Masjid Al-Ghamamah adalah salah satu masjid bersejarah di kota Madinah, Arab Saudi. Lokasi masjid ini berada sekitar 300 meter sebelah barat daya Masjid Nabawi, tak bejauhan dengan Masjid Abu Bakar Siddiq R.A dan Masjid Ali Bin Abi Thalib R.A. Bangunan masjid ini dibangun untuk mengenang beberapa peristiwa penting dimasa kehidupan Rosulullah S.A.W. dan peristiwa peristiwa penting tersebut juga yang hingga kini melekat sebagai nama masjid ini.
Masjid ini beserta masjid masjid bersejarah yang berada disekitar Masjid Nabawi lainnya sempat pada kabarkan banyak sekali media, akan di gusur sang pemerintah Arab Saudi pada rangka proyek perluasan Masjid Nabawi. Hal tadi lebih kepada ke khawatiran akan lenyapnya situ situs sejarah Islam disana misalnya yg telah dilansir berbagai media bagaimana mega proyek perluasan Masjidil Haram pada kota Mekah sudah mengakibatkan lenyapnya situs situs sejarah disana.
Tetapi, sampai goresan pena ini kami muat, masjid masjid bersejarah disekitar Masjid Nabawi masih berdiri kokoh ditempatnya dengan bentuk aslinya & pemerintah Arab Saudi pula sudah melakukan langkah langkah perlindungan terhadap bangunan bangunan tersebut termasuk renovasi dan penataan kawasan disekitarnya bersamaan menggunakan proyek perluasan Masjid Nabawi.
Lokasi Masjid Al-Ghamamah saat ini hanya terpaut beberapa meter dari sudut barat daya areal pelataran Masjid Nabawi paska perluasan. Sehingga komplek Masjid Nabawi pun terlihat jelas dari masjid ini begitupun sebaliknya. Lokasi masjid Al-Ghamamah juga berdekatan dengan dua masjid bersejarah lainnya yakni Masjid AbuBakar Sidik dan Masjid Sahabat Ali bin Abi Thalib.
Nama & Sejarah Masjid Al-Ghamamah
Disebut menjadi masjid Al-Ghamamah yg berarti awan mendung, di lahan masjid ini berdiri adalah loka Rosulullah S.A.W melaksanakan Sholat Istisqo? Buat memohon kepada Allah supaya diturunkan hujan. Dan segera sehabis pelaksanaan sholat awan mendung pun datang menggelayut disusul dengan turun-nya hujan. Itu sebabnya sampai kini masjid ini diklaim Masjid Al-Ghamamah, mengabadikan insiden pada masa Rosulullah tersebut.
![]() |
Masjid Al-Ghomamah paska renovasi bersamaan menggunakan proyek ekspansi Masjid Nabawi. |
Masjid ini jua disebut sebagai masjid Id atau masjid Hari Raya, karena dalam sejarahnya, lokasi tempat masjid ini berdiri adalah loka Nabi Muhammad S.A.W melaksanakan sholat hari raya pada empat tahun terahir kehidupan Beliau. Perlu di ketahui bahwa pada masa Rosulullah pada tempat ini hanyalah tanah lapang yang dia pakai buat melaksanakan sholat, belum berbentuk sebuah bangunan masjid.
Di lokasi ini atau di lokasi yg berdekatan menggunakan lokasi masjid ini, Rosulullah S.A.W pernah melaksanakan sholat jenazah bagi Najashi. Beliau adalah Kaisar Aksum pada Abbysinia (sekarang Ethiopia). Dalam riwayat disebutkan bahwa Najashi adalah seorang raja di kerajaan Aksum di Ethiopia yang beragama Kristen, tetapi menyambut baik kedatangan kaum muslimin yg mengungsi ke negerinya menghindar berdasarkan kekejaman kafir Quraisy Mekah. Dikemudian hari Najashi pun berikrar masuk Islam.
Ketika Najashi wafat, tidak terdapat siapapun yang bersedia memimpin sholat jenazah baginya & kemudian Rosulullah yang men-sholatkan dia secara ghaib. Peristiwa ini merupakan satu satunya insiden Rosulullah melakukan sholat ghaib atau sholat jenazah tanpa kehadiran menurut jenazah yg pada sholatkan.
![]() |
Di latar belakang terlihat jelas masjid Nabawi & pelatarannya selesainya proyek ekspansi, tampak gemerlap dengan lampu lampu yg menyinarinya di malam hari. |
Peristiwa tadi terekam dalam galat satu hadist Rosulullah;
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengumumkan kematian Al-Najasyi dalam hari kematiannya. Kemudian, beliau keluar menuju tempat shalat. Lalu, beliau membariskan shaf, lalu bertakbir empat kali. (HR Bukhari dan Muslim).
Pembangunan Masjid Al-Ghamamah
Masjid Al-Ghamamah pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada Madinah antara tahun 89 sampai tahun 93 Hijriah (jangan sampai keliru dengan Khalifah Umar Bin Khattab). Bangunan tersebut lalu direnovasi sang Sultan dinasti Mamluk, Sultan Hasan bin Muhammad bin Qalawan Ash-Shalihi sebelum tahun 761 Hijriah. Kemudian pemugaran pemugaran oleh Syarif Saifuddin Inal Al-Ala'i pada tahun 861 Hijriah.
Setelah itu, Sultan Abdul Majid I semasa kekuasaan Khalifah Islamiyah di Istabul ? Turki dalam tahun 1275 Hijriah / 1859 melakukan renovasi ke bentuk masjidnya misalnya saat ini, selain pemugaran-perbaikan yang dilakukan sang Sultan Abdul Hamid & di renovasi kembali oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud, selaku Raja Saudi Arabia.
![]() |
Payung payung sedang mekar di pelataran Masjid Nabawi, tampak pada latar belakang masjid Al-Ghamamah. |
Masjid Al-Ghamamah balik direnovasi secara menyeluruh sang pemerintah Arab Saudi bersamaan dengan perluasan Masjid Nabawi menggunakan membentuk & menata kawasan disekitar masjid ini yang disinkronkan menggunakan Masjid Nabawi, yang pelataran sisi selatan-nya sekarang sudah sangat dekat dengan masjid Al-Ghamamah, karena itu Masjid Al-Ghamamah ini nir lagi digunakan buat penyelenggaraan sholat 5 ketika yg telah dialihkan ke Masjid Nabawi.
Arsitektur Masjid Al-Ghamamah
Masjid Al-Ghamamah ini dibangun pada arsitektur bangunan masjid bergaya klasik, tidak seutuhnya bergaya usmani meski sempat berada di bawah kekuasaan dinasti Turki Usmani. Denah bangunannya berbentuk persegi panjang, terdiri menurut dua bagian; bagian beranda dan ruang shalat utama. Berandanya berbentuk persegi panjang menggunakan panjang 26 meter & lebar empat meter, di bagian atapnya dilengkapi menggunakan 5 kubah, dilengkapi menggunakan lengkungan lengkungan.
Ruang sholat berukuran panjang 30 meter dan lebar 15 meter, ruangannya seolah terbadi 2 oleh jejeran pilar pilar berlengkung penyanggah struktur atap. Bagian atapnya masih ada enam kubah, atap masjid dibangun lebih tinggi dibandingkan atap bagian berandanya. Enam kubah diatap masjid ini dibangun dua jejer dengan kubah paling besar berada di bagian atas area mihrab yang menghadap ke selatan. Karena posisi Kota Madinah berada disebelah utara menurut Ka?Bah di kota Mekah, arah kiblat masjid ini menghadap ke selatan.
![]() |
Gaya bangunan masjid masjid tua Turki sangat kental dalam gaya bangunan Masjid Al-Ghamamah karena memang dibangun dalam masa kekuasaan Turki Usmani. |
Bentuk jendela nya sangat khas, gugusan 2 ventilasi dengan permukaan berbentuk oval dibagian atasnya ditempatkan satu jendela bulat. Padanan jendela ventilasi ini ditempatkan di seluruh sisi masjid. Pintunya dibuat dari kayu yang dihias ukiran khat Utsmani. Masjid Al-Ghamamah dilengkapi dengan satu menara yg dibangun menyatu menggunakan bagian masjid di pojok barat bahari bangunan utama.
Secara keseluruhan sisi luar Masjid Al-Ghamamah dihiasi dengan lapisan batu basal hitam. Sementara itu, bagian atas kubahnya dipoles dengan warna putih. Di bagian pada, dinding dan cekungan kubah dipoles menggunakan rona putih. Tiang-tiang penyangga masjid dipoles menggunakan warna hitam sehingga memberikan pemandangan latif dalam masjid menggunakan 2 rona yg harmonis***.
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di@masjidinfo dan@masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Referensi
https://ne3matullah.wordpress.com/2010/07/04/masjid-ghamama/
http://www.islamiclandmarks.com/madinah-other/masjid-ghamama
Baca Juga
Masjid Abu Bakar Siddiq R.A Madinah
Ada Apa Dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi (Bagian-2)
Ada Apa Dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi (Bagian-1)