Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) - Islami Pedia
News Update
Loading...

Monday, September 28, 2020

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

Masjid Agung Jawa Tengah (foto dari panoramio)

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang menambah lagi khasanah arsitektural masjid masjid Indonesia dengan arsitekturalnya yang cukup unik dengan memadukan arsitektural jawa dengan arsitektural Eropa serta arsitektural masjid universal ke dalam satu bangunan masjid dengan bentuk yang begitu elok dilengkapi fitur masjid modern abad ke 21. Bentuk atap seperti atap MAJT ini mirip dengan atap Masjid Raya Al-Bantani, Banten dan atap Masjid Akbar di kawasan bekas bandara Kemayoran Jakarta Pusat, perpaduan bentuk atap yang unik tapi tak serupa juga dapat ditemui di Masjid Muammar Qaddafy, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah. Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.

Lokasi Masjid Agung Jawa Tengah

Jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo

Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang

Jawa Tengah - Indonesia

View Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) in a larger map

Sejarah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya lahan tanah yang merupakan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang kepada masyarakat muslim Semarang setelah melalui perjuangan panjang sejak tahun 1980. Kembalinya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang inilah yang menjadi latar belakang sejarah pendirian Masjid Agung Jawa Tengah.

Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119,127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.

MAJT dengan payungnya yang terkembang (foto dari panoramio)

Akhirnya disepakati menciptakan tim terpadu pengembaliah banda wakaf Masjid Agung Kauman Semarang yg dimotori sang Mayir Jendral TNI Mardiyanto selaku Pangdam IV Diponegoro & ketua Badan Koordinasi Stabilitas Nasional Daerah (Bakortanasda) Jawa Tengah. Sedangkan ketua tim terpadu dijabat oleh Kol.Bambang Sugiyarto kemudian dilanjutkan sang Kol. Art. Slamet Prayitno yg menjabat Badan Kesbang & Linmas Jawa Tengah.

MAJT (foto dari Panoramio)

Akhirnya lepas 8 Juli 2000, Tjipto Siswoyo menyerahkan sertifikat tanah seluas 69,dua ha yg

dikuasainya kepada Pangdam IV Diponegoro Mayjen Tentara Nasional Indonesia Bibit Waluyo selaku Ketua Bakortanasda Jawa Tengah, yang selanjutnya diserahkan kepada Gubernur Mardiyanto.

Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah

Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah yg terdiri atas unsur Pemerintahan Propinsi, Majelis Ulama Indonesia, Masjid Besar Kauman Semarang, Departemen Agama, Departemen Pekerjaan Umum, Organisasi Kemasyarakatan Islam, Pemerintah Kota, dan Cendekiawan.

Tim ini yang kemudian lebih dikenal sebagai Panitia Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), bekerja keras menanggulangi kasus-masalah baik yg mendasar maupun teknis. Berkat niat yg luhur & silaturahmi yg erat, dalam ketika kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok telah dapat ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan menurut APBD sang DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan huma tapak dan program ruang.

dibalik pilar koloseum (panoramio)

Pada bulan September 2001, Panitia berhasil menerbitkan sebuah dokumen teknis yg menjadi kerangaka acuan kerja bagi para peserta sayembara. Masjid ini diperlukan menjadi pusat pelayanan ibadah dan kemasyarakatan, sekaligus sentra pelayanan ibadah & kemasyarakatan, sekaligus pusat pendiidkan dakwah islam ,silaturahmi & komunikasi global islam selain itu masjid tersebut jua diharapkan bisa menjadi sentra penemuan pemikiran islam dan sentra pemberdayaan ekonomi umat. Lingkup pelayanan yang dikehendaki adalah Jawa Tengah, bertempat di Semarang. Lantaran skala ukurannya tersebut, Masjid Agung Jawa Tengah wajib pula menjadi tuntunan atau landmark kota. Untuk itu bentuk masjid haruslah mengikuti perkembangan jaman sekaligus menyiratkan jiwa napas Jawa Tengah.

Proses Pembangunan MAJT

Pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz & Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut jua dihadiri sang tujuh duta besar berdasarkan Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata & perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tadi. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pancang tersebut, dilaksanakanlah pengajian dan mujahadah sang kiai-kiai karismatik misalnya KH. Munif Zuhri dari Girikusumo, KH. Baqoh Arifin menurut Kajoran, KH. Habib Luthfi dari Pekalongan dan lain-lain.

Batu prasasti pelantikan MAJT

(panoramio)

Akhirnya umat islam di Jawa tengah patut berbangga bahwa pada akhirnya mereka bisa memiliki masjid agung yg megah dan indah, diresmikan pada lepas 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid menggunakan luas areal tanah 10 Hektar & luas bangunan induk buat shalat 7.669 meter persegi secara holistik pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000.

Meskipun baru diresmikan dalam lepas 14 Nopember 2006, tetapi masjid ini telah difungsikan buat ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini sudah dipakai ibadah shalat jum?At buat pertama kalinya dalam tanggal 19 Maret 2004 menggunakan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para ulama, kyai, cendekiawan, dan umat Islam buat membuahkan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai pusat keunggulan dakwah dan siar Islam. Hal itu disampaikan Presiden pada sambutannya waktu meresmikan Masjid Agung Jawa Tengah. Hadir pula Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendagri M. Ma'ruf, & Gubernur Jateng Mardiyanto.

Usai peresmian, Presiden beserta Ibu Negara & rombongan terbatas mengadakan peninjauan ke dalam masjid dan melihat maket serta fasilitas yang dimiliki, dipandu Ahmad Fatani selaku desainer menurut Masjid ini.

Biaya pembangunan MAJT : Rp 198.692.340.000.

Biaya pembangunan jalan tembus ke jalan Soekarno-Hatta : Rp 6,8 miliar

Lua area Masjid Agung Jawa Tengah : lebih kurang 10 hektar

Luas bangunan induk seluas 7.669 m2

Kapasitas bangunan induk : 6.000 jamaah.

Luas Pelatarannya 7.500 m2, dilengkapi 6 payung super besar

Kapasitas pelataran masjid : 10.000 jamaah.

Kapasitas bangunan sayap kanan : 2000 jemaah

Kapasitas wisma penginapan : 23 Kamar

Tinggi menara : 99 meter

Jemaah MAJT (foto dari anasyith)

Arsitektural MAJT

Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitekrural adonan Jawa, Islam & Romawi. Diarsiteki sang Ir. H. Ahmad Fanani dari PT. Atelier Enam Bandung yg memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001. Bangunan primer masjid beratap limas spesial bangunan Jawa tetapi dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah akbar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing dengan tinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap menggunakan satu menara terpisah berdasarkan bangunan masjid setinggi 99 meter.

Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid. Pilar pilar bergaya koloseum Athena pada Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, pada gerbang ditulis 2 kalimat syahadat, dalam bidang datar tertulis huruf Arab Melayu ?Sucining Guno Gapuraning Gusti?.

Perpaduan dua arsitektural pada atap MAJT (dimaspriambada)

Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yg tingginya 99 meter. Bagian dasar menurut menara ini terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 & lantai tiga dipakai menjadi Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 masih ada Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat. Lantai 19 buat menara pandang, dilengkapi lima teropong yang bisa melihat kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H kemudian, teropong di masjid ini buat pertama kalinya dipakai buat melihat Rukyatul Hilal sang Tim Rukyah Jawa Tengah menggunakan menggunakan teropong canggih dari Boscha.

menara dan pilar bergaya koloseum Romawi di MAJT (faridzkomar)

MAJT dilengkapi menggunakan beberapa jalan akses. Satu jalan akses primer ke ruas Jalan Gajah Raya yang adalah jalan akses pertama MAJT, lalu dilanjutkan dengan pembangunan jalan akses ke Jalan Soekarno Hatta sepanjang 750 meter yang dibangun sebagai persiapan peresmian MAJT sang presiden SBY 14 November 2006 silam. Berikutnya, akan dibuat juga akses baru melalui Jl Jolotundo dan akses belakang menuju Jembatan Kartini & jalan Citarum.

Pendanaan Pengelolaan MAJT

MAJT adalah galat satu mega proyek pada propinsi Jawa Tengah & membutuhkan dana tidak sedikit buat pemeliharaannya. Pendanaan tersebut akan ditanggung pada APBD provinsi Jateng hingga dua tahun sehabis serah terima ke pengelola dan selanjutnya diperlukan MAJT sudah bisa membiayai operasionalnya sendiri dari asal dana berdikari menurut output pengelolaan fasilitas yang dimilikinya misalnya pemanfaatan convention hall, wisma penginapan, menara pandang, serta fasilitas lain yang dimiliki MAJT, bisa digali asal-sumber pendapatan itu. Mulai 2008, MAJT nir akan mengganggu lagi APBD. Bahkan, mulai 2008 mampu menyantuni masjid-masjid lain.

Interior MAJT (foto dari seputarsemarang)

Susunan Pengurus MASA BAKTI 2009 - 2012

Pembina : H. Mardiyanto, H. Bibit Waluyo dan H. Masyhudi

9 orang dewan penasihat diketuai oleh H. M.A Sahal Mahfudz

8 orang dewan pengawas diketuai sang KH. Masruri Mughni

Pengelola MAJT terdiri menurut :

Ketua : Drs. H. Ali Mufiz, ditambah dengan MPA,

Wakil ketua I : Dr. H. Noor Achmad, MA

Wakil Ketua II : Prof. DR. H. Ali Mansur, SH. M.Hum

Sekretaris : Drs. H. Agus Fathuddin Yusuf

Wakil Sekretaris : Drs. Muchsin Jamil

Bendahara : Hj. Gatyt Sari Chotijah, SH

Wakil Bendahara : Hj. Sofiana Subarakah

Pengelolaan MAJT dilengkapi menggunakan beberapa bidang yaitu :

Bidang Ketakmiran : Prof. DR. H. Muhtarom. HM,

Sub Bidang peribadatan : KH. Ubaidillah Shodaqoh,

Sub Bidang Pendidikan, dakwah & Wanita : Drs. KH. Ahmad Hadlor Ikhsan,

Sub Budang Kemasyarakatan : Drs. H. Rozihan, SH,

Sub Budang PHBI : Muhaimin, S.Sos,

Bidang Usaha : Ir. h. Khamad Ma'sumah,

Sub Bidang Kerjasama : Kukrit Suryo Wicaksono, MBA,

Sub Bidang Aset : Ir. H. Djatmiko Waluyono,

Sub Bidang umum dan Ketertiban : Drs. Kombes Pol. H. Chasanan, SH, MBA, dan

Sub Budang Humas : Drs. H. Abdul Wahid, SH

MAJT memiliki 4 orang Imam Besar yang kesemuanya adalah hafiz Al-qur’an dengan gaya bacaan ala Masjidil Haram Makkah Almukarramah, yaitu (1) KH Ulil Abshar Alhafidz dari Jepara (2). KH Zaenuri Ahmad Alhafidz dari Salatiga (3). KH Ahmad Thoha Alhafidz dari Pekalongan, dan (4). KH Muhaimin Alhafidz dari Semarang.

nice pict of MAJT from flickr
Fasilitas MAJT

Luas tanah kompleks MAJT 10 hektar, Luas bangunan MAJT 7,669 m2, kran wudhu pria 93 wanita 56, kran gedung sayap kanan 50 buah, gedung sayap kiri 20 buah, jumlah total 219 kran, urinoir VIP 14, urinoir umum 16, WC pria 8 buah wanita 8 buah, kamar mandi pria 6 buah wanita 6 buah, washtafel 4 pria 4 wanita, 1 ruang imam, 1 ruang transit, 1 kantor sekretariat MAJT, 1 ruang sidang dan Parkir VIP kapasitas 6 mobil

Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter terdiri dari : lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT, lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 rumah makan berputar, lantai 19 Gardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat al-hilal.

Pusat penampungan pedagang : Souvenir shop, Sebanyak 70 kios, Pedagang makanan, Toilet Umum 2 buah untuk wanita dan 2 buah untuk pria.

Ruang perkantoran, Luas total 2100 m2, Jumlah perkantoran 19 unit, Hall 200 m2, Fasilitas lain berupa AC, Telepon Telkom, Listrik PLN / Genset

Ruang perpustakaan : Luas 1650 m2, Counter desk 1 buah, Toilet 1 buah di lantai 1 dan 1 buah di lantai 2, Ruangan perpustakaan yang mempunyai fasilitas AC sebanyak 2 buah.

Area parkir, Bus 30 buah, Kapasitas mobil 680 buah, Sepeda motor 670 buah.

Pertamanan : Luas 48.500 m2, Sektor pintu gerbang, Sektor Selatan Convention Hall, Sektor Sebelah utara perpustakaan, Sektor Belakang Masjid, Sektor Timur Rumah Kyai

Listrik : Kebutuhan daya listrik 685 KVA, Konsumsi listrik perbulan Rp. 30.000.000, Listrik yang sekarang sudah ada 105 KVA, Biaya listrik sekarang Rp. 14.000.000,-

Fasilitas Water Supply : Sumur 1 buah, Tower dengan kapasitas 25 m3, Tinggi tower 30 m, Pompa air 1 buah berkekuatan 3 HP / PK.

Museum MAJT di lantai dua menara (foto dariseputarsemarang)
Dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi, Tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik dibuka setiap shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, namun jika pengunjung ada yang ingin melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid.

MAJT memiliki koleksi Al Quran raksasa berukuran 145 x 95 cm². Ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin, dari Pondok Pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Lokasi berada di dalam ruang utama tempat shalat.

Beduk raksasa berukuran panjang 310 cm, diameter 220 cm. Merupakan replika beduk Pendowo Purworejo. Dibuat oleh para santri pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, asuhan KH Ahmad Sobri, menggunakan kulit lembu Australia.

Tongkat khatib MAJT merupakan tongkat pemberian Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darusalam. 

Video Masjid Agung Jawa Tengah

Foto Foto Masjid Agung Jawa Tengah

Approach to MAJT (foto dariseputarsemarang)
Puncak menara MAJT (coretanpetualang)
Di atas menara MAJT (foto dariseputarsemarang)
interior MAJT (foto daridimaspriambada)
Atap Limas plus kubah dan 4 menara dengan payung di pelataran

Referensi

situs resmi majt – www.majt.org

semarangtourism.info – masjid agung jawa tengah.pdf

suaramerdeka 30 Juli (di forum agraria) – ditemukan tanah wakaf yg “raib”

bwi.or.id - Penghargaan Gubernur untuk Pengembangan Wakaf

eprints.undip – penyelesaian sengketa tanah wakaf, studi terhadap tanah wakaf banda masjid agung semarang

---------------------------------ooOOOoo-----------------------------------

Baca juga artikel masjid lainnya

Masjid Raya Al-Bantani, Banten

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS)

Masjid Agung Al-Barkah Kota Bekasi

Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri, Depok

Masjid Muammar Qaddafy, Sentul, Bogor

Masjid Al-Mujahidin Cibarusah Pangkal Perjuangan Laskar Hisbullah

Masjid Mantingan, Jepara

Masjid Saka Tunggal, Masjid Tertua di Indonesia

Masjid Besar Kauman Semarang

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done