masjid Agung Mataram Kotagede (foto : blogkotagede)
Arsitektural Masjid Agung Mataram Kotagede
Bangunan inti Masjid Kotagede merupakan bangunan Jawa menggunakan atap limasan. Sedangkan ruangan masjid ini terbadi dua yaitu inti dan serambi. Sebelum memasuki area Masjid, disebelah barat Masjid berdiri gapura akbar yang dianggap Gapura Padureksa. Diatas gapura ini terdapat sebuah hiasan Kala seperti halnya ornamen dekoratif yg banyak dijumpai dalam bangunan candi antik bergaya Hindu.
Di kiri kanan jalan menuju gapura Gapura Padureksa, berjajar sejumlah tempat tinggal tradisional Dondhongan. Ini adalah tempat tinggal famili Dondhong keturunan menurut Nyai Peringgit, para abdi dalem yang bertugas membersihkan laman masjid. Selain Gapura Padureksa pada sisi timur, masih terdapat dua butir gapura sejenis yang masih ada pada sisi utara & selatan. Gapura yang berada di sisi selatan, menghubungkan page Masjid menggunakan kompleks Makam Senopaten.
![]() |
parit yang mengelilingi Masjid Agung Mataram Kotagede (foto : d3ptzz.kandangbuaya) |
Sebuah parit yang mengelilingi masjid akan dijumpai sebelum memasuki bangunan inti masjid. Parit itu di masa lalu digunakan sebagai saluran drainase setelah air digunakan wudhu di sebelah utara masjid. Memasuki halaman di depan serambi akan di temui beberapa pohon sawo kecik serta prasasti pembangunan Masjid berlambang Kasunanan Surakarta.
Bangunan Utama dan Bangunan Tambahan. Bangunan primer masjid berbentuk limasan yg terbuat menurut batu bata, semen, pasir & kayu. Bagian serambinya ditopang sang 26 buah tiang kayu jati. Lantai serambi dari tegel abu-abu. Sedangkan, atap serambi yang berbentuk tumpang terbuat dari sirap. Di serambi ini tersimpan kentongan dan Beduk bantuan gratis menurut Nyai Peringgit.
![]() |
beduk Nyai Pringgit (foto : yogyes.com) |
Bedug yg usianya tidak kalah tua menggunakan masjidnya itu merupakan hadiah berdasarkan Nyai Pringgit yg asal dari desa Dondong (daerah pada Kabupaten Kulon Progo). Atas jasanya menaruh bedug itu, keturunan Nyai Pringgit diberi hak buat menempati wilayah sekitar masjid yang lalu dinamai Dondongan. Sementara bedug pemberiannya, hingga kini masih dibunyikan sebagai penanda ketika sholat. Beduk tadi ukuran panjang 184 sentimeter dengan diameter 85 sentimeter sedangkan kentongannya ukuran panjang 114 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter.
Atap bangunan mesjid bertingkat 2. Atap tersebut terbuat dari kayu dan ditutup dengan genteng. Atap taraf atas berbentuk segi tiga menggunakan sudutnya yg runcing. Sedangkan, atap taraf bawah misalnya segi tiga yang terpotong bagian atasnya. Puncak atap diberi mahkota yg dianggap pataka. Sementara, bangunan tambahan yang masih ada pada kompleks mesjid ini terdapat di sebelah utara bangunan induk. Bangunan tambahan ini dipergunakan sebagai tempat wudlu yang berukuran tiga,47x2,20x1,94 meter dan dilengkapi menggunakan 2 buah kamar mandi. Bangunan ini merupakan output pemugaran karena bangunan yg asli telah rusak.
![]() |
masjid Agung Mataram Kotagede (foto : yogyes.com ) |
Pintu Masjid. Pintu masuk masjid terdapat di sisi timur, utara dan selatan. Ada tiga pintu di sisi timur masjid semuanya terbuat dari kayu jati. Masing-masing pintu dilengkapi dua daun pintu. Pintu utama berada di tengah-tengah. Pada ambang atas pintu utama terdapat tulisan huruf Jawa yang sudah agak aus, namun masih dapat terbaca yang berbunyi : “kamulyaaken tahun Ehe ngademken cipto sawaraning jalmi”. Masih ada lagi pintu masuk di sisi utara dan selatan masing-masing dua pintu yang juga terbuat dari kayu jati. Sedangkan dua pintu di sisi selatan menghubungkan ruang utama dengan tempat wudlu.
Ruang utama. Ruang Utama Masjid ini ukuran panjang 15,22x14,19 meter, ditopang sang empat soko guru utama terbuat berdasarkan kayu jati. Lantai ruang primer ditutup ubin teraso ukuran 30x 30 sentimeter. Dindingnya terbuat dari tembok dengan delapan ventilasi, masing masing enam jendela dilengkapi menggunakan jeruji besi & dua jendela dengan jeruji kayu. Di dalam ruang utama ini masih ada mihrab ukuran panjang 1,60x2,18x2,92 meter. Mihrab itu diperindah dengan tiang semu yang dalam bagian atasnya mempunyai sekumpulan bingkai. Di atas bingkai ini masih ada papan dari kayu jati yg penuh menggunakan ukir-goresan menggunakan motif sulur daun.
![]() |
mimbar masjid Agung Mataram Kotagede (foto : yogyes.com ) |
Mimbar Dari Palembang. Mimbar tua dari kayu berukir di diletakkan dibelah mihrab dalam masjid ini berasal dari Palembang, konon disebutkan bahwa pada saat Sultan Agung menunaikan ibadah haji, ia mampir ke Palembang untuk menjenguk salah satu adipati disana. Sebagai penghargaannya, adipati Palembang memberikan mimbar tersebut. Mimbar itu kini jarang digunakan karena sengaja dijaga agar tidak rusak. Sebagai pengganti mimbar itu, warga setempat menggunakan mimbar kecil untuk kepentingan ibadah sehari-hari.
Mimbar tadi ukuran 2,19x1,40x2,65 meter, berdiri pada atas lapik yang tersusun bertingkat. Lapik paling bawah berukuran dua,50x1,30 meter. Di atasnya terdapat lapik yg lebih masuk ke dalam yang berukuran dua,30x1,15 meter, sedangkan yg paling atas berukuran 2,10x1,05 meter. Bagian bawah mimbar adalah formasi pelipit. Pelipit yg pertama merupakan pelipit rata dan di atasnya adalah pelipit padma.
![]() |
area serambi Masjid Agung Mataram Kotagede (foto : zainazai.blogspot.com) |
Bangunan Pawetren. Di sisi selatan bangunan primer, masih ada ruang shalat spesifik buat jemaah perempuan (pawestren), berukuran 12,50 x 6,50 m. Lantai ruang pawestren dilapis menggunakan ubin teraso. Antara pawestren & ruang utama dihubungkan sebuah pintu.
Makam di Komplek Masjid Kotagede. Di halaman masjid ini ada beberapa bangunan makam yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian depan yang disebut Prabayaksa, bagian tengah (Witana), dan bagian belakang (Tajug). Bangunan Prabayaksa dikelola oleh keraton Surakarta, sedangkan bangunan Witana dan Tajug dikelola oleh keraton Yokyakarta.
![]() |
interior masjid Agung Mataram Kotagede (foto : nurrahmanarif) |
Di pada bangunan Prabayaksa masih ada 64 makam yang keliru satunya adalah makam Sultan Sedo Ing Krapyak. Di pada bangunan Witana terdapat 15 makam yang di antaranya merupakan makam Kyai dan Nyai Ageng Senopati, & makam Ki Juru Mertani. Sedangkan, di dalam bangunan Tajug hanya terdapat tiga buah makam, yaitu: makam Nyai Ageng Enis, makam Pangeran Joyoprono, & makam Datuk Palembang.
Makam yg terbagi 2. Selain makam-makam tadi ada satu makam lagi, yaitu makam Ki Ageng Mangir Wonoboyo yang letaknya sebagian pada pada & sebagian lagi diluar bangunan Prabayaksa. Hal ini memberi makna bahwa Ki Ageng Mangir adalah seorang musuh, namun pada interaksi keluarga dia diterima menjadi menantu Panembahan Senopati. Konon, sewaktu Ki Ageng Mangir akan dimakamkan, rombongan yg mengangkut jenazahnya nir diperkenankan melalui gapura dan nir boleh semua jasadnya dimakamkan pada dalam kompleks masjid ini. Oleh karenanya, sebagian tembok yg berada pada sisi utara kompleks masjid terpaksa dirobohkan untuk mengubur jasad Ki Ageng Mangir.
![]() |
Benda Cagar Budaya (foto :nurrahmanarif) |
Tembok yang mengelilingi bangunan masjid memiliki dua karakter yang berbeda karena memang dibangun oleh dua tokoh yang berbeda. Tembok bagian kiri terdiri dari batu bata yang ukurannya lebih besar, warna yang lebih merah, serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa, dibangun pada masa Sultan Agung tanpa bahan semen melainkan menggunakan perekat dari air aren yang dapat membatu sehingga lebih kuat. Sementara tembok yang lain memiliki batu bata berwarna agak muda, ukuran lebih kecil, dan polos. merupakan hasil renovasi Paku Buwono X.
Aktivitas Masjid Agung Mataram Kotagede
Masjid yang usianya telah ratusan tahun itu hingga kini masih terlihat hayati. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan. Jika datang saat waktu sholat, akan ditinjau puluhan rakyat menunaikan ibadah. Di luar saat sholat, poly rakyat yg memakai masjid buat loka berkomunikasi, belajar Al Qur'an, & lain-lain.
![]() |
lampu gantung antik di Masjid Agung Mataram Kotagede (foto : zainazai.blogspot.com) |
Selain itu, masjid ini juga selalu dikunci kedap dan hanya akan dibuka ketika datang menjelang waktu shalat. Dan sehabis terselesaikan ketika shalat pintunya akan balik dikunci. Tujuannya, tidak lain merupakan demi menjaga keamanan barang inventaris masjid. Karena, berdasar pengalaman, telah sering terjadi masalah kehilangan di pada masjid. Mulai menurut buku Alqur?An hingga perangkat sound system atau peralatan pengeras suara.
Kembali ke Bagian 2
Kembali ke Bagian 1
Referensi
id.berita.yahoo.com – mengolah iman di masjid kotagede
gudeg.net – masjid agung mataram kotagede
kotajogja.com - Masjid-Kotagede
salamgowes.wordpress.com - masjid-kotagede-tiga-agama-dalam-satu-bangunan
uun-halimah.blogspot.com - masjid-besar-mataram-kotagede-daerah
----------------------------
Baca Juga Masjid Masjid pada Yogyakarta Lainnya
Masjid Pathok Negara Sulthoni Ploso KuningôMasjid Pathok Negara Taqwa WonokromoôMasjid Pathok Negara Nurul HudaôMasjid Pathok Negara Ad-Darojat BabadanôMasjid Jami Nur MlangiôMasjid Gedhe Kauman YogyakartaôMasjid Syuhada Kotabaru - YogyakartaôMasjid Agung Mataram Kotagede Bagian IôMasjid Agung Mataram Bagian 2ô
Artikel Terkait
Masjid Jami al-Mansyur Sawah Lio - JakartaôMasjid Al-Ma’mur Tanah Abang Jakartaô Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur, JakartaôMasjid Agung Karawang Bagian I dan Bagian IIô