Masjid Raya Singkawang Kalbar - Islami Pedia
News Update
Loading...

Monday, August 3, 2020

Masjid Raya Singkawang Kalbar

Berdiri di lahan berbentuk segitiga mengakibatkan Masjid Raya Singkawang begitu unik dipusat kota Singkawang.

Singkawang adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Barat, sebuah kota yang mempunyai tradisi toleransi beragama yang sangat baik yang tercermin pribadi menurut tata kotanya. Kota ini memiliki sebuah Masjid Raya yang dibangun pertama kali tahun 1880 dan lokasinya berdekatan dengan sebuah Klenteng atau Vihara Tri Dharma Bumi Raya yg menjad pusat peribadatan Etnit Thionghoa pada Kota Singkawang.

Tradisi toleransi telah mendarah daging bagi masyarakat kota ini. Sekedar contoh sederhana merupakan dalam ketika seremoni Cap Go Meh yg begitu meriah yang diselenggarakan sang pihak Vihara & kini sebagai salah satu atraksi pariwisata andalan kota Singkawang, akan berhenti sejenak manakala terdengar suara azan mengumandang menurut pengeras suara pada Masjid Raya Singkawang.

Masjid Raya Singkawang

Jalan Masjid, Melayu, Singkawang Barat

Kota Singkawang, Kalimantan Barat 79112

Indonesia

Masjid Raya Singkawang pertama kali didirikan dalam tahun 1880 oleh Bawasahib Maricar & keluarganya yang merupakan muslim pendatang dan pedagang berdasarkan Calcutta India, yg kemudian diangkat Pemerintah Belanda sebagai Kapitan di Singkawang dalam tahun 1875. Kapitan Bawasahib Maricar menciptakan Masjid Raya di daerah Pasar Baru Singkawang kala itu.

Saat dibangunnya Masjid tempat ibadah umat Islam di Singkawang ketika itu masih sederhana, masih berukuran kecil dan tidak mempunyai menara. Kapitan Bawasahib Maricar membentuk Masjid Raya di tanah miliknya yg berbentuk segitiga berdekatan dengan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dibangun sang seorang Kapitan dari etnis Tionghoa.

Namun sekitar tahun 1937, terjadi kebakaran hebat di pusat kota Singkawang kala itu, kebakaran itu telah membumihanguskan bangunan-bangunan, termasuk Masjid Raya dan Vihara. Namun tak lama berselang sekitar tahun 1940 Masjid Raya dibangun kembali  kembali ditempat yang sama oleh 3 orang bersaudara keluarga dari Bawasahib Maricar yaitu Haji B. Achmad Maricar, B. Mohammad Haniffa Maricar dan B. Chalid Maricar.

Perjalanan Sejarah Masjid Raya Singkawang sampai ke bentuknya ketika ini.

Kondisi Masjid diperluas menggunakan sumbangan huma tanah milik famili Kapitan Bawasahib Maricar, dan baru dalam tahun 1953 mulai dibangun menara yg terletak disamping kiri Masjid Raya, kendati semakin luas namun bentuk areal Masjid tersebut masih berbentuk segitiga, inilah galat satu keunikan dari Masjid Raya Singkawang berdiri menggunakan bentuk segitiga yg dikelilingi sang jalan raya.

Sehingga tidaklah mengherankan bila setiap pendatang atau pelancong yg mengunjungi kota Singkawang seakan akan tidak afdol apabila nir singgah atau menikmati panorama Masjid Raya Singkawang yg berdekatan menggunakan Kelenteng atau Vihara Tri Dharma Bumi Raya, ke 2 bangunan ini merupakan karakteristik khas tersendiri rakyat Singkawang.

Bangunan masjid menurut tahun 1940-an itu kini sudah dirombak menjadi sebuah bangunan masjid megah dan terbaru dilengkapi menggunakan dua menara menjulang disisi kiri & kanan bangunan primer. Ada beberapa bagian dari bangunan masjid usang yang masih dipertahankan keasliannya demi merawat sejarah masjid tersebut. Yang masih sahih benar utuh dipertahankan merupakan menara lama masjid tadi yang masih berdiri kokoh sebagaimana aslinya bersisian dengan galat satu menara baru-nya.

Megahnya Masjid Raya Singkawang.

Perpaduan berbagai langgam bangunan masjid sangat kentara di Masjid Raya ini. Langgam masjid masjid dinasti Islam Mughal (India) terlihat kentara pada menara lamanya yg berdenah segi empat, dilengkapi dengan kubah berbentuk bawang dan dilengkapi dengan balkoni pada zenit menara dibawah kubah. Bentuk kubah bawang masih dipertahankan dalam kubah primer bangunan baru yg kini di cat dengan warna emas.

Dua menara kembarnya yang baru di masjid ini tentu akan sedikit mengobati kerinduan kepada masjid Nabawi dan Masjidil Harom bagi siapa saja yg pernah beribadah pada 2 masjid kudus tadi, karena dua menara masjid ini memang sangat seperti menggunakan menara menara masjid tadi. Sementara langgam masjid masjid Eropa bagian timur terlihat pada penggunaan penopang silindris dalam dua kubah besar masjid ini.

Fasad bangunannya dibangun begitu tinggi seperti halnya masjid masjid berdasarkan dinasti Usmaniyah (Turki), sedangkan sentuhan lokal begitu kental dibagian interior masjid dengan penggunaan material kayu dan ornamen tempatan & penggunaan kerawang (lubang jendela) hampir diseluruh dinding bangunan dengan jendela jendela ventilasi besar dan bangunan serambi yg sebagai salah satu karakteristik bangunan tropis.

Interior Masjid Raya Singkawang.

Masjid Raya Singkawang sekarang menjadi keliru satu landmark dan kebanggaan masyarakat kota Singkawang, buat mengembangkan kegiatan ibadahnya Masjid Raya Singkawang pula mendirikan TPA atau Taman Kanak-Kanak Al-Qur?An letaknya di area belakang masjid sebelah kanan. Keberadaannya telah tentu sangat membantu pengembangan wawasan anak-anak yang beragama Islam.

Masjid yang bersih dan tertata menaruh kesan nyaman, menggunakan dilatari oleh bangunan kota Singkawang dan panorama Gunung Poteng yang dikenal juga sebagai "Gunung Jempol" lantaran puncaknya menyerupai jari jempol manusia, panorama diwaktu malam tidak kalah indahnya Masjid Raya Singkawang penuh pesona.***

Referensi

http://ananda-widyas.Blogspot.Co.Id/2014/12/masjid-raya-singkawang.Html

http://pesonasingkawang.Com/detail-wisata-8-masjid-raya-singkawang.Html

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done