Masjid Jamik Hopong Benang Merah Masuknya Islam ke Tapanuli Utara - Islami Pedia
News Update
Loading...

Tuesday, August 25, 2020

Masjid Jamik Hopong Benang Merah Masuknya Islam ke Tapanuli Utara

Masjid Jami' Kampung Hopong

Masjid Jami? Hopong dibangun lebih kurang tahun 1816 oleh Laskar Paderi dari Sumatera Barat, memiliki benang merah dengan sejarah masuk?Nya Islam ke Tapanuli & Sumatera Utara. Semula terbuat dari bangunan tepas bambu beratap ilalang. Beberapa tahun lalu diperluas sang Tuanku Rao. Dalam perjalanan berikutnya, Masjid tadi dibangun balik menggunakan bentuk tempat tinggal panggung dari kayu. Kemudian kurang lebih tahun 1950, diganti atapnya sebagai seng.

Karena itu banyak pendapat mengatakan, Masjid Hopong memiliki benang merah terhadap masuknya Islam ke Tapanuli Utara. Namun perkembangan Islam di daerah itu tidak lancar, terutama seteah masuknya pengaruh Kristen yang dikembangkan Missionaris  Jerman Pendeta Nommensen dari arah kawasan Toba. Begitupun, di desa itu pernah  bermukim tokoh tasawuf yang punya berpengaruh seperti Lobe Pohom Pospos, Lobe Zakaria Sigian dan lainnya.

Lokasi Masjid Jami? Hopong

Masjid Jamik Hopong

Dusun Hopong, Desa Dolok Sanggul

Kecamatan Simangumban

Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Koordinat Geografi : 1?44'13.12danquot;N 99?13'41.18danquot;E

View Masjid Jamik Hopong in a larger map

Dusun Hopong adalah satu berdasarkan 5 dusun dalam wilayah Desa Dolok Sanggul bersama dengan dusun Hopong, Panongkaan, Hapundung, Pansinaran, Lumban Garaga. Masuk pada wilayah kecamatan Simangumban. Kecamatan seluas 150 km persegi dan merupakan satu menurut 15 kecamatan pada pada daerah kabupaten Tapanuli Utara, provinsi Sumatera Utara. Dusun ini dikenal menjadi dusun terpencil, tertinggal dan termiskin di wilayah propinsi Sumatera Utara. Lokasinya jauh menurut keramaian kota, 40 kepala keluarga masyarakat dusun ini yg semuanya beragama Islam, tidak terjangkau tunggangan bermotor, belum terdapat penjelasan listrik PLN, tak terjangkau siaran TVRI, tak terjangkau sarana telekomunikasi telepon maupun sinyal telepon genggam.

Dusun Hopong hanya dapat dicapai dengan bejalan kaki nir kurang 24 KM berdasarkan jalan beraspal. Dapat ditempuh melalu jalur pekan Simangumban. Atau berdasarkan desa Padang Mandailing, kecamatan Saipar Dolok Hole melalui hutan belantara. Satu satunya kendaraan yg bisa sampai disana merupakan tunggangan Jip gardan ganda itupun hanya pada animo kemarau menggunakan resiko kecelakaan yg sangat tinggi karena medan yang terlalu sulit buat di lalui kendaran.

Jalan yang dibuka  Pemkab Taput dengan pasir dan batu (Sirtu) sepanjang 8 KM, warga setempat melilih jalan kaki menuju dusun tersebut melewati dusun Lumban Garaga, Pansinaran, Panongkalan, dengan menelusuri celah-celah bukit barisan yang terjal dengan panorama alam yang asri, hutan perawan yang hijau dan hamparan lahan tidur yang luas.

Rehabilitasi Masjid Jami? Hopong

Idul fitri 1413 H Masjid Jami’ Hopong sudah tampak Marhilong (mengkilap) begitu muslim setempat menyebutnya. Masjid tua ini sudah di rehabilitasi, lantainya sudah dikeramik, beratap seng, bertikar karpet, berlampu listrik tenaga surya dengan pengeras suara (TOA) yang dapat mengumandangkan azan radius  5 KM. Setelah direhap, tak ada lagi suara “Rukrek” saat  orang masuk Masjid karena strukturnya yang sudah reot.

Sajadah kumal yang terbuat dari tikar pandan sudah berganti dengan karpet, Mimbar yang kumuh dimakan rayap  sudah terbuat dari papan yang sudah dihaluskan. Atap yang sering bocor jika turun hujan sudah diganti seng baru berwarna putih. Tidak lagi  seperti rumah panggung yang menunggu rubuh. Kegiatan mengaji atau membaca Al-Qur’an dikalangan anak-anak, sudah dapat dilaksanakan malam hari berkat penerangan lampu listrik tenaga surya.

Bahkan air wudhu yang daholoe tak jarang ?Mellep? (tidak jalan), kini sudah lancar. Pancuran dekat masjid itu, sekarang jua sudah sebagai tempat mandi yg mengasikkan menggunakan air yang jernih dan deras. Warga dusun Hopong pun sudah dapat memakai pancuran itu menjadi loka MCK primer. Malam takbiran disana pun, telah semarak.

Perubahan masjid Jamik Hopong dari yang reot menjadi “marhillong” tidak terjadi begitu saja. Ini perjuangan panjang ummat islam dan perantau desa itu.  Ummat islam disana, sudah bertahun-tahun mendambakan  pembangunan masjid itu, betapa sulitnya menggalang dana untuk membuat Masjid Jamik Hopong seperti kondisi saat ini. Maklum, walau 100 persen penduduknya beraga Islam, tapi hanya petani tradisional yang miskin. Perantau desa itu pun belum ada yang berhasil.

Adalah Mayjen Simanungkalit yang adalah salah satu pribumi setempat yg hidup diperantauan di tahun tahun 2009 bincang-bincang menggunakan Sigit Praono Asri SE, (kala itu) Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut. Atas advokasi beliaulah, Masjid Jamik Hopong mendapat alokasi donasi dari Biro Sosial & kemasyarakatan Pemprovsu sebanyak Rp 50 juta tahun aturan 2010.

Sajadah menurut karpet di masjid ini adalah donasi langsung Arifin Nainggolan SH,MSi, yang ketika itu juga anggota Fraksi PKS DPRD Sumut dan sekarang Ketua Komisi C DPRD Sumut. Dialah yg membeli 2 gulungan karpet & mengirimkan sendiri sampai ke Hopong. Sedangkan pasilitas sambungan air minum sepanjang 4 KM lebih yang sekarang telah lancar hingga sanggup melayani dusun Hopong & 3 dusun di sekitarnya, berkat advokasi Daudsyah MM yg waktu itu Kepala Biro Pemberdayaan Masyarakat Pemprovsu melalui program PNPM Mandiri yg merupakan acara pemerintah melalui Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), guna mengatasi permasalahan pembangunan di tengah-tengah warga .

Dengan direhapnya Masjid Jamik Hopong, warga sangat bersyukur. Walau hanya rehap sederhana, masih berdinding papan, ummat Islam disana sudah berterima kasih. Dalam ukuran desa itu, Masjid Jamik Hopong saat ini sudah merupakan nikmat luar biasa. Mereka merasa masih berkesempatan menikmati pembangunan walau setelah 65 tahun Indonesia merdeka. Mereka berharap, jika pemerintah berkenan, bantuan rehap untuk Masjid Jamik Hopong kiranya dilanjutkan. Karena masjid itu belum memiliki kamar dan bak wudhu, dan bagian teras belum di kramik. Warga Hopong juga masih berharap kiranya jalan ke desa dibangun pemerintah, sehingga dapat dilalui kenderaan roda empat dengan mulus. (disadur dari Catatan Mudik Mayjen Simanungkalit).***

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done