![]() |
Masjid Ad-Darojat Babadan (foto dari wijna.web)
Masjid Pathok Negara Ad-Darojah Babadan, adalah salah satu berdasarkan 5 Masjid Pathok Negara Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat. Masjid ini memiliki sejarah yang unik dalam sejarah usaha kemerdekaan karena pernah dipaksa pada pindahkan sang pasukan penjajahan Jepang berikut semua penduduk yg ada di kurang lebih lokasi masjid. Lantaran lokasi tadi akan dijadikan pangkalan militer sang pasukan Jepang.
Lokasi Masjid Pathok Negara Ad-Darojat
Masjid Pathok Negara Ad-Darojat Babadan, berada pada Desa Babadan, Kec. Banguntapan, Kab. Bantul, Propinsi Daerah spesial Yogyakarta, INDONESIA. Rute buat menuju ke masjid dari JEC (Jogja Expo Center), berdasarkan Jalan raya Janti pada depan JEC ada sebuah pohon beringin yg menghadap ke sebuah pertigaan. Salah satu jalan di pertigaan itu bernama Jl. Pathok Negara. Ikut Jalan Pathok Negara hingga hingga pada lokasi masjid.
View Masjid Ad-Darojat Babadan in a larger map
Sejarah Masjid Pathok Negara Ad-Darojat
Masjid Ad-Darojat Babadan adalah keliru satu masjid patok negara yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I dalam tahun 1774 di atas tanah mutihan atau Sultan ground seluas 120 meter persegi.
Pada zaman penjajahan Jepang tahun 1940, Masjid Ad-Darojat dan rakyat Babadan dipindah ke Desa Badabadan baru pada Jl. Kaliurang KM-7, Kentungan, Sleman. Perpindahan ini dikarenakan ketika itu daerah Babadan terkena pelebaran pangkalan pesawat terbang dan menjadi gudang senjata. Akibat perpindahan tadi denyut kampung Babadan menjadi kampung santri sempat mengalami tidur panjang. Akibat perpindahan yang dilakukan oleh Jepang tersebut, masjid Patok Negara tersebut menjadi tidak terurus.
![]() |
Masjid Sultan Agung Babadan baru (foto dariwijna.web) |
Saat terjadi pengusiran sang Jepang, memang nir semua penduduk ikut boyong ke Kentungan. Sebagian warga Babadan tetap tinggal di kampung halamannya. Setelah ditinggalkan warga , masjid ini hanya tersisa fondasi & temboknya saja. Hal ini dikarenakan semua konstruksi kayu masjid ikut dipindah dan dibangun kembali di Babadan Kentungan.
Setelah Jepang kalah pada Perang Dunia ke-2 yg akhirnya seluruh personil & tentaranya meninggalkan Indonesia, secara otomatis pembangunan ekspansi pangkalan udara pun urung dilaksanakan. Sekitar tahun 1950-an mulai banyak warga yg datang ke kampung Babadan dan akhirnya menetap pada sana.
View Masjid Sultan Agung Babadan Baru in a larger map
Pada tahun 1960-an keliru seorang warga Babadan bernama Muthohar memiliki niat untuk membangun kembali masjid peninggalan Sultan Hamengkubuwono I tadi. Pembangunan kembali masjid tersebut dilakukan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Atas dukungan Sultan maka nama Sultan Hamengku Buwana IX "Ndoro Jatun" diabadikan menjadi nama masjid Patok Negara tadi menggunakan nama Masjid Ad-Darojat.
Meski bentuk masjid mengalami perubahan, tetapi bentuk khas sebagai masjid kraton masih permanen dipertahankan. Seperti pada masjid Pathok Negoro lainnya, pada sisi barat masjid merupakan pemakaman loka bersemayam para tokoh agama maupun rakyat setempat. Masjid ?Pindahan? Di Desa Babadan Baru masih bertahan hingga kini dan diberi nama Masjid Sultan Agung.
Lantaran latar belakang sejarah demikian ini, antara warga Babadan dengan Babadan Baru Kentungan meskipun terpisah secara geografis namun permanen terjalin hubungan yang serasi. Setiap tahun menjelang datangnya bulan kudus Ramadhan, banyak rakyat Babadan Baru yang tiba ke Babadan buat menggelar acara tradisi nyadran. Silaturahmi setiap kegiatan nyadran tersebut berlanjut waktu Lebaran Idul Fitri tiba, lantaran banyak pula diantara mereka yg masih adalah saudara sedarah.
Arsitektural, Renovasi & Perluasan
Pertama kali masjid ini dibangun pada tahun 1774, arsitektur Masjid Ad-Darojat sama persis menggunakan ketiga masjid Patok Negara lainnya. Kesamaan bentuk masjid tadi terlihat hampir di semua bagian. Bangunan ruang utama masjid menggunakan konstruksi joglo dengan empat soko guru dan masih ada pawestren disampingnya. Serambi masjid memakai konstruksi bentuk limasan serta terdapat kolam pada sebelah timur masjid sebagai tempat bersuci sebelum memasuki masjid, pada depan masjid juga masih ada pohon kepel.
![]() |
Kompilasi foto Masjid Pathok Ad-Darojah dari (ritnokurniawan.com) |
Dikarenakan pengusiran sang Jepang dalam tahun 1940-an, bersamaan menggunakan boyongnya penduduk Babadan ke Kentungan, seluruh bangunan masjid ikut dipindah dan dibangun kembali di daerah Kentungan. Tempat tadi kemudian diberi nama Kampung Babadan Baru. Baru dalam tahun 1960-an bekas lokasi masjid pada Babadan kembali dibangun.
Pada pembangunan awal pada tahun 1964, bentuk masjid masih semi tetap. Baru pada tahun 1988 dibangun balik serambi tengah dengan sumber dana menurut pemerintah & swadaya masyarakat. Meski bentuk masjid mengalami perubahan, namun ciri spesial menjadi Masjid Pathok Negara permanen dipertahankan, seperti mustoko masjid yang masih disimpan menggunakan baik. Baru dalam tahun 1992 bangunan induk primer dibongkar balik & disarankan supaya diadaptasi seperti bentuk semula yakni joglo yang dari dari kayu jati.
Pada tahun 1993 pembangunan ruang utama masjid berhasil dilakukan dengan membentuk joglo dengan 4 soko guru masing-masing setinggi 7 meter. Pembangunan kelengkapan masjid misalnya serambi depan, gerbang masuk, dan loka wudhu & wc dilakukan pada tahun 2001. Atas konvensi para tokoh agama setempat dalam tahun 2003, mustoko yg asli yg terbuat berdasarkan tanah liat nir jadi dipasang & diganti dengan mustoko menurut kuningan. Meskipun demikian mustoko yg orisinil sampai kini masih tersimpan dengan baik pada Masjid Ad-Darojat.
Tradisi di Msjid Ad-Darojah
Shalat tarawih di Masjid Ad-Darojat adalah 11 rakaat (dua x 4 ditambah tiga witir) dengan ceramah. Sedangkan pada Masjid Sultan Agung merupakan 23 rakaat (dua x 10 ditambah 2 1 witir) menggunakan ceramah.
Referensi
Masjid Pathok Negara Ad-Darojat Babadan
Tarawih Keliling ke Masjid Pathok Negara
Masjid Babadan Saksi Arogansi Jepang
Merangkai Kiblat Papat Lima Pancer
updated ::: 6-Oct-2012
-------------------------------ooOOOoo-------------------------------------
Lanjutkan Membaca Artikel Masjid Pathok Negara Lainnya
Masjid Masjid Pathok Negara Ngayokyakarta
Masjid Pathok Negara Taqwa Wonokromo