![]() |
Warisan Sultan Siak Sri Indrapura. Masjid Syahabuddin merupakan masjid kabupaten sekaligus masjid bersejarah peninggalan kesultanan Siak Sri Indrapura di kota Siak |
Masjid Syahabuddin merupakan masjid tertua di kota Siak Sri Indrapura, ibukota kabupaten Siak pada Provinsi Riau, masjid ini merupakan warisan berdasarkan Kesultanan Siak yang dibangun semasa kekuasaan Sultan Siak ke-12, Sultan Syarif Kasim II. Sehingga masjid ini acapkali dikenal masyarakat dengan sebutan Masjid Sultan Siak. Pasa masa kejayaan kesultanan Siak Sri Indrapura Masjid ini menjadi salah satu sentra pengkajian Islam terbesar pada Asia Tenggara.
Sampai sekarang masjid tadi masih menjadi loka ibadah masyarakat kota Siak. Apa lagi masjid ini dilengkapi fasilitas pendingin udara AC yang menciptakan ruangan masjid bertambah sejuk. Selama bulan Ramadan pun poly rakyat yg menjatuhkan pilihannya buat melaksanakan salat fardu maupun sunah pada masjid ini. Selain itu, pada sebelah masjid juga terdapat makam sultan.
![]() |
Megah pada balutan warna kuning khas melayu menggunakan sedikit sentuhan rona hijau |
Selain menjadi tempat beribadah, masjid tadi pula dijadikan lokasi wisata riligi. Berbagai tamu wisata baik lokal maupun mancanegara sering singgah barang sejenak pada masjid ini. Diantara wisatawan lain, pengunjung menurut negeri jiran Malaysia yg paling poly mengunjungi masjid ini. Lantaran memang Kesultanan Siak dalam mulanya berawal dari Kesultanan Johor di Malaysia.
Lokasi Masjid Syhabuddin Siak
Jl. Sultan Ismail Kota Siak Sri Indrapura
Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia
koordinat : 0? 47' 41.35danquot; N 102? Dua' 48.22" E
Masjid Syahabuddin terletak di Jl Sultan Ismail, sempurna pada persimpangan dengan ruas jalan Datuk Pesisir pada kota Siak yg berjarak sekitar 30 meter berdasarkan bibir sungai Siak. Masjid berwarna kuning menggunakan polesan cat hijau dibeberapa tiang penyangganyanya ini dilingkupi rerumputan hijau yg menambah keindahan tersendiri. Ada 2 bangunan megah dalam komplek masjid ini, yakni bangunan Masjid Syahabuddin & bangunan ke 2 yg seperti dengan bangunan masjid terbaru dengan kubah bawang merupakan bangunan komplek pemakaman raja raja Siak, famili & kerabatnya.
Kehadiran masjid ini tidak hanya sekedar sebagai loka ibadah semata. Sejak dulu, Masjid Syhabuddin sebagai pusat pendidikan islam terbesar pada Asia Tenggara. Pada saat itu, Sultan mendatangkan guru-pengajar islam dari tanah Arab. Sejarah pertanda, kerajaan Siak tempo dulu merupakan pusat pendidikan Islam terbesar pada Asia Tenggara. Banyak negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand belajar pendidikan Islam pada Kesultanan Siak.
![]() |
Teras Masjid Syahabuddin |
Asal Muasal Nama Syahabuddin
Nama masjid Syahabudin diambil menurut nama suku Syahad dari keturunan Sultan Kerajaan Siak yang berasal berdasarkan Arab, mulai menurut Sultan ke-dua yaitu Sultan Muhammad Ali. Sumber yg lain mengungkapkan bahwa Nama masjid ini diambil berdasarkan nama imam Sayyid Osman Syahabuddin. Adapula yang mengartikan nama Masjid ini menjadi gugusan dari dua kata ?Syah? Yg berarti penguasa dan ?Addin? Yang berarti agama.
Sejarah Masjid Syahabuddin
Masjid Syahabudin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim dibangun tahun 1302 Hijriah bertepatan menggunakan tahun 1882 Miladiah, berdekatan menggunakan istana kesultanan. Bangunan fisiknya terbuat menurut kayu, di dalamnya masih ada mimbar yg berukir berdasarkan Jepang. Kemudian masjid Syahabudin dipindahkan secara permanen pembangunannya ke Jalan Sultan Ismail pada tepi Sungai Siak, berjarak sekitar 300 M dari istana As Seraya Hasniliyah Siak.
![]() |
Masjid Syahabuddin menurut jalan Sultan Syarif Khasim |
Masjid Syahabudin didirikan sang Sultan yg ke-12 bernama Sultan Assayyidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaefudin (Sultan Syarif Qasim II), dimulai dalam tahun 1927 & terselesaikan dibangun pada tahun 1935. Dana pembangunan masjid tersebut asal dari dana kerajaan dan partisipasi rakyat Siak. Dalam aplikasi pembangunan masjid, buat menimbun tanah khususnya pondasi masjid dilakukan secara gotong-royong oleh kaum mak pada malam hari, mengingat masa itu masih berlaku Adat Pingitan bagi kaum perempuan (pada masa Pemerintahan Sultan Syarif Qasim II).
Untuk sebagai imam dalam masa itu persyaratannya telah lulus tes oleh Qodi Siak di zaman Sultan pada masa itu. Kepengurusan Masjid Syahabudin dikoordinir oleh Sultan Siak, karenanya yang menjadi imam dan khatib digaji oleh Sultan Siak. Diantara mereka adalah: H. Abdul Wahid, Tuan Lebay Abdul Muthalib, & Imam Suhel.
Kemudian dalam tahun 1945 selesainya Indonesia merdeka, semua aset kerajaan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, sebagai akibatnya masjid tersebut dijadikan masjid kecamatan. Dengan adanya pemekaran daerah pada Provinsi Riau, Siak sebagai kabupaten, maka masjid itupun naik status sebagai masjid kabupaten. Dengan demikian, selain bersatus menjadi masjid kabupaten, masjid ini juga sebagai masjid bersejarah.
Bersambung
Referensi
sungaikuantan.com - kerajaan-siak-sri-indrapura-warisan
krishadiawan.co.cc - sejarah-kerajaan-siak-sri-inderapura
riau1.kemenag.go.id - Masjid Syahabudin Siak
detiknews.com - mengintip-masjid-sultan-siak
harian kompas, edisi minggu 10 Agustus 2003
Baca Juga