tahun setelah berdirinya Langgar KH. Muhammad Asyuro) Yustinus Vinck seseorang tuan tanah Belanda mulai mendirikan pasar pada Tanah Abang yg hanya buka setiap hari Sabtu, karena itu kemudian disebut Pasar Sabtu, dan waktu itu sanggup menyaingi pasar Senen yg telah lebih maju. Pembangunan pasar itu memicu percepatan perkembangan tempat Tanah Abang.

Pembangunan Besar Besaran

Semakin berkembangnya perkampungan dan bertambahnya jumlah penduduk sekitar langgar, maka atas inisiatif tokoh rakyat Tanah Abang keturunan Arab, Habib Abu bakar bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Habsyi, tahun 1915 langgar diubah sebagai masjid besar 44m x 28m, diatas tanah wakaf dari Habib Abu bakar dengan rancangan menurut seorang arsitek Belanda. Masjid yang dibangun pada atas tanah wakaf seluas 1.142 m2, ini kemudian diberi nama Al-Makmur. Habib Abu Bakar Alhabsyi adalah salah seorang pendiri rumah yatim piatu Daarul Aitam di jalan yang sama. Sebagian besar biaya pembangunan masjid ini yaitu f 35.000 bahkan ditanggung sendiri sang Habib Abu Bakar. Dalam badan pengurus Yayasan Misigit Djemat Tanah Abang Al-Mansoer (1914) selalu masih ada empat anggota keturunan Arab dan tiga orang muslim lain.

Suasana di dalam Masjid Al-Ma’mur (foto : masjid-alma’mur on fb)

Tahun 1932 masjid ini diperluas sampai ke arah utara seluas 508 m2. Perluasan pada atas tanah wakaf Salim Bin Muhammad bin Thalib itu kemudian ditambah lagi dengan sebidang tanah milik masjid di bagian belakang seluas 525 m2 pada tahun 1953. Jadi luas total masjid ini sebesar 2.175 m2. Ketika terdapat kuburan wakaf [kini jadi rumah susun Tanah Abang], masyarakat keturunan Arab yang meninggal global sebelum dimakamkan terlebih dulu jenazahnya dishalatkan pada Masjid Al-Makmur. Para pedagang & pembeli di Pasar Tanah Abang pula membuahkan masjid tua ini menjadi loka shalat mereka terutama shalat dzuhur & ashar.

Arsitektural Masjid Al-Makmur, Tanah Abang

Gaya bangunan masjid ini menyerupai arsitektur masjid pada Timur Tengah, namun dengan sentuhan yang cukup modern. Bangunan kubah utamanya berwarna hijau dan terlihat dari segala arah. Kesan klasik jua sangat terasa bila berada didalam masjid itu. Bentuk kusen pintu & jendela bergaya arsitektur abad 17, menambah kesan mendalam jika masjid tadi memiliki nilai historis yg tinggi.

Mimbar dan Mihrab Masjid Al-Ma’mur Tanah Abang

(foto : masjid-alma’mur on fb)

Dua menara pendek mengapit tiga pintu masuk, yang atap bangunannya berbentuk kubah. Gaya bangunannya menyerupai masjid Timur Tengah. Bangunannya berkubah utama wama hijau menyolok, terlihat dari segala arah. Kubah, elemen bangunan yang umum dijumpai pada masjid-masjid Indonesia pada Masjid Al Makmur memiliki bentuk yg unik.

Bagian bawahnya berbentuk segi empat yang mengecil pada bagian atas menyerupai topi bishop atau kupola. Sedangkan zenit kedua menara yg mengapit kubah utama berbentuk bawang misalnya lazimnya kubah-kubah. Peletakan kubah & sepasang menara tersebut menyerupai bentuk arsitektur masjid pada Asia Barat pada mana pintu masuk utamanya (iwan) diapit sang dua menara tinggi. Bangunan masjid Al Makmur menerima penghargaan Sertifikat-Sadar Pemugaran 1996. Di pada lingkungan masjid yg bisa menampung sampai lima.200 jamaah ini masih ada tiga makam yg dikeramatkan, & terlihat masih banyak rakyat yang berziarah ke makam tadi.

Interior masjid Al-Ma’mur Tanah Abang (foto dari tnol)

Masjid Al-Makmur, Tanah Abang kini

Bertahan pada gerusan zaman

Masjid yg sangat bersejarah ini, di depannya tampak kumuh. Terutama sang para pedagang kaki lima yang mangkal di depan masjid dan tumpah ruah ke jalan. Sementara kendaraan beroda empat dan motor menjadikannya sebagai tempat parkir waktu mereka hendak berbelanja ke sentra-pusat perdagangan Tanah Abang. Akibat pengembangan jalan, sekarang Masjid Al-Makmur hanya menyisakan (habis) beranda depan menggunakan tiga gerbang berpilar ramping berbentuk kelopak malati dan list-plang dengan lima lubang angin dan 2 menara berkubah mini bergaya mercusuar (menggunakan jendela & teras) di kiri kanan bangunan primer. Sementara pedagang kaki 5 kadang-kadang menggunakan enaknya menjajakan dagangannya di muka masjid.

Makin berkembangnya bisnis pada Tanah Abang, mengakibatkan Jalan KH Mas Mansyur & sekitarnya misalnya Kebon Kacang I hingga Kebon Kacang VI sekarang telah berubah fungsi. Sebagian akbar rumah telah menjadi tempat pertokoan, ekspedisi, dan gudang-gudang. Tidak heran bila harga tanah yang berdekatan dengan Proyek Pasar Tanah Abang termasuk termahal pada Jakarta. Seperti waktu pembangunan jembatan Metro Tanah Abang, tempat tinggal -rumah yg tergusur menerima ganti rugi Rp 10 juta per m2. Menurut sejumlah warga , harga tanah milik mereka ketika ini harganya Rp 20 juta per meter persegi.

lokasinya yang berada pusat perbelanjaan di kawasan Tanah Abang

menjadikan masjid ini benar benar berada di hiruk pikuknya aktivitas

masyarakat di kawasan perdagangan tersebut (foto : indoplaces.com)

Area Peratarungan Berebut rezeki

Jarak masjid Al-Makmur yg hanya seitar 100 meter berdasarkan pusat grosir tanah kakak sudah bisa dipastikan huma pada depan masjid ini menggiurkan beberapa pihak buat mengeduk keuntungan, akibatnya huma tersebut sebagai rebutan aneka macam pihak yang tak urung berujung dalam bentrokan misalnya yg pernah terjadi dalam hari rabu dinihari 21 Maret 2012 lalu waktu dua grup pemuda terlibat friksi pada Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat tepatnya di depan Masjid Al-Makmur ini.

Pemicu dari keributan, diduga lantaran memperebutkan lapak didepan Masjid tadi. Setiap harinya, didepan masjid terdapat puluhan pedagang kaki usang dan parkiran sepeda motor. Omset dari pedagang & parkiran disana tergolong relatif besar , tak ayal lahan tadi menjadi rebutan dua kelompok yang masih bertetangga ini. Saat ini polisi menurut Polsek Tanah Abang pada ahirnya harus turun tangan mengehntikan aksi anarkis tadi & berjaga-jaga di lokasi.

Fauzi Bowo [Gubernur DKI Jakarta] dalam suatu kesempatan memberikan

santunan kepada anak yatim piatu di Masjid Al-Ma’mur Tanah Abang

(foto : bpadjakarta)

Disinggahi Pimpinan Negara

Sejumlah petinggi negeri pernah menyempatkan singgah dan sholat pada masjid ini. Termasuk Presiden Soekarno, M Natsir, KH. Ahmad Dahlan [pendiri Muhmmadiyah], tokoh NU Wahid Hasyim, Presiden Megawati, Wapres Hamzah Haz, Wakil Presiden Try Sutrisno dan presiden SBY waktu masih menjabat menjadi Pangdam, & tentu saja Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo atau mampu dipanggil Foke.

Mimbar dilengkapi dengan tulisan indah

kaligrafi. (okezone)

Selama bulan suci Ramadhan, pengelola masjid memiliki banyak sekali aktivitas keagamaan. Tujuannya buat menyemarakkan Ramadan. Seperti salat Tarawih berjamaah, mengundang da'i buat berceramah. Selain itu, setiap hari pada masjid ini diadakan program buka puasa beserta dengan para jamaah. Hampir setiap hari, sejumlah pedagang Tanah Abang menyumbangkan kuliner dan minuman buat menu berbuka bagi para jamaah masjid ini maupun para rakyat yg kebetulan singgah.

Masjid Masjid disekitar Tanah Abang

Sekedar fakta, bagi anda yg sedang berkunjung ke Tanah Abang selain Masjid Al-Ma?Mur ini pada tempat ini tersedia masjid masjid lainnya yaitu : Masjid Pasar Tanah Abang (MPTA) masjid besar relatif mewah pada atap lantai 14 Pasar Tanah Abang blok A. Masjid Al-Ikhlas pada Blok G lantai 4. Masjid pada lantai atap di Blok B & Masjid Al-Abraar di Jalan Jati Baru X, di seberang Stasiun Kereta Tanah Abang. Masjid ini berada pada gang yang juga dipenuhi kios pedagang pakaian jadi terutama pakaian muslim seperti gamis, baju koko, peci, jilbab, dan lainnya.

Lihat video Masjid Al-Ma’mur Tanah Abang di republikaonline

Foto Foto Masjid Al-Ma'mur Tanah Abang

Bagian dalam terlihat sejumlah pilar kuat menopang bangunan besar

Masjid. Kesan lawas pun terlihat dari daun pintu, jendela, dan mimbar.

(foto :okezone)

gaya timur tengah sangat kental di fasad depan masjid Al-Ma'mur

foto dari pelitaonline

Musikus Dangdut kondang yang juga da'i, Rhoma Irama memberikan

ceramah menyambut Maulid Nabi di Mesjid Al-Makmur, Tanah Abang

jakarta,  (foto dari antara)

hamparan Sajadah Masjid Al-Ma’mur Tanah Abang (foto : siarmasjid)

Referensi

alwishahap.wordpress.com – masjid tua dikepung pusat perbelanjaan

beritabatavia.com – masjid-tua-diantara-semrawutnya-tanah-abang

travel.okezone.com – serba serbi  belanja di pasar tanah abang nan modern

Beritajakarta.com - Masjid Al-Makmur Saksi Sejarah Islam di Jakarta

Jakarta.go.id – almakmur tanah abang masjid

pesatnews.com - dua-kelompok-warga-tawuran-di-tanah-abang

Poskota.co.id – masjid al-makmur tempat salat bung karno sby

siarmasjid.blogspot.com – masjid masjid di kawasan pasar tanah abang

wikipedia – sultan agung dari mataram

Wikipedia – serangan besar di batavia

--------------------------------ooOOOoo--------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Jakarta Lain-nya

Masjid Jami? Al-Makmur Sawah Lio, Jakarta

Masjid Jami Cikini Al-Ma?Mur - Jakarta

Masjid Jami? Annawier, Pekojan

Masjid Cut Meutia, Jakarta

Masjid Hidayatullah ? Setiabudi, Jakarta

Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta

Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta

Masjid ?Si Pitung? Al Alam ? Marunda, Jakarta

Lautze, Masjid Ruko menggunakan Ornamen Klenteng

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done