Masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima - Islami Pedia
News Update
Loading...

Monday, August 17, 2020

Masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima

Masjid Sultan Muhammad Salahuddin merupakan Masjid Kesultanan Bima.

Masjid Kesultanan Bima

Masjid Sultan Muhammad Salahadddin dikenal menjadi Masjid Kesultanan Bima, dibangun pertama kali dalam tahun 1770 M oleh Sultan Abdul Kadim Zilullah Fil Alam, sultan Bima ke-8, Wajir Ismail, pada masa ke-emasan Kesultanan Bimal. Nama masjid ini dinisbatkan pada Sultan Muhammad Salahudin (1920-1943), Sultan Bima terahir yang berkuasa penuh menjadi Sultan di Kesultanan Bima sebelum wilayah Kesultanan disatukan ke dalam daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada masanya masjid ini merupakan pusat pendidikan & penyebaran Islam di Kesultanan Bima dan sekitarnya & menjadi saksi bisu pasang surut perkembangan & kemajuan Islam di Bima. Selain itu, masjid ini sanggup diajdikan ikon wisata andalan pada Bima. Seperti halnya tatanan pemerintahan kesultanan pada Nusantara, masjid Kesultanan Bima ini pula menjadi elemen penting yang sebagai kesatuan menurut pemerintahan Kesultanan Bima baik dari tata letak bangunan maupun dalam nafas pemerintahan Kesultanan.

Masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima

Jl. Sukarno Hatta, Kampung Sigi, Kelurahan Paruga

Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Lokasi masjid ini berada Kampung Sigi atau Kampung Masjid, tepatnya berada disebelah tenggara Museum Asi Mbojo, disebelah selatan alun alun Serasuba. Konsepsi tata letak bangunan kesultanan Bima tidak jauh tidak sama menggunakan kebanyakan rapikan letak bangunan kesultanan di tanah Jawa dengan memasukkan masjid sebagai galat satu elemen utamanya. Terdiri berdasarkan bangunan Istana kesultanan Bima, Masjid kesultanan dan alun-alun Serasuba.

Masing-masing unsur menciptakan satu kesatuan yang utuh antara pemerintahan (istana), religi (masjid), dan rakyat (alun-alun). Alun-alun Serasuba dari menurut istilah sera dan suba. Sera berarti tanah lapang, dan suba secara harfiahnya bermakna tombak, yang dikonotasikan menggunakan perintah atau titah. Jadi, alun-alun Serasuba dulu didirikan menjadi tempat bagi Sultan Bima buat mengungkapkan titah (perintah) kepada rakyatnya.

Di komplek Masjid Sultan Salahudin ini terdapat makam para petinggi kesultanan dan keluarganya yg berada pada sebelah barat bangunan masjid, termasuk makam Sultan Abdul Kadim Zilullah Fil Alam, yang pertama kali menciptakan masjid tersebut. Setelah sekian lama tenggelam menurut anjung sejarah, Kesultanan Bima dibangkitkan kembali dalam tanggal 4 Juli 2013, dengan penobatan Sultan Bima ke 16, Sultan Jena Teke H. Ferry Zulkarnain. Meskipun sekarang legitimasi Sultan tidak lagi berkuasa pada ranah politik misalnya pada lalu namun lebih kepada sosok pengayom adat, tadisi, budaya dan kepercayaan Islam pada daerah kesultanan Bima.

Sejarah Masjid Sultan Muhammad Salahuddin

Masjid Sultan Muhammad Salahadddin dikenal sebagai Masjid Kesultanan Bima, dibangun pertama kali dalam tahun 1770 M sang Sultan Abdul Kadim Zilullah Fil Alam, sultan ke-VIII. Pembangunan disempurnakan oleh putranya, Sultan Abdul Hamid, yg mengubah bentuk atap rumah ibadah itu menjadi atap bersusun tiga, mirip dengan Masjid Masjid Tradisional pada Pulau Jawa. Tetapi, pada masa perang global ke 2 masjid Kesultanan Bima tadi hancur lebur dibom sang pasukan Sekutu pada tahun 1943, saat Bima diduduki Jepang. Hanya tersisa mimbar masjid yg selamat dari kehancuran itu.

Pada tahun 1990, Hajah Siti Maryam yg merupakan putri menurut mendiang Sultan Muhammad Sallahuddin (Sultan Bima ke 15) memugar Masjid Kesultanan Bima & membangunnya pulang misalnya aslinya sebagai upaya konservasi terhadap bangunan masjid bersejarah tadi & kemudian dinamai Masjid Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan Bima terahir yang berkuasa penuh pada Kesultanan Bima sebelum lalu bergabung menggunakan NKRI.

Sejarah Islam di Bima

Di dalam masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima

Buya Hamka, ulama legendaris Indonesia, pernah menyatakan Bima sebagai galat satu sentra syiar Islam pada Indonesia. Menurut catatan sejarah, tahun 1540 M merupakan tonggak awal kedatangan Islam pada tanah Bima. Proses islamisasi itu berlangsung pada 3 termin yaitu periode kedatangan Islam tahun 1540 ? 1621, periode pertumbuhan islam tahun 1621-1640 M, dan periode kejayaan islam dalam tahun 1640 ? 1950 M. Pada tahap awal sebelum Islam menjadi agama resmi kerajaan, ajaran Islam sudah masuk pada daerah-wilayah pesisir Bima.

Pada abad ke-16 M, Bima sudah menjadi salah satu pusat perdagangan yang ramai di wilayah bagian timur Nusantara. Menurut Tome Pires yang berkunjung ke Bima pada tahun 1513 M, pada masa itu pelabuhan Bima ramai dikunjungi oleh para  pedagang Nusantara dan para pedagang Bima berlayar menjual barang dagangannya ke Ternate, Banda dan Malaka serta singgah di setiap pelabuhan di Nusantara. “Pada saat inilah kemungkinan para pedagang Demak datang ke Bima selain berdagang juga untuk menyiarkan agama Islam” kata sejarawan dan Indonesianis Prancis Henry Chambert-Loir dalam bukunya, Bima dalam Sastra dan Sejarah.

Masjid Sultan Bima di malam hari.

Persinggungan Bima menggunakan Jawa dan saudagar saudagar Islam melalui jalur bahari terjadi karena Bima berada pada jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Dari situ, pedagang & mubaligh berdasarkan Jawa & daerah muslim lainnya tiba ke Bima membuatkan Islam. Ataupun sebaliknya orang-orang Bima pulang berdagang ke Jawa & daerah muslim lainnya kemudian pulang dengan membawa ajaran Islam.

Seperti tertulis pada galat satu bo atau buku catatan kerajaan, dalam tahun 1640 Ruma Ta Ma Bata Wadu, Raja Bima ke-27, menikah menggunakan wanita bernama Daeng Sikontu, adik ipar menurut Sultan Alauddin, raja Makassar Alauddin. Lantaran perkawinan itu, Sang Raja memeluk agama Islam. Ia pun membarui gelar dan nama sebagai Sultan Abdul Kahir. Ialah sultan Bima pertama yg beragama Islam. Dengan demikian, Bima sudah menjadi sebuah kesultanan di abad ke 17 miladiiyah menggunakan perubahan status kerajaan menjadi sebuah kesultanan.***

Referensi

kekunaan.blogspot.co.id - masjid-sultan-muhammad-salahuddin

diasporaiqbal.blogspot.co.id - menengok-masjid-kesultanan-bima

alanmalingi.wordpress.com - menyusuri-jejak-islam-di-tanah-bima

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done