Masjid Agung Jamik Singaraja, Bali - Islami Pedia
News Update
Loading...

Sunday, July 26, 2020

Masjid Agung Jamik Singaraja, Bali

Gerbang Masjid Agung Jami’ Singaraja (foto daribalimuslim.com)

Masjid Agung Jamik Singaraja yang berdiri megah di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, menyimpan sebuah Musaf Al Qur’an yang ditulis sendiri oleh salah satu keturunan Raja Buleleng. Tidak ada perbedaan dalam kitab itu, hanya saja memiliki kaligrafi khas Hindu. Masjid Agung Jami' Singaraja masih berdiri kokoh hingga kini, menjadi salah satu pusat kegiatan ke-Islaman  di Singaraja.

Sejarah masjid ini tidak bisa dilepaskan menurut kiprah Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I) yang beragama Hindu. Pintu kayu berukir rona hijau di gerbang masjid pada foto pada atas adalah pemberian dia saat masjid tersebut pertama kali dibangun. Masjid Agung Jami' Singaraja ini sebagai salah satu saksi bisu begitu indahnya toleransi beragama di Pulau Dewata semenjak pertama kali Islam Masuk ke Pulau Bali hingga dtk ini.

Lokasi Masjid Agung Jamik Singaraja

Masjid Agung Jamik Singaraja

Jl Imam Bonjol 65, Singaraja 81114

Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng

Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali  Telepon 0368-29025

koordinat lokasi masjid : 8?6'21.4643''S 115?Lima'20.9296''E

Sejarah Masjid Masjid Agung Jami Singaraja

Masjid Agung Jami Singaraja didirikan pada tahun 1846M pada masa pemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I). Beliau seorang penganut agama Hindu Bali, maka pengaturan pelaksanaan dan ke-pengurusannya diserahkan kepada saudaranya yang beragama Islam bernama A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Abdullah Maskati.

Seorang Jemaah menunggu kehadiran

umat Islam lainnya untuk beribadah

di Masjid Agung Jami' Singaraja, Bali,

Jumat 13 Agstus 2010 (Foto dariantara )

Masjid Agung Jamik Singaraja hingga kini masih menyimpan kitab Alqur’an tulisan tangan A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Sampai sekarang masih ada keturunan beliau dan tetap menggunakan nama Gusti walaupun memeluk agama islam. Awalnya, ada yang menolak memindahkan masjid lama yang bernama Masjid Keramat di jalan Hassanudin saat ini ke Masjid Agung Jamik sehingga menimbulkan perbedaan pandangan saat itu.

Selain menyimpan Al Qur’an tulisan keturunan Raja Buleleng, Masjid Agung Jamik juga memiliki sebuah Kori atau pintu gerbang utama yang merupakan pemberian I Gusti Anglurah Ketut Jelantik VIII. Pintu gerbang ini langsung dipindahkan dari Puri Buleleng dan dipasang didepan Masjid.

Menurut cerita, pemberian Kori atau Pintu Gerbang berukir khas Bali dari Puri Agung Buleleng itu pada tahun 1860 sebagai wujud untuk mencegah adanya perbedaan pandangan untuk memindahkan umat dari Masjid Keramat ke Masjid Jamik. Sampai saat ini, Masjid Agung Jamik Singaraja yang merupakan Masjid terbesar di Kota Singaraja tetap menjadi pusat bagi umat islam di Singaraja untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan.

Arsitektur Masjid Agung Jami Singaraja

Masjid menempati lahan seluas 1980 m2 & dilingkupi pagar besi. Pintu masuk ke page masjid terdapat di sebelah timur merupakan bantuan gratis dari raja Buleleng. Pintu tersebut adalah bekas pintu gerbang puri kerajaan Buleleng. Atap Masjid berbentuk limasan pada setiap sudut masih ada goresan cungkup (seperti sulur) enam butir. Selain itu, pintu memiliki 2 daun pintu berupa teralis besi.

Di sebelah utara bangunan induk terletak ruang sekretariat ukuran 6,lima ? 14,lima m. Bangunan bertingkat 2 yg terdiri menurut ruang sekretariat di permukaan & tempat wudhu serta toilet pada bagian bawah. Ruangan memiliki pintu & ventilasi dengan lengkungan di bagian atasnya. Atapnya tidak menyatu menggunakan bangunan induk, merupakan atap rata.

Masjid Agung Jami Singaraja

Sebelah selatan terdapat satu ruangan yg dipergunakan sebagai aula ukuran 8 ? 10,lima m. Ruangan bertingkat 2 yg digunakan sebagai aula pada bagian bawah, sedang permukaan dipergunakan sebagai loka pendidikan anak-anak (Madrasah Diniyah Awaliah). Tingkat atas diberi pagar yang terbuat menurut besi berbentuk lengkungan pada bagian atasnya dan besi-besi tegak lurus yg melekat pada besi halus mendatar. Kedua bangunan tersebut merupakan bangunan tambahan (baru).

Di depan bangunan induk terdapat menara berbentuk bulat menggunakan jendela berbentuk persegi panjang dengan pelipit pada atasnya. Bentuk pelipit tersebut lengkungan dan bentuk garis datar. Menara mernpunyai bingkai pada badan. Bagian atasnya berbentuk segi delapan dan terdapat ruangan dengan lubang angin pada setiap segi tersebut. Hiasan tepi dinding atas berupa susunan kelopak bunga mengelilingi menara. Di atas hiasan bunga berdiri tiang bundar & pada tengah tiang terdapat bulatan pipih. Tiang-tiang ini bagian atasnya disatukan dengan relung sekaligus sebagai penyangga atap menara. Di antara relung relung tersebut terdapat alat pengeras bunyi. Atap datar menggunakan zenit kubah.

Mimbar Masjid Agung Jami' Singaraja

Bangunan masjid terdiri berdasarkan ruang utama, aula, dan ruang sekretariat. Ruang utama berdenah empat persegi panjang, berukuran 25 ? 52 m. Pintu masuk ke ruangan ada empat butir terletak di utara dan selatan masing-masing sebuah, sedang yang 2 lagi terdapat pada sisi timur. Pintu berdaun pintu 2 menurut rabat kayu yg dipasang mendatar. Keempat pintu tadi tidak semuanya dibuka, hanya pintu utara saja yg dipakai untuk sehari-hari.

Di samping pintu utara pada bagian barat terdapat lubang angin dan jendela kaca nako serta lubang angin di bagian timur. Bagian atas pintu, jendela, & lubang angin masih ada kaca berbentuk persegi. Di dalam ruang primer terdapat dua tiang soko pengajar yg terbuat menurut pohon kelapa yang telah disemen terletak di bagian tengah. Dasar tiang segi empat dengan pelipit datar, miring, & datar lagi. Di atas pelipit tersebut terdapat bidang datar persegi lalu pelipit homogen lagi, pelipit miring, pelipit rata, dan teratas bidang datar persegi panjang. Setelah bidang datar tadi terletak tiang persegi menggunakan lekukan ke pada berwarna hijau.

Selain tiang soko pengajar pada tengah ruangan juga masih ada empat buah tiang berbentuk bundar sejajar menggunakan tiang soko guru tersebut. Letak tiang pada bagian utara dan selatan sedangkan tiang yg lain terdapat di dinding ruangan. Dinding terbuat berdasarkan tanah liat dengan kerangka batu karang.

Dinding ruang induk terdiri dari tembok (1/3 bagian), kemudian di atasnya terdapat jendela jendela. Pada bagian pintu temboknya hanya dasar dan di atas saja. Pada dinding ruangan bagian atas terdapat tulisan kaligrafi. Bagian depan ruang utama dindingnya terbuat dari kaca dengan tiang tiang penyangga bangunan. Ruangan ini merupakan jalan kecil terdapat tempat menyimpan kitab Al-Quran tulisan tangan yang ditemukan tahun 1956 hasil karya A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie.

Pada dinding barat terdapat mihrab dengan lengkungan di atas dan disangga oleh tiang persegi polos. Di dalam mihrab terdapat jam berdiri di sudut selatan dan mimbar yang merupakan hadiah dari raja Jelantik. Bentuk mimbar seperti meja. Di kiri-kanan mihrab terdapat dua jam dinding bulat. Di sepanjang dinding barat pada bagian atas terdapat lubang angin empat persegi dengan lengkungan di atasnya. Bangunan induk mi mempunyai atap tersendiri dan merupakan atap bertingkat dua. Pada tingkat atas berbentuk segi empat dengan hiasan kelopak bunga dan pada tiang iang sudutnya terdapat miniatur kubah. Di tengah segi empat tersebut berdiri kubah berwama biru dengan puncak tiang dan lingkaran bulatan.

Video Masjid Agung Jami Singaraja

Referensi

fatawisata.com – masjid jamik singaraja

balimuslim.com – masjid agung jami singaraja

beritabali.com – masjid agung jami singaraja menyimpan alqur’an….

-------------------

update terahir : 16 Oktober 2016

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done