![]() |
Masjid Agung Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Jambi (foto dari ms.wikipedia.org)
Masjid Agung Pondok tinggi merupakan salah satu masjid tertua di wilayah Kerinci (Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) di Provinsi Jambi. Masjid yang dibangun pada 1874 M itu merupakan saksi nyata penyebaran Islam ke wilayah tersebut. Kota Sungai Penuh sebelumnya merupakan ibukota dari Kabupaten Kerinci yang kemudian menjadi kota mandiri berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2008 lepas dari administrasi Kabupaten Kerinci. Sebagian wilayah Kota Sungai Penuh ini merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang terkenal dengan keindahan alam nya.
![]() |
Logo kota Sungaipenuh |
Sepintas lalu bentuk Masjid Agung Pondok Tinggi ini mirip dengan rancangan Masjid Batu Al-Ikhsaniyah di Sekoja (Seberang Kota Jambi) sebelum direnovasi oleh Belanda, dan rancangan Masjid Jami’ Bengkulu yang dirancang ulang oleh Bung Karno. Namun, Masjid Agung Pondok Tinggi di Sungai Penuh ini tidak memiliki keterkaitan dengan Bung Karno tapi dengan Bung Hatta yang pernah berkunjung dan sholat di masjid ini tahun 1953 didampingi Bpk. Ruslan Mulyohano, Gubemur Sumatra Tengah waktu itu.
Beliau berpesan agar masjid bersejarah tadi dijaga kelestariannya, sekaligus memberinya nama ?Masjid Agung Pondok Tinggi?. Menurut warga setempat, pembangunan masjid ini dimulai dalam Rabu, 1 Juni 1874, & terselesaikan pada 1902. Dibangun menggunakan cara swadaya gotong royong rakyat muslim setempat. Lokasi Masjid Jami Pondok Tinggi sekarang berada ditengah tengah pemukiman masyarakat pada RT.02 Desa Pondok Agung / Pondok Tinggi. Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Alamat & Lokasi Masjid Jami Pondok Tinggi
Masjid Agung Pondok Tinggi
Desa Pondok Tinggi, Kecamatan Sungai Penuh
Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Indonesia
Koordinat geografi : dua?Tiga'58danquot;S 101?23'37"E
Lihat lokasi masjid Agung Pondok Tinggi di wikimapia
Masjid Agung Pondok Tinggi di Kota Sungai Penuh dapat ditempuh melalui tiga alternatif jalur darat. Pertama, perjalanan dari Kota Jambi ke Kota Sungai Penuh berjarak sekitar 500 km, dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Kedua, perjalanan dari Kota Padang ke Tapan kemudian dilanjutkan ke Kota Sungai Penuh yang berjarak sekitar 278 km dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Ketiga, perjalanan dari Kota Padang ke Muaralabuh, lalu dilanjutkan ke Kota Sungai Penuh. Jarak dari Kota Padang ke lokasi objek wisata sekitar 211 km dengan waktu tempuh sekitar 5-6 jam. Bagi anda pecinta wiasaya kuliner yang berkunjung ke Kota Sungai Penuh dapat mencicipi kuliner khas masyarakat Kerinci berupa beras payo, gulai ikan semah, dendeng bateko, kacang tojin, lemang, atau minum kopi kerinci dan teh kayu aro khas Kerinci.
![]() |
Masjid Agung Pondok Tinggi Kerinci sekitar tahun 1901-1912 (foto dari |
Masjid Agung Pondok Tinggi di Kota Sungai Penuh ini, selain masuk sebagai warisan budaya yang harus dilindungi dibawah Monumen Ordonasi tahun 1931 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Cagar Budaya, Pemerintah Kota Sungai Penuh juga mengabadikan Masjid Agung Pondok Tinggi ke dalam lambang kota Sungai Penuh ketika Sungai Penuh resmi berstatus sebagai sebuah kota otonom lepas dari administasi Kabupaten Kerinci. Masuknya Masjid Agung Pondok Tinggi ke dalam lambang kota Sungai Penuh ini menunjukkan penghargaan yang tinggi dari masyarakat dan pemerintah Kota Sungai Penuh terhadap warisan budaya mereka.
Sejarah Masjid Agung Pondok Tinggi
Masjid Agung Pondok Tinggi dibangun secara bergotong-royong oleh warga Desa Pondok Tinggi, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi pada tahun 1874 M. Menurut masyarakat setempat, pembangunan dimulai pada Rabu, 1 Juni 1874, dan selesai pada 1902. Kala itu warga Sungai Penuh tak lebih dari 90 Kepala keluarga saja. Untuk melakukan pembangunan masjid, sebagian besar warga baik laki-laki dan perempuan bergotong-royong mengumpulkan kayu. Untuk meningkatkan semangat kerja, warga dusun juga mengadakan pergelaran berbagai seni pertunjukan tradisional Kerinci, di antaranya pencak silat.
![]() |
detail atap Masjid Agung Pondok Tinggi (foto :fallenpx.blogspot.com) |
Setelah kayu terkumpul & pondasi berhasil dibangun, warga lalu mengadakan musyawarah untuk membentuk panitia pelaksana pembangunan masjid. Dalam musyawarah tersebut, disepakati empat orang pelaksana inti, yaitu Bapak Rukun (Rio Mandaro), Bapak Hasip (Rio Pati), Bapak Timah Taat, dan Haji Rajo Saleh (Rio Tumenggung). Sementara buat arsitektur bangunan dipercayakan kepada M. Tiru seorang warga Dusun Pondok Tinggi. Untuk mengerjakan rancangan tersebut, dipilih 12 tukang bangunan yang dianggap mempunyai keahlian mumpuni.
Ke 12 orang tukang bangunan tadi bertugas membantu mengukur, memotong, dan memilah banyak sekali komponen bangunan. Sementara itu, masyarakat setempat turut serta membantu pembangunan secara bergotong royong, terutama pada menyediakan bahan-bahan buat keperluan pembangunan. Pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi baru selesai secara tetap pada tahun 1902.
Kata ?Rio? Yg pada nama para tokoh warga tersebut kemungkinan besar yg dimaksud merupakan ?Krio? Gelar tokoh warga Kesultanan Palembang setingkat kepala Kampung, semenjak masa Sultan Mahmud Badaruddin II, yang merujuk kepada buku ketatanegaraan kesultanan palembang yang berjudul ?Simbur Cahaya?. Atau kemungkinan juga memiliki akar istilah yang sama dengan itu.
Cerita yg berkembang di rakyat juga menyebutkan, pembangunan masjid itu diawali menggunakan pesta keramaian selama tujuh hari tujuh malam menggunakan menyembelih 12 kerbau. Selain dihadiri semua warga dusun, pesta keramaian pula dihadiri seorang pangeran pemangku berdasarkan Jambi. Awalnya dinding masjid terbuat berdasarkan anyaman bambu dan dalam tahun 1890, sang masyarakat setempat, dinding yg terbuat menurut anyaman bambu tadi diganti menggunakan kayu yg diukir dengan indah.
![]() |
Ornamen di bawah atap masjid Pondok Tinggi (foto :fallenpx.blogspot.com ) |
Arsitekur Masjid Agung Pondok Tinggi dibangun mengikuti contoh arsitektur masjid orisinil Nusantara menggunakan karakteristik atap limas tumpang tiga, bagian atasnya dihiasi dengan lambang bulan sabit & bintang. Bagi warga setempat, tiga taraf atap tersebut berkaitan dengan 3 filosofi hayati yg mereka jalankan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bapucak satu (berpucuk satu), berempe Jurai (berjurai empat), & batingkat tigae (bertingkat 3). Berpucuk satu melambangkan bahwa warga setempat memiliki satu ketua norma & beriman kepada Tuhan Yang Esa (satu); berjurai empat, lambang dari 4 jurai yang terdapat di Pondok Tinggi tempat masjid dibangun; dan batingkat 3 merupakan simbolisasi menurut keteguhan masyarakat pada menjaga 3 pusaka yang telah diwariskan secara turun-temurun, yaitu pusaka tegenai, pusaka ninik mamak, dan pusaka depati.
Masjid Agung Pondok Tinggi ditopang 36 tiang penyangga. Ke 36 tiang tersebut dibagi sebagai tiga kelompok tiang, yaitu tiang panjang sembilan (tiang tuo), tiang panjang limau (panjang 5), dan tiang panjang duea (tiang panjang dua). Tiang-tiang tersebut ditata sesuai menggunakan ukuran, komposisi, dan letaknya masing-masing. Tiang panjang sembilan (tiang tuo) sebesar empat butir tertata membangun segi empat yang terletak di ruangan bagian dalam. Tiang tuo tersebut diberi paku emas untuk menolak bencana, dan dalam puncaknya diberi kain berwarna merah dan putih sebagai lambang kemuliaan.Untuk tiang panjang limau (panjang 5) sebanyak 8 buah tertata membentuk segi empat & tiang-tiang ini terletak di ruangan bagian tengah. Sementara itu, tiang panjang duea (panjang dua) sebesar 24 buah tertata membentuk segi empat dan terletak pada ruangan bagian luar.
Masjid Agung Pondok Tinggi berukuran 30 x 30 meter dengan tinggi bangunan setinggi 100 kaki atau sekitar 30,lima meter berdasarkan lantai dasar hingga ke puncak atap. Dinding masjid terbuat dari kayu dan dihias menggunakan gesekan motif tumbuhan dan mempunyai terali yang berfungsi menjadi jendela. Dilengkapi dengan banyak sekali hiasan motif geometris. Pada setiap sudut dinding masih ada hiasan motif sulur-suluran. Sedangkan lantai masjid terbuat berdasarkan ubin. Masjid ini mempunyai dua buah pintu masuk berdaun ganda yang berhiaskan goresan motif tumpal dan sulur-suluran.
Mihrab masjid terletak pada sebelah barat, berdenah persegi panjang menggunakan ukuran tiga,10 x dua,40 m. Pada bagian depan mihrab masih ada bentuk lengkung yg dihias dengan tabrakan motif geometris dan sulur-suluran, dan tempelan tegel keramik. Keunikan lain menurut masjid ini adalah loka muadzin mengumandangkan adzan terletak pada atas tiang utama masjid. Untuk mencapainya dihubungkan menggunakan tangga berukir motif sulur-suluran & diakhiri sebuah anjung kecil berbentuk bujur kandang yg berukuran 2,60 x dua,60 m dilingkupi pagar berhias ukiran motif tanaman . Panggung mini inilah yg merupakan tempat muadzin berdiri & mengumandangkan adzan. Sedangkan bagian mimbar masjid berukuran 2,40 x dua,80 m, dihias dengan gesekan motif sulur-suluran dan atap berbentuk kubah.
Tabuh Larangan
Mesjid Agung Pondok Tinggi memiliki dua beduk akbar. Yang besar diklaim ?Tabuh Larangan?. Beduk ini dibunyikan, apabila ada peristiwa misalnya kebakaran, banjir, & lain-lain. Beduk akbar ini berukuran : panjang 7,lima m, garis tengah bagian yang dipukul 1,15 m, dan bagian belakang 1, 10 m. Beduk yg kecil berada pada luar mesjid dengan ukuran : panjang 4, 25 m, garis tengah yang dipukul (bagian depan 75 centimeter dan bagian belakang 69 centimeter). Beduk ini dibuat menurut kayu yang sangat akbar, ditarik beramai-ramai berdasarkan rimba, dan dilubangi bergotong-royong.
Foto Foto Masjid Agung Pondok Tinggi
Interior Masjid Agung Pondok Tinggi (Foto :fallenpx.blogspot.com)
detil Mihrab (foto :fallenpx.blogspot.com)
Isra' Mi'raj SMAN 2 Sungai Penuh di adakan pada tanggal 25 Februari 2012 di Masjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh Di hadiri oleh seluruh siswa dan siswi, majelis guru dan staf tata usaha (foto dari sman2-sungaipenuh.sch.id)
salah satu indahnya ukiran kayu di Masjid Agung Pondok Tinggi (foto daritourismjambi.com)
Referensi
jambinews.com - Masjid Agung Pondok Tinggi
tourismjambi.com - Pondok Tinggi Grand Mosque
travel.detik.com - masjid-agung-pondok-tinggi-berdiri-kokoh-di-usia-137-tahun
puti-jasmien.blogspot.com - kecamatan-pondok-tinggi-antara-harapan
ikhwanpcr.blogspot.com - wista-daerah-kerinci-jambi-yang-wajib dikunjungi
jambi-independent.co.id - Melihat Sejarah Masjid Agung Pondok Tinggi
purbakalajambi.budpar.go.id – Masjid Agung Pondok Tinggi
------------------------------------------------
Baca Juga Masjid Masjid di Jambi Lainnya
Masjid Agung Al Falah Jambi, Masjid Seribu Tiang