Masjid Selimiye Edirne, Turki - Islami Pedia
News Update
Loading...

Monday, May 25, 2020

Masjid Selimiye Edirne, Turki

Masjid Selimiye, Edirne, Turki (foto dari mujgan istanbul di panoramio)

Masjid Selimiye atau dalam Turki disebut menggunakan Selimiye Camii & dalam Bahasa Arab diklaim dengan Jami? Salimiyah, adalah masjid bersejarah peninggalan emperium Usmaniyah (Turki Usmani) di kota Edirne. Masjid ini dibangun atas perintah Sultan Selim II karenanya dinamai Masjid Selimiye. Pembangunannya dilaksanakan antara tahun 1568 sampai 1574 & didesain sang arsitek Mimar Sinan.

Masjid Selimiye adalah galat satu dari mahakarrya Mimar Sinan yg dikenal sebagai arsitek terbesar emperium Usmaniyah. Bangunan masjid ini pernah dikonservasi tahun 1954-1971 & masih berfungsi sampai hari. Sebagai sebuah mahakarya masjid ini diabdikan pada lembaran uang kertas pecahan 10.000 lira Turki lira dari 1982-1995. Komplek Masjid Selimiye ini jua sudah didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dalam tahun 2011.

Keseluruhan komplek masjid ini misalnya komplek masjid masjid Turki lainnya dianggap sebagai K?Lliye, semacam Islamic Center, terdiri menurut bangunan masjid sebagai pusatnya di dukung dengan bangunan bangunan lainnya termasuk kompleks madrasah, perpustakaan, rumah sakit, & Hamam (pemandian umum spesial Turki). Ditambah lagi menggunakan Pusat pengkajian & pembelajaran Hadist, tempat kerja pengurus & pengelola serta jejeran pertokoan.

Karya Monumental Mimar Sinan

Karya Mimar Sinan memang dikenal luas menjadi ciri spesial dari masjid masjid dari era Emperium Usmaniyah menggunakan ciri yg sangat kental dan pribadi dapat dikenali menurut bentuk & bentuk bangunan masjidnya. Hampir keseluruhan masjid masjid akbar dari era ini ditandai menggunakan bangunan masjid yg tinggi besar , kubah ukuran besar mendominasi atap bangunan masjid dan menara yg ramping menjulang tinggi & runcing seperti sebatang pensil.

Kubah Masjid Selimiye ini didesain dengan bentuk kubah bertingkat taraf, kubah utama ditopang sang beberapa bangun semi kubah. Kubah primer masjid ini setinggi 43,24 meter menggunakan diameter 32,25 meter, sedangkan beratnya mencapai 2000 ton. Struktur atapnya yang bertingkat tingkat ini, menurut luar tampak seakan berdinding berlapis lapis dengan beberapa penopang dinding berukuran besar disetiap sisi & sudut bangunan. Dibagian atas nya diletakkan kubah berukuran lebih mini . Struktur ini sebenarnya adalah struktur penyanggah atap masjid, struktur dindingnya yang tampak berlapis dibangun menggunakan keperluan buat menunda beban 2000 ton struktur atap betonnya.

Begitupun dengan lengkungan lengkunan besar yang tampak baik dari luar juga dari dalam masjid juga adalah struktur penyanggah atap, semacam tiang gantung buat menahan beban struktur diatasnya. Di setiap sisi bawah lengkungan akbar tersebut ditempatkan ventilasi jendela kaca ukuran besar selain sebagai sumber cahaya & estetika namun jua berfungsi buat mengesankan ruangan yg lebih akbar dari aslinya. Total keseluruhan terdapat 384 Jendela pada masjid ini sehingga, pencahayaan pada masjid Selimiye ini diklaim sebut lebih baik dibandingkan dengan di (masjid) Hagia Sophia & Masjid Sulaymaniye.

Masjid Selimiye, Edirne, Turki (foto ahmet sertturk di panoramio)

Menara & Pelataran

Masjid Selimiye mempunyai empat menara tinggi yang dibuat begitu ramping menjulang seakan menusuk langit. Menara menara ini pada masanya memang digunakan menjadi loka muazin mengumandangkan azan menurut balkoni yg sengaja dibangun buat keperluan itu. Dimasa kini hal tadi telah digantikan menggunakan sistem tata suara elektronika sebagai akibatnya muazin nir lagi perlu memanjat menara saat akan mengumandangkan azan.

Masjid Selimiye mempunyai pelataran tengah yang terbuka yg berada pada lingkungan masjid dikelilingi serangkaian koridor beratap kubah kubah ukuran kecil, area ini juga adalah area sholat tambahan pada saat ruang sholat di dalam masjid sudah tidak bisa menampung keseluruhan Jemaah.

Jika di tanah jawa pelataran tengah ini semacam alun alun, tetapi alun alun memiliki multi fungsi sedangkan area pelataran di masjid ini hanya buat keperluan peribadatan, meski diluar ketika sholat memang kerap kali dipakai sang para Jemaah buat bersantai di ruang terbuka.

Interior Masjid Selimiye

Area pelataran tengah pada penguasaan oleh bentuk bentuk lengkungan yg menghubungkan antar pilar pilar beton dan pilar pilar batu pualam. Corak rona batu lengkungannya belang belang mengingatkan dalam pola yang sama pada istana Alhambra dan Cordoba pada Spayol yg dibangun dalam masa Abasiyah. Corak demikian pula bisa ditemukan di Masjidil Haram yang dalam masanya memang pernah berada di bawah kekuasaan Emperium Usmaniyah . Corak demikian itu lalu menyebar keseantero masjid pada aneka macam belahan dunia termasuk pada Indonesia.

Hampir setiap detil bangunan masjid ini ditangani menggunakan cermat, begitu banyak profil menurut batu batu alam yg digunakan buat memperindah masjid ini, bahkan sekujur empat badan menaranya di hais dengan batu alam berprofil hingga ke ujung menara.

Mimar Sinan menyelaraskan dengan apik setiap transisi rendezvous antar struktur dengan seni Muqornas berupa goresan batu alam berbentuk stalaktit (bantu menggantung) menggunakan denah sarang lebah, butuh ketelitian yang kesabaran yang tinggi pada proses pembuatan semua karya seni tadi dalam zaman dimana proses pertukangan juga manufaktur menggunakan teknologi permesinan belum secanggih waktu ini.

Aerial view Masjid Selimiye

Kubah utama masjid yg ukuran akbar di atapnya itu membentuk ruang primer di bawahnya pada pada masjid, sedangkan bangun semi kubah yang berada dibawah kubah primer menghasilkan ruang ruang ceruk berukuran akbar di ke empat sisi di dalam masjid, galat satu cerukan itu kemudian pada-olah sedemikian rupa buat difungsikan menjadi mihrab. Sisi yang berseberangan menjadi loka pintu utama sedangkan dua sisi di kiri dan kanan menjadi pintu samping.

Mihrab, Mimbar dan Mahfil

Mihrab pada masjid ini dibangun misalnya sebuah gapura paduraksa berukuran akbar yg melekat ke tembok, dibuat menurut bahan batu berukir, ruang mihrabnya berupa cerukan ke dalam tembok dengan dua bentuk pilar pada sisi kiri & kanannya. Mimbarnya dibangun cukup tinggi sebagai tempat khatib menyampaikan kutbah, lokasinya nir disamping mihrab tapi justru berada agak ke tengah di samping pilar akbar sebelah kanan.

Di depan mimbar ini sempurna dibawah kubah primer, dibangun satu tempat spesifik berupa panggung berukir menjadi tempat muazin meneruskan suara imam supaya terdengar oleh semua Jemaah. Jangan lupa dalam masa itu belum ada perangkat pengeras bunyi. Tempat ini pada Bahasa Turki dianggap Mahfill.

Referensi

http://mimbarislam.Com/khazanah/sejarah/masjid-selimiye-saksi-bisu-interaksi-ottoman-aceh/

https://id.Wikipedia.Org/wiki/Masjid_Selimiye

http://bangka.Tribunnews.Com/2015/12/25/wow-berat-kubah-masjid-selimiye-peninggalan-ottoman-ini-2000-ton

Baca Juga

Masjid Ortakoy Istanbul

Masjid ?Taman Surga? Hamidiye Kirsehir

Masjid Zagan Pasha Balikesir

Masjid Ey?P Sultan, Istanbul

Masjid Hijau (Yesil Cami) Bursai

Ulu Cami, Masjid Agung Bursa

(Masjid) Hagia Sophia Istanbul

Masjid Sarang Singa, Tertua pada Turki

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done