|
Masjid megah misalnya masjid masjid Eropa. Masjid Agung At-Taqwa Kutacane sebagai landmark baru bagi kabupaten Aceh Tenggara. |
Kutacane merupakan ibukota kabupaten Aceh Tenggara pada Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Wilayah Aceh Tenggara berada di wilayah pegunungan dengan ketinggian 1.000 meter pada atas permukaan laut. Secara geografis, Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues, pada sebelah timur menggunakan Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Aceh Timur, di sebelah selatan menggunakan Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil & Provinsi Sumatera Utara, dan di sebelah barat dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Di Kutacane sejak tahun 1956-1962 telah berdiri sebuah Masjid Agung At-Taqwa yg berada di komplek pelajar Babussalam di pusat kota Kutacane yang dibangun secara bergotong royong oleh rakyat muslim disana. Kini masjid tersebut telah bermetamarfosis sebagai sebuah masjid agung terbaru menggunakan rancangan yg sangat apik menghadirkan sebuah masjid bergaya Eropa dengan sentuhan seni islami Aceh yg sangat kental.
Lokasinya yang strategis pada tengah-tengah kota & terlihat kentara jika memasuki Ibu Kota Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara apalagi pada lihat dari dataran tinggi pada pegunungan Mbarung dan zenit Gunung Pokhkisen (TNGL) di ketinggian 2828 mdpl. Pada saat malam hari masjid agung At-Taqwa terlihat lebih latif dan memukau dengan rapikan cahaya nya yg memang diatur menggunakan baik sejak proses perencanaannya.
M asjid Agung At-Taqwa Kutacane
Jl Cut Nyak Dhien, Kute Kutacane Kecamatan Babussalam,
Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh 24651.
Indonesia
Masjid Agung At-Taqwa sudah berdiri sejak masa pemerintahan yang dalam waktu itu wilayah Tanah Alas dan Gayo Lues masih adalah bagian dari Kabupaten Aceh Tengah. Untuk wilayah Tanah Alas & Gayo Luwes ditunjuk seseorang Kepala Perwakilan Kabupaten Aceh Tengah yg dijabat sang Letkol Syahadat selama sebelas tahun.
Pembangunan Masjid Agung At-Taqwa hampir bersamaan menggunakan pembangunan Komplek Pelajar Babussalam tahun 1956-1962. Pembangunan tadi dipimpin oleh Letkol Syahadat (patih) sebagai Kepala Perwakilan Kabupaten Aceh Tengah beserta Mayor Amin Komandan Sektor VII (Kodim) lalu komplek pelajar Babussalam tadi di resmikan oleh Gubernur Kepala Daerah (KDH) Aceh Ali Hasjmy pada tanggal 9 Juli 1962. Prasasti peresmiannya terdapat di tugu Kampung Pelajar Babussalam.
Jauh sebelum pembangunan Masjid Agung At-Taqwa di masa Letnan Kolonel Syahadat, pada rekaman sejarah koleksi Topen Museum Belanda, daerah Aceh Tenggara telah memiliki Masjid ber-arsitektur masjid khas Nusantara menggunakan atap limas bertingkat. Perubahan arsitektur masjid ini menurut masa ke masa relatif signifikan hingga ke bentuknya saat ini, tetapi jika mencermati bentuk terahir masjid ini sebelum pada bangun ke bentuknya waktu ini terdapat beberapa kemiripan meskipun sedikit.
Pada waktu dibangun dimasa pemerintahan Letkol Syahadat sekitar tahun 1956-1962, berupa Masjid sederhana yg dibangun di atas tanah yg nir begitu luas & menurut dahulu berdekatan dengan Lapangan Jenderal Ahmad Yani, karena lokasi masjid tadi adalah tempat yg strategis pada tengah-tengah kota, pusat pemerintahan & perekonomian daerah dan sentra perdagangan.
Kabupaten Aceh Tenggara dibentuk pada tahun 1974 berdasarkan Undang Undang nomor 4/1974 dengan sentra pemerintahan di Kutacane. Peresmian Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan sang menteri dalam negeri, Amir Machmud dalam lepas 26 Juni 1974. Pada hari itu pula Gubernur Daerah Aceh A. Muzakkir Walad melantik Syahadat sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Aceh Tenggara. Pada tanggal 24 Juli 1975 Syahadat secara definitif diangkat sebagai Bupati Aceh Tenggara yang pertama. Pembangunan infrastruktur penunjang sebagai wilayah Otonomi Baru pun dilaksanakan di banyak sekali sector termasuk pembangunan Masjid Agung At-Taqwa Kutacane sebagai Masjid Agung Kabupaten Aceh Tenggara.
![]() |
Aerial View Masjid Agung At-Taqwa Kutacane |
Bupati Aceh Tenggara T. Johan Syahbudin SH. Melakukan perluasan dan menciptakan Masjid tersebut. Berbagai sumber danapun pada galang guna buat membangun masjid At-Taqwa, keliru satunya bantuan berdasarkan presiden Soeharto, pada tanggal 31 Maret 1985 melalui Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, SH, menyerahkan bantuan Presiden buat pembangunan Masjid Agung At-Taqwa pada Kutacane, Aceh Tenggara. Bantuan sebesar Rp 250 juta itu diterima oleh Bupati Aceh Tenggara, T. Johan Syahbudin, SH. (Dikutip berdasarkan buku ?Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 ? 11 Maret 1988?, hal 307-308).
Masjid Agung Attaqwa ketika ini
Pada bulan Oktober tahun 2009 dimasa pemerintahan Bupati H. Hasanuddin B, Masjid Agung At-Taqwa mulai dibangun ulang di atas lahan seluas 1,lima hekar, lokasinya kini sudah berada pada pusat perkantoran Kabupaten Aceh Tenggara. Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh Gubernur Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Pembangunan masjid ini menelan dana sebanyak Rp 72 miliar, dari aneka macam sumber dana termasuk dari sumbangan Gubernur Aceh sebanyak Rp 10 miliar, APBK Rp 7,lima miliar, sumbangan berdasarkan pengusaha Abu Rizal Bakhrie Rp 500 juta, pengusaha Lukman CM Rp 200 Juta, bantuan berdasarkan dana aspirasi anggota DPRA Rp 465 Juta dan sumbangan rakyat Rp 56 Juta.
Masjid Agung At-Taqwa Kutacane diresmikan pada hari Jum?At tanggal 8 April 2016 oleh Sekretaris Daerah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Dermawan beserta DPR RI, Ade Komaruddin, Bupati Aceh Tenggara, Ir. H. Hasanuddin & dihadiri ribuan tamu undangan menurut banyak sekali daerah pada Aceh. Peresmian ditandai menggunakan pemukulan beduk & penandatangan prasasti.
Dalam sambutannya Sekda Aceh berharap agar Masjid Agung tersebut dapat memacu perkembangan ilmu pengetahuan, dakwah dan syiar Islam di Aceh Tenggara. Sementara itu, Ketua DPR RI, Ade Komaruddin mengatakan, Mesjid yang begitu megah ini merupakan wujud dari kerja keras pemerintah di Aceh dan warga Aceh Tenggara yang telah bersama-sama menyumbang dalam pembangunan masjid tersebut. Setelah peresmian, masjid tersebut sepenuhnya dikelola oleh sebuah UPTD dari Dinas Syariat Pemerintah Aceh Tenggara yang secara khusus bertugas untuk pemeliharaan bangunan tersebut.
Arsitektur Masjid Agung At-Taqwa
Gaya Eropa rasa Aceh, tampaknya kalimat yg tepat buat menyebut arsitektur Masjid Agung At-Taqwa Kutacane ini. Bangunan masjid tinggi besar & megah dengan kubah besar di atapnya adalah karakteristik dari masjid masjid dinasti Usmaniyah Turki yg berpusat pada Istambul. Rancangan geometris kotak kotak misalnya rancangan pada Menara dan kisi kisi ventilasi merupakan ciri khas bangunan bertema minimalis.
Bentuk kisi kisi dalam ventilasi masjid ini mengingatkan dalam bentuk yang sama dengan bangunan masjid sebelumnya. Beberapa bentuk dasar bangunan masjid ini memang terasa mempunyai kecenderungan menggunakan bangunan sebelumnya. Denah bangunan masjid dibentuk simetris dengan empat bentuk beranda di ke empat sisinya yg masing masing beranda pada lengkapi dengan satu kubah lebih mini pada bagian atapnya, sehingga secara keseluruhan menampilkan bangunan masjid megah dengan multi kubah di bagian atap dan empat Menara di ke empat penjuru bangunan masjid.
![]() |
Peresmian Masjid Agung At-Taqwa Kutacane oleh Sekda Provinsi Aceh, Dermawa |
Sentuhan Aceh sangat terasa berdasarkan ornamen hias yg ditempatkan sebagai garis horizontal dalam dinding luar bagian atas masjid, rasa Aceh pula terdapat dalam ragam hias kaca patri ventilasi dan ragam hias interiornya. Penggunaan rona gelap pada bagian dinding luar menciptakan rona emas pada kubah kubah masjid ini tampak begitu menonjol begitupun menggunakan putihnya kisi kisi jendela dalam bangunan primer dan pada bagian bawah kubah kubahnya.
Interior masjid dikerjakan menggunakan cukup detil dan teliti menyajikan ragam kaligrafi bewarna emas di tembok dinding bagian dalam pada serta beragam ornamen lainnya yg turut memperindah tampilan interior masjid ini. Tema minimalis moderen mendominasi interior masjid ini dengan penggunaan warna rona natural, bukaan ventilasi jendela kaca yang begitu poly pada sisi bawah kubah dan ventilasi ventilasi besar & tinggi hampir pada sekeliling bangunan menaruh pencahayaan alami ke pada ruangan.
Masjid Agung At-Taqwa mempunyai luas bangunan dua.675 m, berdiri pada atas area seluas 14.118 meter persegi (1,5 hektare) menggunakan kapasitas mencapai 4.000 jamaah, membuahkan masjid ini sebagai masjid terbesar dan termegah di kabupaten Aceh Tenggara. Masjid ini juga didesain tahan gempa dan diperkirakan bisa bertahan secara alami hingga 300 tahun & tahan terhadap gempa berkekuatan hingga 9,0 Skala Richter.***